09

5.2K 461 217
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋


Seharian penuh mengurus perpindahan toko. Akhirnya semuanya selesai. Walau masih ada beberapa barang yang belum dipindahkan, tapi ini terbilang sudah bisa buka toko.

Lembah tersenyum bertepuk tangan ketika melihat bunga-bunga di tokonya.

"Kenapa obsesi sekali punya toko bunga ini?"

Suara Roman dari belakang membuat Lembah sedikit kaget. Dia menoleh suaminya lalu mundur dan berdiri di sebelah Roman.

"Nggak ada yang obsesi. Ini udah jadi bagian warisan aku, makanya dirawat. Lagian sayang kalau toko ini ditutup hanya karena Mama nggak ada. Banyak langganan Mama di sini. Sayang kalo ditutup."

Roman melirik perempuan itu. Dia melipat kedua tangannya di dada.

"Kamu obsesi sama tokonya. Kan itu alasan kamu mau nikah sama saya. Iya?"

Mata Lembah membulat. Dia langsung mendongak menatap Roman. Lalu, dia menggeleng kepala.

"Aku sayang tau sama kamu. Siapa bilang aku nikah sama kamu cuma karena mau dapat warisan. Nggak ada." Dia memeluk tubuh Roman dan menepuk lengan lelaki itu, "Aku sayang sama kamu. Lebih sayang kamu daripada toko bunga. Kalau aku bohong, panta* ku kelap-kelip, serius."

Roman terkekeh. Dia memegang kedua lengan Lembah.

"Tegar yang bilang. Abang kamu tidak mungkin bohong. Dia bilang kalau kamu nikah sama saya cuma karena toko bunga."

Lembah seketika menyengir.

"Terus kenapa mau nikah sama aku kalau udah tahu alasan aku mau sama kamu itu karena toko bunga?"

"Karena saya juga nikah sama kamu karena warisan."

"HA?" lembah melotot.

"Iya. Warisan. Toko buku ini modalnya dari Abi. Otomatis toko ini milik Abi. Dulu, Abi ingin menjual toko ini supaya saya bekerja di pesantren. Saya tolak. Dan dibuat perjanjian kalau saya mau nikah sama yang namanya Lembah Manarta, maka toko ini tidak akan ditutup. Dan kalau saya punya anak sama Lembah Manarta, maka toko ini akan resmi jadi milik saya."

Mulut Lembah menganga.

Apakah ini yang dinamakan jodoh? Mereka satu tujuan dalam menikah. Alasan menikah juga sama. Sama-sama ingin dapat warisan.

"Kenapa kaget begitu. Syarat supaya kamu dapat warisan juga harus punya anak toh? Kita satu sama, Lembah."

Lembah mendongak kembali menatap lelaki itu. Dia memegang kedua tangan Roman.

"Beneran? Kamu bohong pasti. Nggak mungkin. Masa kamu grepe-grepe aku sebaik, selembut, dan sesayang itu, cuma karena warisan. Bohong kan?"

Roman tersenyum.

"Kamu juga mau melakukan itu tanpa pernah bilang kalau kamu sayang sama saya. Kamu mau melakukan itu hanya karena warisan," balas Roman yang terdengar tidak mau kalah.

Lembah lantas melepas kedua tangannya dari tangan Roman.

"T-tapi kamu bilang 'lembah aku sangat mencintaimu' kamu bilang gitu pas malam itu!"

"Kamu juga bilang 'aku sayang tau sama kamu' baru tadi kamu bilang begitu ke saya."

Lembah langsung memukul lengan Roman.

September is Ours (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang