✨19- gift, her, and manners

5.2K 385 17
                                    

Jangan lupa streaming Mentari, Mekar, Mengapa, Bugati, Kisah dan Berbenak🤍

Selamat menikmati, semoga gak bosan yaa!

✨🥂✨

"Bagusan mana untuk Adel?"Tanya Salma mengangkat dua model tas yang berbeda dengan brand yang sama dikedua tangannya.

Rony nampak berfikir, alisnya berkerut memandang satu tas ke satu tas lainnya. Dengan berbagai macam pertimbangan dipikirannya. "The Right one"

Salma tersenyum. Salah satu yang ia suka dari Rony adalah cara pria itu selalu mengambil keputusan dan memberikan jawaban pada setiap pertanyaan Salma. Meskipun terkadang tetap akan ada jawaban terserah diwaktu tertentu, tapi Rony akan selalu berusaha memberikan jawaban dan pendapatnya. Salma menyukai itu.

"Kamu gak sekalian beli gift?"Tanya Salma sembari melakukan transaksi pada tas yang dipilih oleh Rony. Meskipun awalnya terjadi perdebatan kecil mengenai siapa yang akan membayar tas itu. Rony yang menyodorkan kartunya langsung ditepis dan mendapat rentetan omelan Salma.

Pasca keluarnya Adella dari rumah sakit kurang lebih 3 minggu yang lalu, gadis itu kini tengah mempersiapkan birthday partynya. Anak bungsu keluarga Arav Mahardika itu akan menginjak usia 21 tahun minggu depan.

Rony menggeleng kemudian mengambil alih paperbag berlogo salah sayu brand ternama dari tangan Salma. "Aku ngasih duit aja biar Adel sendiri yang beli"

Salma berdecak kesal mendengar penuturan Rony.

"Kakak macam apa. Ayoo carii, aku bantuinn!"Kata Salma menggandeng tangan Rony agar berjalan lebih cepat. Salma beberapa kali menyarankan berbagai brand yang menurutnya worth it untuk di beli juga beberapa barang yang menurutnya akan terpakai oleh Adella. Namun sepertinya Rony memang tidak tahu dan malas tahu soal hal-hal seperti itu jadi ia hanya menyerahkan sepenuhnya pada pilihan Salma.

"Hai Ron"

Rony dan Salma yang awalnya asik bercanda dan bercengkrama terpaksa harus menghentikan pembicaraannya begitu mendengar seseorang menyapa Rony.

Rony menatap gadis di hadapannya itu masih dengan dua pria di belakangnya yang berdiri layaknya bodyguard ntah itu PA Elea atau memang bodyguard.

"Elea? Hai"

Elea tersenyum. "Diluar jam kerja, jadi bisa ngomong biasa dong ya? Gak usah pake saya"

Rony mengangguk dengan ragu.
"Okay, senyaman lo aja"

Elea kini menatap Salma yang berdiri tepat di samping Rony.
"Elea Lavanya Adaar"Ucap Elea mengulurkan tangannya, senyumnya mengembang.

Salma melirik Rony sekilas sebelum menjabat tangan Elea. "Salma Zhafira"

"Berdua aja?"Tanya Elea menunjuk Rony dan Salma.

Rony menoleh ke arah Salma lalu mengangguk. "Seperti yang lu liat"

"Gue agak buru-buru, gue duluan ya. Tadi emang niat nyapa doang kebetulan ketemu. Gue duluan ya Ron, Sal"Jelas Elea sebelum melanjutkan kembali perjalanannya.

"Eh"Rony yang kebetulan berada di dekat Elea reflek memegang tangan Elea yang hampir saja jatuh karena ketidak seimbangan heelsnya. Kompak dengan kedua orang yang berada dikanan kiri Elea.

"You okay?"Tanya Rony membantu Elea untuk berdiri dengan baik.

Elea mengangguk.
"Thank you"

Mata Rony menatap heels yang Elea pake, cukup tinggi bahkan menurutnya itu tinggi. "Heels lo ketinggian, harusnya lo pake apa yang bikin lo nyaman jangan nyusahin diri lo sendiri"

Soulmate• S&RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang