✨42- another Mahardika's

5K 537 38
                                    

Semoga gak bosen bosen ya sama alur ceritanya yang kayaknya flat😅 tapi saranku ya dinikmatin aja dulu mumpung masih gemes wkwkwk😋 btw saran dan ide untuk adegan apa aja yang ingin kalian liat di part part berikutnya bisa komen or DM yaa! Enjoy!

Jangan lupa streaming Mentari, Mekar, Mengapa, Bugati, Kisah dan Berbenak🤍

Tidak ada yang berubah dari Rony dan Salma setelah pertunangan, semuanya masih terlihat sama seperti sebelumnya. Mungkin sedikit perbedaan hanya terletak pada status mereka dan juga cincin yang kini sudah melekat pada jari manis keduanya.

"Papa, Rony. Ayo sarapan dulu"Panggil Sarita usai menyajikan beberapa menu makanan di atas meja.

Pagi ini Rony dan keluarga Salma sudah mengatur jadwal untuk bermain golf bersama mengisi weekend kali ini usai beberapa kali gagal karena kesibukan masing-masing.

"Gimana hotel yang di Melbourne?"Tanya Daren sembari mengoles roti menggunakan selai yang tersedia.

Rony menganggukan kepalanya.
"Lancar Pa"

"Ini weekend kenapa pada bahas kerjaan, ganti!"Omel Sarita mentap suaminya dan tunangan anaknya itu bergantian.

"Kalau ibu negara udah bilang kayak gitu, harus ganti topik Ron"Bisik Daren namun masih bisa terdengar jelas oleh Sarita.

Rony hanya merespon dengan senyuman. Sepertinya semua lelaki akan patuh jika sang istri sudah mengeluarkan titahnya.

"Kalau pembangunan-"

"Pa"Tegur Sarita saat Daren kembali buka suara.

"Rumah Ma, bukan persoalan perusahaan ini"Jelas Daren membuat Sarita menoleh bingung.

"Rumah?"Ulangnya.

Rony melirik Daren yang langsung mengangguk dan memberi kode untuk memberitahu Sarita.

Rony melirik ke arah Sarita yang kini sedang melihat ke arahnya juga menunggu penjelasan Rony. "Iyaa Ma, Rony lagi proses bangun rumah. Rencananya sih untuk Rony dan Salma tinggalin kalau udah nikah nanti"

Ohya hampir terlupa, tanggal pernikahan memang sudah Salma dan Rony tentukan dihari yang sama pada saat pertunangan resmi diadakan. Kedua keluarga sudah berembuk untuk mencari tanggal yang tepat.

Sarita menoleh ke arah Daren dengan tatapan ntah apa maksudnya. "Kalau Rony udah buat rumah, hadiah nikahan buat mereka apa dong Pa nanti?"

Daren tertawa mendengar pertanyaan Sarita, sedangkan Rony hanya tersneyum tipis dan bernafas lega, awalnya ia mengira bahwa Sarita tidak setuju dengan ide Rony untuk membangun rumah itu.

Sarita kembali melihat kearah Rony. "Progressnya gimana? Lancar?"

"Lancar Ma, udah 75%"

Raut wajah kaget Sarita terlihat jelas, persentase yang Rony sebut cukup tinggi. "Loh udah lama ngebangunnya?"

Rony mengangguk dengan pelan. "Sebelum ke Paris waktu itu sih Ma"

Sarita menggeleng-gelengkan kepalanya. Ntah memang anak muda sekarang yang penuh dengan pemikiran diluar imajinasi, atau memang sosok Rony yang tidak dapat diprediksi.

"Mama sampai speechless"Gumam Sarita. "Kalau butuh sesuatu langsung bilang ke Papa dan Mama aja yaa"Tambahnya lagi dan mendapat anggukan patuh Rony.

"Siap Ma"Ucap Rony mengangkat tangannya membentuk gaya hormat.

Kini pandangan Sarita tertuju pada Salma yang sedang berjalan ke arah merja makan.  "Kamu nih Ca, lama banget"Tegur Sarita, Salma hanya tersenyum mendengar teguran Mamanya itu lalu langsung mengisi kursi kosong di samping Rony.

Soulmate• S&RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang