17.

948 186 39
                                    

Xiao Zhan bersandar di bahu Yibo diatas ranjang, setelah ia puas menangis. Wang Yibo dengan penuh rasa peduli, mengelus lembut rambut Xiao Zhan.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?" Tanya pria Wang itu.

"Agak mendingan. Aku merasa lebih baik karena ada kamu disini." Jawab Zhan dengan jujur.

"Menginaplah disini malam ini. Kamu bisa pulang ke rumah saat merasa lebih baik." Kata pria Wang itu. Yibo bahkan tidak menanyakan perihal apa yang terjadi pada pria manis itu, seolah ia mengerti segalanya.

Xiao Zhan mengehela nafas berat, "Apa kamu tidak akan bertanya padaku? Tentang apa yang terjadi."

Wang Yibo tersenyum kecil, "Kalau begitu, apa kamu mau cerita padaku?" Pria Wang itu kembali melempar pertanyaan.

Xiao Zhan mengangkat kepalanya yang bersandar di pundak Yibo. Pria manis itu menatap lurus kedepan sembari menghela nafas panjang.

"Aku bertengkar dengan ibuku." Pria manis itu mengangkat sudut bibirnya, ia tersenyum pucat. "Aku tidak pernah menyanggah perkataan Mama selama ini, tapi kali ini aku menyanggahnya. Aku mengungkapkan segala hal yang aku rasakan. Sejujurnya aku merasa sedih karena sudah meninggikan suaraku di depan Mama. Tapi, disaat yang bersamaan aku merasa lega." Cerita pria manis itu.

Yibo sedikit membalikan badannya, ia menatap Xiao Zhan, lalu memegang tangan pria manis itu dan mengelusnya dengan lembut.

"Pasti sangat sulit untukmu. Teimakasih karena sudah bertahan sejauh ini." Tutur Yibo dengan tulus.

Mendengar kalimat itu, rasanya Xiao Zhan ingin menangis lagi. Saat tidak ada orang di dunia ini yang bisa mengerti dirinya, namun ada satu orang yang benar-benar memahaminya dan mengerti dirinya dengan baik.

Xiao Zhan menatap Yibo dengan mata yang memerah, pria manis itu tersenyum manis dengan tatapan yang dalam.

"Terimakasih, Bo."

Wang Yibo menarik pria manis itu. Ia mengecup singkat puncuk kepala Xiao Zhan, lalu memeluknya. Xiao Zhan yang masih tenggelam dalam kesedihannya, membalas pelukan Yibo dengan hangat.

"Apa kamu ingin mandi? Kamu tidak keberatan kalau memakai pakaianku, kan?" Tanya Yibo untuk berjaga-jaga. Jika Xiao Zhan tak mau menggunakan pakaiannya, maka dia bisa menyiapkan pakaian baru untuk pria manis itu.

"Tidak, ukuran kita sama, jadi pinjamka aku pakaianmu." Xiao Zhan tak pernah segan maupun canggung di depan pria Wang itu. Ia hanya merasa, Wang Yibo adalah orang yang sama seperti 9 tahun yang lalu. Yibo sama sekali tidak berubah sedikitpun.

"Haha, tentu." Wang Yibo dengan jahil menyentil hidung pria manis itu.

Xiao Zhan lalu masuk ke dalam kamar mandi. Ia membawa pakaian Yibo yang dirasa pas untuknya. Ia ingin berpakaian langsung setelah mandi.

Setelah beberapa saat, Xiao Zhan keluar dari kamar mandi dengan mengenakan pakaian milik Yibo.

"Ah, sepertinya bajunya kebesaran.." Keluh Zhan.

Wang Yibo menoleh menatap pria manis itu. Ia tercengang. Matanya membulat sempurna dan wajahnya memerah. Hidungnya bahkan terasa seperti akan mengeluarkan darah.

Xiao Zhan yang mengenakan bajunya yang 'kebesaran' beserta celana yang menutupi ujung kakinya, pria manis itu benar-benar terlihat lucu dan menggemaskan. Entah bagaimana, Wang Yibo ingin menerkamnya.

Sementara Xiao Zhan sama sekali tidak menyadari ekspresi aneh pria Wang itu. Dengan wajah yang polos, ia berjalan menuju tempat tidur dan berbaring disana.

"Aku mau tidur sebentar, Bo. Aku masih kenyang, jadi aku tidak perlu makan malam." Kata pria manis itu.

"Ah.. itu, tapi.. Ah, jadi.." Yibo terlihat gelagapan. Dia benar-benar merasa gugup dan merasa bahwa dirinya sendiri berbahaya saat ini.

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang