21.

694 137 3
                                    

Xiao Zhan merebahkan dirinya diatas kasur. Pria manis itu menatap langit-langit kamar yang ia tinggalkan semalaman.

"Aku tidak pernah kabur dari rumah sebelumnya.. Tapi, walau begitu kali ini aku merasa lega." Pria manis itu tersenyum dengan helaan nafas yang panjang.

"Tidak ada salahnya untuk mengeluh saat merasa lelah. Aku hanya terlalu memaksakan diri untuk menjadi kuat. Bagaimanapun, aku juga hanya manusia biasa."

Pria manis itu lalu bangun dan duduk di ranjangnya. Ia membuka laci paling bawah di meja belajarnya. Ia mengambil sebuah foto yang terlihat usang karena telah disimpan disana dalam waktu yang lama.

Xiao Zhan menatap foto kedua anak kecil tersebut sambil tersenyum haru.

"Terimakasih karena sudah kembali, Bo. Tanpa kamu, mungkin saja aku masih terjebak dalam kehidupan yang sulit. Mulai sekarang, aku ingin menjadi diriku sendiri."

Sementara itu di lantai bawah, mata nyonya Xiao terpaku pada tayangan tv di depannya, namun pikirannya tak ada disana.

Matanya yang tajam hanya diam tanpa berkedip, seolah sedang memikirkan sesuatu yang sangat rumit.

"Dia berubah. Akhir-akhir ini dia melawanku. Zhanzhan tidak pernah memberontak sebelumnya. Apa terjadi sesuatu yang tidak aku ketahui?"

"Tidak, apa ada orang yang mempengaruhinya?"

Nyonya Xiao berguman pelan. Entah kenapa, perasaannya meyakini bahwa ada suatu yang yang telah mempengaruhi putra pertamanya itu.

"Apa Zhanzhan, memiliki teman baru yang tidak aku ketahui?"

Nyonya Xiao mengambil ponselnya. Ia lalu menghubungi Yuu. 
Wanita paruh baya itu tahu semua teman milik putranya. Ia bahkan menyimpan nomor telepon mereka, kalau-kalau suatu saat dia memerlukan bantuan mereka.

Dan sekarang dia perlu tahu tentang apa yang terjadi belakangan ini. Karena itulah ia menghubungi Yuu, karena beberapa tahun ini, Yuu lah yang paling dekat dengan Xiao Zhan.

Di seberang sana, Yuu yang baru selesai mandi, terkejut karena deringan suara ponselnya.

Ia mengambil ponselnya diatas meja nakas. Matanya membulat saat melihat nama yang tertera di layar ponselnya.

"Huh? Tante Xiao? Ini pertama kalinya tante menelponku, ada apa ya? Tidak ada sesuatu yang terjadi pada Zhanzhan, kan?" Yuu bertanya-tanya dengan berbagai macam ekspresi.

Ia lalu menjawab panggilan telepon tersebut.

"Halo tante."

"Halo, ini Yuu, benar, kan?"

"I-Iya tante.." jawab Yuu dengan sedikit gugup.

"Yuu, tante mau tanya sesuatu. Apa belakangan ini, Zhanzhan memikiki teman yang lain?"

Nyonya Xiao langsung bertanya secara terbuka. Ia tak perlu memancing Yuu agar terdengar seolah jebakan. Nyonya Xiao hanya ingin tahu dengan jelas, siapa orang yang akhir-akhir ini dianggap 'teman' oleh putranya.

Yuu sejujurnya sedikit terkejut dengan pertanyaan tersebut, hingga alisnya terangkat. Namun ia masih berpikir positif karena mungkin saja nyonya Xiao hanya ingin tahu tentang teman-teman Xiao Zhan. Dan Yuu berpikir bahwa wajar jika seorang ibu ingin tahu mengenai teman dari anak-anaknya.

"Ah, iya tante. Ada murid baru, namanya Wang
Yibo dan kami berteman sekarang."

Di seberang sana, alis nyonya Wang terangkat dan tatapannya semakin tajam kedepan.

"Wang Yibo? Apa dia dekat dengan Zhanzhan?"

"Iya tante."

"Baiklah kalau begitu. Terimakasih karena sudah menjawab."

Accepting & Forgiving (Yizhan 🦁🐰) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang