20

1K 178 20
                                    

Yubin berjalan mendekati tempat duduk Yibo dan yang lainnya.

"Hei, kalian semua berkumpul disini, kenapa tidak ajak aku?" Gerutu pria itu saat baru saja tiba di sekitar teman-temannya.

Yuu dan Joe menatap Yubin dengan ekspresi tak semangat.

"Kenapa kamu tidak langsung kesini saja? Apa Yibo tidak mengajakmu?" Yuu balik bertanya dengan ekpresi wajah yang terlihat malas. Sebab Yubin selalu datang bersama Yibo, karena itulah Yuu bertanya.

Yubin mengerutkan dahinya tak mengerti. Sementara Zhan dan Yibo hanya asik menikmati makan siang di depan mereka.

"Yibo pergi tiba-tiba setelah alarm berbunyi. Dia tidak mengajakku." Jawab Yubin sambil duduk di sebelah Yuu.

"Ada apa dengan kalian berdua?" Tanya Yubin saat ia menyadari bahwa kedua temanya itu terlihat seperti sedang dalam mood yang buruk.

"Tuh! Lihat saja mereka!" Yuu menunjuk dengan anggukan kepalanya, menyuruh Yubin untuk melihat kedepan, dimana Wang Yibo dan Xiao Zhan yang sedang makan.
Namun Yubin tak melihat adanya kejanggalan. Yang ia lihat saat ini ialah Wang Yibo dan Xiao Zhan yang hanya sedang makan.

"Apaan, sih." Yubin sedikit memperbaiki posisi duduknya agar terasa nyaman.

"Hei Yibo, habis ini ayo main basket." Ajak Yubin.

"Hm?" Yibo melihat Yubin sekilas, lalu beralih menatap Xiao Zhan, "Sepertinya tidak bisa. Aku harus menemani Zhanzhan dan.."

"Tidak.. kamu bisa bermain basket." Sanggah Zhan sambil menatap Yibo dengan senyum cerah, "Aku ingin menonton pertandingannya." Lanjut pria manis itu.

Wajah Wang Yibo yang datar, seketika langsung tersenyum.
"Ah, begitu ya. Baiklah." Yibo lalu menoleh ke arah Yubin, "Oke, aku ikut."

"Yess!" Yubin bersorak riang. Namun alisnya terangkat karena ia merasa ada sesuatu yang aneh. Tapi otaknya tak dapat menangkap dimana letak keanehan tersebut.


Sementara Yuu dan Joe benar-benar lemas. Keduanya sama sekali tak bersemangat lagi saat melihat tingkah kedua orang di depan mereka itu.

"Lihat, dia hanya tersenyum saat bersama Zhanzhan. Wajahnya langsung kembali datar saat menatap kita." Gerutu Yuu.

"Kamu benar. Entah kenapa, ini terasa menyebalkan!" Balas Joe.

Selesai makan, mereka beristirahat sejenak. Setelah beristirahat sekitar 30 menit, mereka berangkat ke lapangan baket untuk menonton pertandingan basket.

Para gadis telah mengelilingi lapangan untuk mendukung Wang Yibo. Sementara Zhan, Yuu dan Joe duduk di pondasi dekat lapangan tersebut dengan santai.

"Kyaaaaaa.. Wang Yibooo.. Aku mencintaimu." "Kyaaaaa.. Yibo memasukkan bolanya!!!"

Para gadis mulai berteriak dengan penuh semangat. Namun teriakan mereka membuat Xiao Zhan dan kedua temannya terkejut.

"Akhh! Apaan, sih mereka? Berisik!" Celetuk Xiao Zhan dengan kesal.

"Ya mau bagaimana lagi, mereka penggemar Wang Yibo." Sahut Joe yang terlihat acuh tak acuh.

Sementara Yuu menghela nafas panjang, "Kenapa kami juga harus ikut kesini Zhanzhan? Aku ingin kembali ke kelas dan tidur sebentar." Gerutu Yuu sambil menguap.

"Hei, kalian harus melihat pertandingan ini. Lihat,
Yibo sangat hebat, kan!"

Tepat saat Xiao Zhan mengatakan seperti itu, Wang Yibo yang sedang memegang bola, menoleh ke arah pria manis itu sambil tersenyum kecil.

Xiao Zhan membalas senyum tersebut sambil melambaikan tangannya. Mendapat lambaian tangan dari Xiao Zhan, Wang Yibo dengan semangat memasukan bola kedalam ring.

Yuu dan Joe hanya menyaksikan hal itu dengan lesu. Keduanya benar-benar merasa seperti obat nyamuk yang di letakan hanya untuk pajangan saja.

"Benar. Kalian berdua sangat akrab ya." Celecuk Yuu dengan nada suara yang terdengar tak bersemangat.

Xiao Zhan tak menjawab. Pria manis itu hanya tersenyum.

"Zhanzhan..''

di tengah rasa senangnya memandangi Yibo, 2 orang gadis datang menghampiri dan memanggil namanya.

Xiao Zhan menatap kedua gadis itu dengan alis yang terangkat dan bibir yang tersenyum.

"Ada apa?" Tanya Zhan dengan lembut.

"A-Ah.. Itu.." salah satu dari gadis itu terus menunduk dengan suara yang terbata, membuat Xiao Zhan semakin mengernyit penasaran.

"I-Ini.." gadis itu menyodorkan sebuah amplop untuk Xiao Zhan, "To-Tolong terimalah."

Xiao Zhan dengan dahi yang berkerut, menerima amplot tersebut.

Saat pria manis itu mengambil amplop tersebut, gadis itu langsung menjerit singkat, lalu menarik temannya pergi dari sana sambil berlari kecil.

"Ada apa dengannya?" Tanya Xiao Zhan pada kedua temannya.

"Entalah. Surat apa itu? Coba buka?" Jawab Joe sambil bertanya.

Xiao Zhan mengangguk singkat, kemudian ia membuka amplop tersebut. Di dalamnya ada setangkai mawar dengan sepucuk surat.

"Xiao Zhan, I Love You!"

Begitulah isi surat tersebut. Xiao Zhan tersenyum lebar. Begitupun dengan kedua temannya yang tersenyum sambil menggelengkan kepala mereka.

Bukan hal baru lagi, Xiao Zhan memang sering mendapat surat ungkapan cinta tersebut. Namun pria manis itu hanya menyimpannya dalam hati. Ia menghargai dan berterimakasih pada orang-orang yang telah mengatakan cinta padanya, namun ia tak bisa nemerima mereka.

Sementara Wang Yibo melirik ke arah Xiao Zhan. Pria Wang itu mengernyit saat melihat Zhan memegang sebuah kertas dan tersenyum.

Apa itu? Kenapa dia menatap surat dan bukan menatap aku?

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Where stories live. Discover now