16

902 183 51
                                    

Xiao Zhan bersandar di bahu Yibo sambil melihat ke arah danau yang tenang.

"Jika aku merasa terlalu lelah untuk menghadapi semuanya sendirian, bisakah aku datang padamu?" Tanya pria manis itu dengan suara lirih.

Wang Yibo sedikit menunduk melihat Xiao Zhan hingga hidungnya mengenai kening pria manis itu.

"Datanglah. Bahkan jika kamu tidak mendatangiku, aku yang yang akan mendatangimu. Sejujurnya aku sedikit cemburu, entah kenapa di sekelilingmu selalu di penuhi banyak orang dan kamu juga tertawa bersama mereka. Ini mungkin terdengar egois, tapi aku hanya ingin kamu melihatku, karena aku hanya memilikimu sebagai temanku."

Xiao Zhan mendongak menatap Yibo dengan dahi yang berkerut, "Benarkah? Aku bahkan tidak sadar kalau aku di kelilingi banyak orang."

Wang Yibo tersenyum kecil sambil menyentuh hidung Zhan sekilas.

"Saat kita masih kecil, kamu juga di kelilingi oleh banyak perawat di rumah sakit. Itu karena kamu sangat ramah pada semua orang."

Xiao Zhan kembali bersandar di bahu Yibo sambil menghela nafas panjang.

"Kamu benar. Tapi Bo, kamu satu-satunya orang yang mendengar keluhanku dan di depanmu, aku bisa menjadi diriku sendiri."

Mendengar itu, Wang Yibo kembali tersenyum dengan perasaan yang berdebar. Ia menyandarkan kepalanya di kepala pria manis itu.

"Hm.."

    Hari itu, keduanya berjalan-jalan dan mencoba banyak permainan yang belum pernah Xiao Zhan coba sebelumnya.

Setelah sore hari, Yibo mengantar Xiao Zhan kembali dengan Taxi, lalu ia sendiri kembali ke rumahnya.

Xiao Zhan masuk ke dalam rumah, disana ada nyonya Xiao yang duduk di ruang rengah sambil menatap tajam ke arahnya.

"Dari mana kamu?" Tanya nyonya Xiao dengan suara dingin.

"Aku, dari sekolah." Jawab Zhan seadanya.

"Sekarang kamu mulai berbohong?" Nyonya Xiao berjalan mendekati pria manis itu.

Ekspresinya terlihat geram, Xiao Zhan menyadari bahwa ibunya sedang marah saat ini.

"Supirmu menjemputmu di sekolah dan kamu tidak ada disana. Mama menelpon gurumu dan gurumu bilang kamu tidak masuk hari ini. Apa yang terjadi?  Ada dimana kamu seharian ini?" Tanya nyonya Xiao dengan desakan. Ia bahkan menatap putranya dengan tatapan yang sangat tajam.

Xiao Zhan merasa lelah. Padahal ia baru saja bersenang-senang dengan Yibo, namun sekarang hatinya kembali terasa sesak.

"Bolos." Lirihnya.

"Apa?" 

"Aku bolos hari ini!" Jawab Zhan dengan berani.

Plak!!

Sebuah tamparan melayang di pipi pria manis itu. Xiao Zhan terdiam membeku dengan mata yang membulat sempurna.
Ia tidak menyangka akan menerima tamparan dari ibunya.

"Sekarang kamu mulai membangkang ya! Kamu tidak belajar malah asik jalan-jalan? Apa kamu sudah gila?"

"Lihat adikmu! Baobao belajar dengan keras bahkan di tengah-tengah latihan pianonya. Tapi lihat dirimu, apa yang kamu lakukan? Bisabisanya kamu bersenang-senang sampai berani bolos sekolah!"

"Apa Mama pernah mengajarimu untuk melewatkan belajar, hah? Apa Mama pernah mengajarimu untuk bolos?"

"Tidak!" Xiao Zhan menjawab dengan cepat sambil mengepal erat tangannya.

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Where stories live. Discover now