13

5.2K 509 232
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

"Lembah!!"

"Lembah."

Panggilan itu terdengar keras, tegas, dan juga penuh penekanan. Yang punya nama segera turun dari atas. Kaki tanpa alas itu bergegas menuruni anak tangga.

"Lembah."

"Di sini," balasnya.

Dia tersenyum di depan Abangnya. Alih-alih dibalas senyum, Tegar justru menatap datar padanya.

"Kenapa?" Tanya Lembah.

"Lo berantem sama Roman?"

Lembah menggeleng.

"Berantem?"

"Nggak. Lembah nggak berantem."

Tegar menatap tajam padanya.

"Jawab jujur!"

Lembah menghela napas kecil. Dia mengangguk lalu menunduk.

"Tapi udah baikan. Udah nggak berantem lagi, Abang."

"Bilang apa lo sama Ro....."

"Hallo, Tegar." Suara itu berhasil menghentikan ucapan Tegar. Mereka berdua menoleh pada Roman yang keluar dari halaman belakang.

"Man, sorry gue nggak ngabarin mau ke sini."

Roman tersenyum.

"Adek gue nyusahin lo lagi?"

Roman seketika melirik ke arah istrinya. Bando yang Lembah kenakan bergerak ketika ia menggeleng kepala ke arah Roman.

"Marahin, Man. Kalau perlu pukul aja. Jangan didiemin. Nggak usah nggak enak sama gue. Kalau dia salah, marahin aja. Segimana yang bisa buat dia nggak kurang ajar sama lo."

Lembah menunduk.

"Sudah aman semua. Tidak ada apa-apa," balas Roman.

"Rere cerita ke gue. Adek gue......." Tegar berdecak kecil. Dia menoleh pada Lembah, "Lama-lama gue banting lo, Lembah. Berani bener mulut lo bicara setidak sopan itu ke Roman. Rere cerita sama gue semuanya. Hebat lo bercanda kayak gitu, ha?"

Roman tersenyum kecil. Dia menarik lengan perempuan yang menunduk itu. Ia usap lengan Lembah.

"Jangan dimarahi. Sudah," kata Roman, lembut.

"Begini yang buat dia semakin menjadi-jadi. Dia suka dimanja-manja. Dibenarkan. Dari kecil, Man. Ini udah nggak waktunya lagi buat bersikap kayak gini."

Lembah mengusap ujung matanya. Dia masih menunduk tepat di sebelah Roman yang merangkulnya.

"Serius ini, Lembah. Nggak bercanda. Walaupun suami lo Roman. Sekali lagi gue dengar lo kurang ajar sama dia. Gue beneran pukul lo!!"

Roman menggeleng kepala.

"Jangan ancam istri saya hei! Saya pukul balik nanti tidak sopan, karena posisinya kamu Abang ipar saya."

Tegar terkekeh kecil mendengar ucapan Roman.

"Serius gue, Man. Sikap dia keterlaluan sama lo."

"Sudah minta maaf," roman menoleh ke sebelah di mana Lembah terus menerus menunduk. "Nggeh? Sudah minta maaf kemarin, iya?"

September is Ours (TERBIT)Where stories live. Discover now