PART 16

1K 135 25
                                    

Edelweiss mengerjap

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Edelweiss mengerjap. Sinar mentari pagi yang menyusup melalui tirai jendela cukup menyilaukan mata. Rupanya, hari sudah pagi. Ah, tidur malam yang sangat nyenyak. Hawa dingin terasa menusuk kulit tetapi selimut bulu yang membungkus tubuhnya cukup membuatnya hangat. Mungkin Edelweiss perlu bertanya pada Rebecca, apa merk selimut di kamar villa ini. Nanti Edelweiss bisa meminta Dad untuk membelikan merk yang sama.

Wait! Tetapi rasanya bukan hanya selimut yang membuat tidurnya sangat nyaman saat ini. Embusan napas hangat di belakang tengkuknya dan ... lengan kekar yang mendekapnya dari belakang? Edelweiss menahan napas, menyentuh lengan kekar yang melingkar di pinggangnya. Mendadak jantungnya berdetak kencang.

Seingatnya, semalam ia tidur seranjang dengan Leandro setelah lelaki itu membuat sebuah pembatas dari sebuah guling. Jika benar Leandro sedang mendekap tubuhnya, lalu di mana guling itu? Mata Edelweiss membelalak lebar ketika melihat guling berwarna itu berada di depannya. Bagaimana mungkin dia bisa melewati batas wilayah yang sudah mereka buat dan saat ini ia berada di wilayah kekuasaan Leandro?

Sebelum Leandro terbangun, Edelweiss harus buru-buru kembali ke tempatnya. Dengan hati-hati, Edelweiss mencoba menyingkirkan lengan kakaknya. Namun, sialnya lelaki itu justru mempererat dekapannya.

"Kau ketahuan melewati batas wilayah yang sudah aku buat, Bocah Nakal!" Leandro menggeram. "Hukuman apa yang pantas kau dapatkan?"

"Mustahil aku tiba-tiba berada di wilayahmu jika tidak ada seseorang yang menariknya."

"Kau menuduh aku yang menarikmu ke sini?"

"Jika kau bukan kau, siapa lagi? Hantu? Jelas-jelas sewaktu aku terbangun kau sedang memelukku!"

"Aku bahkan tidak tahu sejak kapan aku memelukmu. Perlu kau tahu, aku memiliki kebiasaan memeluk apa pun yang berada di sampingku ketika tertidur. Sudah jelas bukan, kau yang menerobos garis pembatas karena menginginkan kehangatan? Aku tahu di luar udara sangat dingin, tetapi bukan berarti kau bisa seenaknya memintaku untuk memelukmu."

"Kalau begitu singkirkan tanganmu! Aku akan kembali ke wilayahku. Ah, maksudku ini sudah pagi dan saatnya untuk bangun."

"Tidak akan kulepaskan sebelum kita bersepakat hukuman apa yang harus kuberikan padamu."

"Mana bisa begitu? Aku sama sekali tidak merasa bergeser ke sini. Pasti ada yang salah dengan ini."

"Aku tidak ingin mendengar alasan, karena faktanya kau berada di wilayahku."

"Oke, baiklah! Jangan beri hukuman untukku, sebagai gantinya aku kau boleh mengajukan permintaan apa pun padaku."

"Kedengarannya cukup menyenangkan. Oke, deal." Leandro melepaskan pelukannya lalu menendang pantat adiknya sampai gadis itu hampir saja terjungkal dari ranjang.

"Aaaarrrgggh!!!"

"Pergilah, aku sedang tidak ingin berkelahi denganmu."

"Tidak bisakah sekali saja kau bersikap lembut padaku? Awas saja, akan kubalas suatu saat nanti." Edelweiss memegangi pinggangnya yang terasa ngilu, kemudian masuk ke kamar mandi.

My Little Butterfly Where stories live. Discover now