Bertunangan karena hutang nyawa. Athena terjerat perjanjian dengan keluarga pesohor sebab kesalahan sang Ibu. Han Jean Atmaja, lelaki minim ekspresi yang mengoleksi banyak topeng. Baginya, hidup adalah panggung sandiwara yang Tuhan persembahkan.
Men...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
vote dulu jangan lupa sebelum scroll 🩷 komennya juga ya 🧸🩷 happy reading 💋
❤︎❤︎❤︎
Han Jean : Sayang, kalo udah nyampe kabarin
Athena : Aku baru aja nyampe
Han Jean : Jam berapa pulang?
Athena : Enggak tahu... Tapi aku bentar doang kok, cuma mau lihat kondisi Mama.
Han Jean : Nanti telepon, aku jemput.
Athena : Iya.
Athena baru turun dari taksi online yang dipesannya. Mau minta antar Han Jean, tapi suaminya ada latihan. Han Jean suka sekali boxing, dia rutin latihan satu atau dua kali dalam seminggu. Tadi Athena diajak untuk menemaninya, tapi ia minta izin pulang ke rumah melihat kondisi mamanya. Ajaib Jean izinkan setelah Athena merengek dan mohon-mohon.
Athena melihat lampu depan rumahnya mati. Sepertinya mamanya lupa menghidupkan. Di tangannya, Athena membawa makanan. Dia melangkah masuk.
Awalnya Athena menekan bel beberapa kali, boro-boro dibukakan, ia tidak mendengar sahutan sama sekali. Athena coba membuka pintu, dan untungnya tidak terkunci.
Tanpa minta izin, Athena masuk ke dalam rumahnya sendiri. Terdengar suara gaduh di dalam. Langkah Athena melambat, ia mengintip dan kaget melihat ruang tengahnya diisi oleh beberapa orang asing yang setengah teler.
Bungkus rokok berserakan, asap rokok mengepul memenuhi seluruh ruangan. Tak hanya itu, berbagai macam botol miras juga ikut menghiasi. Kartu dan uang di atas meja menjadi pertanda jelas mereka sedang apa.
"Guin! Anak lo datang noh!" Seorang perempuan yang seumuran mamanya berucap kala sadar akan kehadiran Athena yang berdiri kaku di tempatnya.
Guin menyesap rokok sebelum mengalihkan pandang ke arah putrinya. "Ngapain ke sini?" tanyanya singkat.
"Athena bawain makan malam buat Mama," jawab Athena pelan.
Seorang pria paruh baya melirik ke arahnya, memperhatikan penampilan Athena dari atas sampai bawah. "Anak lo cakep juga, Guin."
Mama Athena tergelak, ia memukul kepala bagian belakang teman laki-lakinya. "Udah punya suami dia. Suaminya sinting, jadi jangan macam-macam sama anak gue."
Om-om itu berdecak menyayangkan. "Cantik banget, badannya juga oke, kenapa nggak gue aja yang jadi mantu lo, Guin? Gue demen daun muda."
