24.

639 128 5
                                    

Suasana jalanan itu sepi, di tambah dengan suasana yang mencekam, membuat beberapa pengawal yang berada di belakang nyonya Xiao, ikut merinding. 

Sementara Yibo berdiri sendiri di dekat mobilnya. Supirnya di suruh untuk tetap berada di dalam mobil. 

Nyonya Xiao menatap Yibo dengan tatapan yang tajam, seolah tatapan tersebut bisa menembus tulang. Namun Wang Yibo tak terlihat gentar sedikit, pun. 

"Beraninya kamu berkata seperti itu padaku! Apa kamu baru saja mengatakan padaku bahwa aku tidak pantas menjadi orangtua? Bocah ingusan sepertimu?" Suara nyonya Xiao terdengar dingin dilapisi dengan emosi yang terasa nyata. 

"Saya tidak menyebut tante sebagai salah satu dari "orang tua yang tidak bisa menjadi orangtua" tersebut." 

"Kurang ajar!" Nyonya Xiao mengangkat tangannya hendak menampar Wang Yibo. Namun melihat ketenangan Yibo yang tak menunjukkan ekspresi takut sedikitpun, membuat nyonya Xiao mengurungkan niatnya. Wanita paruh baya itu mengepalkan tangannya di udara. 

Ia kemudian menatap Yibo dengan tajam, "Kamu berlagak seperti lebih mengenal Zhanzhan dibanding aku yang sebagai ibunya. Aku tidak bisa membiarkan putraku berteman dengan orang sepertimu. Menjaulah dari Zhanzhan. Kamu tidak pantas berteman dengannya!" Tegas nyonya Xiao. Kemudian ia berbalik hendak pergi. 

"Tidak mau!"  

Langkah nyonya Xiao terhenti saat mendengar suara tegas dari anak remaja itu. Wanita paruh baya itu berbalik dengan mata yang tajam, sambil bibirnya terangkat dengan senyum meremehkan. 

"Kamu, barusan menolak perintahku?" 

Wang Yibo mengangguk jujur, "Zhanzhan membutuhkan saya." 

"Hah.. Haha.." Nyonya Xiao tertawa dengan remeh, "Zhanzhan membutuhkanmu? Kamu? Dia membutuhkanmu dibanding aku yang merupakan ibu kandungnya sendiri?" 

"Ya.. Zhanzhan lebih membutuhkan aku, dibanding siapapun." Tegas Yibo. 

Nyonya Xiao mengepal erat tanganya dengan emosi yang mulai menggemu. 

"Aku membesarkan Zhanzhan tanpa kekurangan apapun. Zhanzhan membutuhkanku. Beraninya bocah ingusan sepertimu.." 

"Tidak." Yibo menyanggah perkataan nyonya Xiao, "Aku bisa memberikan segalanya untuk Zhanzhan, lebih dari anda, tante. Yang Zhanzhan butuhkan bukanlah uang yang banyak, kekayaan yang berlimpah, tetapi kasih sayang. Selama ini tante memberikan banyak materi, namun tidak dengan kasih sayang. Tetapi aku berbeda, aku bisa memberikan materi dan kasih sayang yang seimbang untuk Zhanzhan, agar dia tidak kekurangan apapun lagi." 

Nyonya Xiao terdiam seribu bahasa. Namun emosinya terus menggerogotinya. "Beraninya kamu!! Bocah ingusan sepertimu bisa melakukan apa? Aku memberikan semuanya pada kedua putraku tanpa kekurangan. Beraninya kamu bicara seenaknya seolah kamu paling mengenal putraku!" Decak nyonya Xiao. 

"Benar. Aku mengenal Zhanzhan, namun tante tidak. Apa tante tahu, hal apa yang paling di sukai Zhanzhan?" Tanya Yibo dengan ekspresi wajah yang serius dan datar. 

"Belajar! Zhanzhan paling suka belajar!" Tegas nyonya Xiao. 

"Tidak. Zhanzhan tidak menyukainya. Sama seperti kami, anak remaja pada umumnya, Zhanzhan juga ingin bermain bersama temantemannya, menikmati waktu liburan bersama dan bermain game bersama. Namun Zhanzhan tidak melakukannya. Dia memilih untuk belajar, menghabiskan seluruh waktunya hanya dengan buku-buku membosankan itu. Apa tante tahu kenapa dia melakukanya? Kenapa dia selalu belajar walau sebenarnya dia memiliki waktu untuk bermain?" 

Wang Yibo berbicara dengan sedikit emosional. Ia mengepal erat tangannya, lalu kembali melanjutkan perkataannya, 

"Semuanya karena dia ingin mendapat pengakuan dari anda. Zhanzhan bekerja keras setiap hari, mengikuti lomba sana sini dan mempertahankan peringkat satunya di sekolah, semuanya hanya agar bisa mendapat pujian dan pengakuan dari anda, tante. Namun apa yang anda lakukan? Sekali pun, sekali saja anda tidak pernah memberikan pujian dan pengakuan pada Zhanzhan. Anda berbalik seolah hasil yang ia raih tidaklah berharga." 

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Where stories live. Discover now