PART 20

862 133 10
                                    

"Sudah sejauh mana?" tanya Dean setelah menyesap Cappucino dari cangkir di hadapannya

Ups! Ten obraz nie jest zgodny z naszymi wytycznymi. Aby kontynuować, spróbuj go usunąć lub użyć innego.

"Sudah sejauh mana?" tanya Dean setelah menyesap Cappucino dari cangkir di hadapannya.

"Apanya?" Leandro menahan napas.

"Jangan berpura-pura bodoh, Lee. Kita bicara di sini sebagai dua orang lelaki dewasa. Apa perlu aku perjelas? Tinggal bersama dengannya, berpura-pura menjadi sepasang kekasih, menginap di villa dalam kamar yang sama, dan ruam merah yang kita tahu itu bukan alergi."

"Aku tidak merusak gadis itu, Uncle. Sungguh. Meskipun kami tinggal bersama, tapi kami masih menjaga batasan sebagai adik dan kakak."

"Lalu bagaimana dengan ruam merah itu? Tidak mungkin Betrand yang melakukannya kan? Kau bilang tidak datang terlambat. Dan kau dengan mudahnya membohongi adikmu bahwa itu alergi. Dia mabuk dan tidak mengingat apa pun. Apa yang kau lakukan padanya semalam?"

Leandro menghela napas kasar, ia tidak bisa mengelak lagi. "Maaf, aku khilaf."

"Lee!"

"Tapi sungguh, aku hanya menciumnya saja. Tidak lebih. Aku masih bisa mengendalikan diri untuk tidak menodainya."

"Tetap saja itu namanya melewati batasan, Lee. Dia adikmu. Bagaimana mungkin kau bisa melakukan itu padanya?"

"Tolong jangan katakan ini pada Mom dan Dad. Aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi. Sungguh!"

"Kau mencintainya sebagai seorang lelaki dewasa yang mencintai wanitanya? Atau kau hanya dibutakan hawa nafsu karena dia sangat menarik di matamu dan membangkitkan hasrat lelakimu?"

"Maaf, aku tidak bisa menjawabnya. Sungguh, setelah Edelweiss sembuh, aku akan memindahkannya ke unit atas lagi. Dan aku juga akan menjaga jarak dengannya agar hal itu tidak terulang lagi. Aku berjanji, Uncle. Tolong mengertilah. Aku sendiri tidak bisa memahami perasaanku."

"Kau mencintainya," tegas Dean.

"Maaf, aku salah."

"Tidak ada yang salah dengan cinta. Kau boleh mencintainya, tapi satu hal yang harus kau ingat. Hakikat mencintai adalah menjaga kesuciannya, bukan merusaknya." Dean menepuk pundak Leandro perlahan, kemudian beranjak dari kursi dan mengambil iced cappuccino dan sandwich pesanan Edelweiss.

Leandro mematung di tempatnya, mengawasi Dean yang terlebih dulu pergi meninggalkan café. Dahi Leandro berkerut, heran dengan sikap Dean. Awalnya Leandro pikir Dean akan memarahinya habis-habisan, terlebih ketika membuat pengakuan tentang ia yang tidak bisa memahami perasaannya terhdap Edelweiss.

Dean hanya memberikan kesimpulan bahwa Leandro memang mencintai Edelweiss. Lalu, memberikan nasehat singkat agar Leandro menjaga kesucian gadis itu. Hanya itu! Wait! Leandro semakin tidak mengerti. Kenapa Uncle Dean seolah tidak menentang cinta yang salah? Malah mendukungnya?

Atau bagi Uncle Dean, cinta Leandro itu hanya sekadar cinta sesaat yang akan hilang dengan sendirinya jika Leandro menjauh dari Edelweiss? Bagaimanapun juga Uncle Dean yang notabene berasal dari Indonesia pasti masih menjunjung norma dan budaya timur. Mendukung cinta terlarang, itu jelas tidak mungkin.

My Little Butterfly Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz