12

5.1K 514 221
                                    

🦋 بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيْمِ  🦋

Perdebatan kecil kemarin, dengan mengatakan jika Roman tidak akan pulang. Itu benar adanya.

Malam itu, Lembah juga tidak sama sekali pulang ke rumah. Ia memilih untuk menginap di rumah Kakaknya.

Semalaman penuh, Rere terus menasehati Adeknya. Tentang sifatnya yang memang betul salah. Tidak bisa dibenarkan.

"Hari ini pulang ke rumah. Minta maaf sama Roman. Sampai Roman nggak mau maafin lo. Gue aduin ke Tegar supaya toko bunga ditutup."

Lembah yang tengah menyantap sarapan paginya, mendengus. Dia mengunyah makanan itu secara malas.

"Ini bukan ancaman Lembah. Kalau lo nggak bisa diatur. Yaudah. Tinggal di rumah besar kita. Diam di sana, cari kerjaan lo sendiri. Nggak ada modal dari tegar atau pun gue. Toko bunga tutup saja. Ini nggak omong kosong doang."

"Gue cuma bercanda."

Rere menatap Adeknya cukup sinis. Ia berkacak pinggang.

"Gue kalau jadi Roman, udah gue tinju mulut lo. Pekerjaan, pendapatan, status sosial, mantan, itu bukan candaan, Lembah. Mau kalau Roman bandingin lo sama Ning-Ning di pesantren? Mau kalau Roman bilang, dia harus nikah sama cewek goblok, padahal dia bisa dapat yang lebih-lebih, lebih dari lo yang goblok ini. Mau dikatain begitu?"

Lembah memutar bola mata malas.

"Sekarang, pulang! Gue nggak mau lihat lo di sini. Minta maaf sama suami lo. Cepat!"

"Tapi, kak......."

Lembah mendengus ketika Rere menunjuk pintu rumah.

"Jangan buka toko. Tutup! Sebelum lo dapat maaf dari Roman, toko bunga tutup. Awas kalau lo buka."

Mulut Lembah menganga. Ia hendak melawan, tapi melihat kakaknya berjalan ke arahnya. Lembah langsung diam dan keluar dari rumah itu.

"Kunci mobil mana?" Pekik Lembah.

"Naik taxi. Jangan bawa mobil!" Jawab Rere dari dalam.

Perempuan yang mengenakan hijab putih, dengan anak-anak rambut yang terlihat berkeluaran itu. Seketika mengamuk.

Lembah menendang angin. Dia berdecak dan segera memesan taxi.

***

Setelah pulang dari rumah Rere. Alih-alih ke pesantren. Lembah justru ke rumah mereka. Ketika sampai di halaman rumah. Lembah melihat mobil Roman.

Ia bergegas keluar dan lari masuk ke dalam.

"Mas Roman........" Pekik Lembah. Ia berlari menuju kamar.

"Mas Roman."

Lembah berhenti tepat di depan pintu kamar. Ia melihat Roman yang tengah duduk di meja kerja.

"Assalamualaikum, Mas Roman."

Lelaki itu menoleh ke belakang. Dia menatap Lembah sekilas, lantas kembali fokus ke laptopnya.

"Waalaikumsalam. Dari mana, Lembah?"

Pelan-pelan, Lembah berjalan menuju posisi Roman.

"Dari rumah Kak Rere. Udah lama pulang?" Suaranya terdengar lembut.

"Baru tadi," balas Roman.

Lembah tersenyum saat Roman menatapnya.

"Masih marah, ya?" Tanya Lembah.

September is Ours (TERBIT)Where stories live. Discover now