✨47- otak/hati

4.4K 521 41
                                    

Jangan lupa Streaming Mentari, Mekar, Mengapa, Bugati, Kisah, Berbenak, dan Rumah🤍

✨✨✨

"Kanaya"Panggil Rony begitu melihat Kanaya yang berjalan menuju meja dimana ia dan Naren tempati.

"Anaknya ngotot"Jelas Naren menyadari raut wajah kebingungan Kanaya.

Hari ini Kanaya dan Naren memang memiliki janji untuk makan siang bersama di salah satu restaurant yang Kanaya rekomendasikan, keterkejutan Kanaya karena ternyata Naren tidak datang sendirian melainkan ada Rony disana.

Kanaya mendudukan dirinya di kursi tepat di hadapan Naren, netranya menoleh ke arah Rony. Ia paham apa yang Rony lakukan disini.

"Kak Rony, kasih waktu dulu buat Salma biar lebih calm dulu. Gue gak tahu sih kak gimana awal mulanya atau cerita apa dibalik hal yang Salma tahu, tapi untuk saran gue saat ini Kak Rony mending jangan ketemu Salma dulu. Biarin dia tenangin diri dulu"

"Tapi—"

"That's a big fact yang baru Salma tahu kak"Potong Kanaya.

Rony menggelengkan kepalanya. "Itu gak seperti yang Salma tahu dan pikirin"

Kanaya mengangguk paham dengan maksud ucapan Rony. "Lo punya banyak musuh ya Kak? atau lo sering nolak cewek-cewek yang deketin lo ya kak?"

"Hm?"Gumam Rony sedikit terkejut dengan pertanyaan yang Kanaya lontarkan.

"Biasanya orang dibalik tindakan kayak gini tuh karena banyak yang gak suka sama dia, atau gak suka sama perpaduan kakak dan Salma"Ucap Kanaya menjelaskan.

Rony dan Naren hanya terkekeh pelan dengan penejalasan Kanaya.

"Dalam bisnis musuh mah banyak Nay"Sambar Naren. Rasanya jika berbicara musuh atau orang yang tidak menyukai kita itu adalah sesuatu yang lumrah dalam dunia bisnis, banyak orang yang berlaku baik padahal hanya ingin menusuk lebih dalam.

"Boleh minta tolong ga Nay?"Tanya Rony. "Nomer rekening lu"Pintanya kemudian.

"Eh? Buat apa?"

"Salma di apart lo kan? Kalau mau beli sesuatu pake uang dari gue aja"Jawab Rony mendapat gelengen dari Kanaya.

"Gue juga punya uang Kak, udah gak usah"Ucap Kanaya melambaikan tangannya tanda ia tidak menerima apapun itu.

"Maksud gue—"

Kanaya tersenyum dan mengangguk. "Gue ngerti kak, tapi gak usah. Mending uangnya dipake buat beli rumah atau yang lain. Gue sama Salma udah kenal hampir selama hidup Kak lo gak perlu khawatir"

Mendengar ucapan Kanaya membuat perasaan Rony cukup tenang. "Kabarin gue kalau misalnya lo dan Salma butuh sesuatu"Ucap Rony mendapat anggukan Kanaya.

"Ngapain ngabarin lu?"Sewot Naren kini menatap Rony dengan tatapan tajam.

Rony menghela nafas. "Yaudah ngabarin Naren aja, lu ngabarin gue ya"Ucapnya menunjuk Naren.

Rony melirik kedua orang itu yang nampak belum saling menyapa sama sekali. "Yaudah gue balik, makasih ya Nay"Pamit Rony menepuk pundang Naren kemudian melaimbaikan pada Kanaya.

✨✨✨

"Lu belum ada niatan ngomong sama Kak Rony?"Tanya Kanaya meletakan segelas smoothie di meja depan Salma.

Mata Salma masih terfokus pada salah satu film keluaran terbaru yang sedang ia tonton.

"Dia ngomong sama lo?"Tanya Salma tanpa menoleh ke arah sahabatnya itu.

Soulmate• S&RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang