11.

1.1K 199 16
                                    

Keesokan harinya, sekolah di mulai seperti biasa.

Xiao Zhan duduk di kelasnya sambil belajar untuk persiapan olimpiade nanti.

"Zhanzhan, ini untukmu." Yura menghampiri Zhan dan memberikan permen pada pria manis itu.

Xiao Zhan tersenyum manis dan menerimanya,

"Terimakasih, Yura."

Yura mengangguk, "Semangat.." 

"Semangat.." Sahut Zhan dengan senyum tulus.

Beberapa pria di kelas tersebut datang menghampiri Zhan dan duduk di kursi-kursi kosong disana.

"Zhanzhan, kalau ada waktu, kami pasti akan pergi ke lokasi perlombaan untuk mendukungmu." Kata salah seorang pria.

Mendengar itu, Xiao Zhan terdiam sejenak. Rasanya seperti ia mengingat perkataan 'Seseorang' yang tak ingin dia temui saat ini.

Xiao Zhan menghela nafas panjang sambil tersenyum kecil.

"Tidak apa-apa. Hari perlombaan juga bukan hari libur. Kalian fokus belajar saja." Tukas pria manis itu.

"Sayang sekali ya." Para pria tersebut merasa kecewa karena tak bisa menonton perlombaan yang diikuti Xiao Zhan secara langsung, sebab mereka tak mau bolos sekolah.

"Sudalah. Ayo ke kantin!" Ajak Yuu yang sejak tadi merasa tersingkirkan oleh para pria-pria itu. Mereka terus berbicara dengan Xiao Zhan dan mengabaikan dirinya.

"Ei, Zhanzhan mungkin mau ke perpustakaan." Timpal Joe yang baru datang dari belakang sambil menepuk bahu Xiao Zhan.

Pria manis itu menghela nafas berat, "Tidak. Ayo ke kantin."

  Sementara itu di kelas 2-B, Yibo berdiri hendak pergi ke perpustakaan dengan wajah yang tampak lelah. Ia tak bisa tidur semalaman karena terus memikirkan Xiao Zhan.

"Yibo, anak-anak dari SMA seberang mengajak kita untuk tanding basket. Kamu ikut ya?" Ajak Yibo dengan mata yang terlihat memohon pada Wang Yibo.

Namun suasana hati Wang Yibo sekarang sedang tidak baik.

"Tidak!" Tolaknya spontan dengan ekspresi wajah yang dingin. Ia lalu berjalan keluar dari kelas.

Yubin mengernyit tak mengerti karena ia belum pernah melihat Yibo sedingin itu sebelumnya.

Walaupun dia baru kenal Yibo beberapa bulan ini, walau ekspresi Yibo memang selalu datar, namun kali ini berbeda, ia terasa lebih dingin dan tatapan matanya lebih tajam dari biasanya.

"Apaan, sih dia? Bikin merinding saja." Guman Yubin sambil mengusap tangannya.

Yibo pergi ke perpustakaan. Pria Wang itu duduk di tempat belajar seperti biasa dengan perasaan yang gelisah. Ia terus melihat ke arah pintu, berharap sosok Xiao Zhan akan muncul di balik pintu tersebut.

Menunggu selama 30 menit, Xiao Zhan tak kunjung datang juga. Wang Yibo berdiri dengan gelisah, ia berjalan bolak balik sambil memikirkan banyak hal di kepalanya.

Ia kemudian mengambil ponselnya dan menghubungi Xiao Zhan.

Namun, Xiao Zhan sama sekali tidak menjawab panggilan teleponnya.

Wang Yibo : Zhanzhan, aku mohon, tolong beri aku kesempatan untuk menjelaskan semuanya.

Sementara itu di kantin, Xiao Zhan meletakan ponselnya di atas meja. Ponselnya terus bergetar saat ia sedang menikmati makan siangnya. Bahkan notifikasi pesan, pun dapat ia baca di layar ponselnya, namun enggan baginya untuk menjawab telepon atau membalas pesan tersebut.

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora