Anka and a novel entitled Psychopath 2

2.7K 302 28
                                    

Felix memandangi setiap sudut lekuk wajah Dava ,dia mengelusnya pelan dan menikmati pemandangan yang indah dihadapan ini.

Hingga mata Dava berkedip sepertinya dia akan bangun.

Pandangan mereka bertemu hingga rengekan Dava memecahkan suasana yang sunyi ini.

"Daddy.... "

"Hm , why?"Felix mengusap pelan air mata 

pada sudut mata Dava.

"Dava takut...."Lirihnya pelan.

Felix hanya tersenyum ,senang mendegar itu , mendegar kata yang harus diucapkan oleh Dava,"mau makan ?"

"Iya ."Dava menganggukan kepalanya pelan ,rasa lapar diperutnya sudah meronta-ronta dan ingin diisi .

Felix mengecup singkat pada hidung mungil Dava dan segera melepaskan infus dan yang lainnya yang melekat pada tubuh Dava.

Dia membawa Dava pada gendongan  koalanya perlahan .

Mereka berjalan keluar dengan kepala Dava berada diceruk lehernya ,tubuh Dava sedikit bergetar saat melihat bodygard bodygard yang ada sepanjang lorong.

Sedangkan bodygard itu hanya menundukkan kepala mereka tidak berani memandang tuan mudanya.

Felix mengusap punggung anaknya itu ,tak lama mereka berada di ruang makan ,disana sudah dipersiapkan makanan untuk Dava , semuanya dalam bentuk makanan lunak,bisa dipastikan seperti bubur dan makanan lainnya.

Dava tidak berani melihat kearah lain ,dia hanya memeluk Felix dengan erat.

Felix melepaskan pelukan mereka dan dia mengambil sendok dan mengambil bubir menyuapi Dava.

Setelah melihat apa yang ada disendokkan itu Dava menggelengkan kepalanya singkat,"Nggak mau."

"Hm? Baiklah."Felix meletakkan bubur itu kembali dan mengambil sup kemudian menyuapi kembali ke mulut Dava.

"Nggak mau ,nggak enak."Tolaknya , karena memang makanan itu tawar.

Felix menatap mata indah Dava dia mengusap dahi Dava pelan dan membuka dengan paksa.

"Makan ."Perintahnya dengan dingin.

Dava menggelengkan kepalanya brutal hingga sendok yang ada ditangan Felix jatuh kelantai.

Para maid dan bodygardnya hanya menghela nafas ,mungkin tuan muda mereka akan mendapat hukuman.

"Mulai nakal hm?"

"Nggak ,Dava nggak nakal."

Ucapan nakal itu adalah kata kata yang paling ditakutkan oleh Dava , tubuhnya mulai bergetar pelan melihat ekspresi Felix yang sudah dingin.

"Dava nggak nakal daddy ,iya Dava mau makan."Dava memandang Felix dengan tatapan memelasnya.

Felix tersenyum dan mengelus air mata yang jatuh dari pipi Dava ,"bagus sayang , sekarang makan , daddy tidak mau jika kau bersikap nakal lagi ,kau ingat tentang hukuman mu kan?"

Kepala Dava sakit ,samar samar dia mengingat hukuman yang diberikan Felix ketika Dava tidak menuruti perkataannya,dia jelas ingat jika dia tidak bisa bernafas.

"I-ya maaf daddy ,Dava nggak nakal."

Felix mengecup pipi Dava ,"bagus , anakku tidak boleh tidak mematuhi ku ."

"Iya daddy Dava akan patuh."Dava menganggukan kepalanya cepat ,dia membuka mulutnya dengan lebar.

Felix kembali mengambil sendok yang baru dan menyuapi Dava bubur ,dengan sangat terpaksa Dava menelannya ,rasa hambar jelas terasa pada bubur ini , karena tidak menggunakan bumbu penyedap dan lainnya hanya makanan sehat yang dimasak khusus untuk Dava seorang.

Semangkuk bubur habis dimakan Dava ,Felix mengusap pelan bibir Dava dengan tisu ,dia mengambil botol susu yang sudah terisi ,"minumlah."

Dava meminumnya dengan rakus ,rasa susu ini sedikit manis hanya sedikit saja .

"Pelan ,kau bisa tersedak."

Dava mengikuti apa yang diucapkan oleh Felix ,dia menghisapnya dengan pelan.

Felix membawa Dava pada ruangan keluarga ,disana ada banyak boneka mainan Dava yang sengaja dipersiapkan oleh Felix , tidak ada mobil-mobilan atau bahan yang bisa pecah ,itu akan melukai Dava dan dia tidak mau itu terjadi.

Dimansion ini tidak ada televisi , hal itu kadang membuat Dava bosan , handphone? Tidak ada namanya handphone di kediaman Felix , semua orang yang tinggal disini tidak diperkenankan untuk memiliki handphone ,hanya dia dan asisten pribadinya saja yang boleh memilikinya.

Kadang Dava ingin mengajak bodygard dan masih bermain ,tapi mereka tidak berani melihat dan menyentuh Dava dengan seenaknya.

Mereka hanya duduk diam , tidak ada yang dilakukan ,mansion ini terasa seperti tidak ada kehidupan ,sunyi ,jika ada orang melihat didalamnya banyak penghuni maka mereka tidak akan percaya ,lagi pula mansion ini sangat jauh dari kota ,bisa dikatakan jika mansion ini berada ditengah tengah hutan.

"Kek patung gua kalo gini."Anka hanya bisa menghela nafas kasar .

"Tuan sabar saja nanti ada misi ,jadi bersabar sebentar."

"Ok ok "

"Kau berbicara dengan siapa?"

Tubuh Anka menegang ,dia menvoba menatap Felix dengan santai.

"Hm? Dava nggak ngomong sama siapa siapa ,kan Dava dari tadi diam."Jawabnya dan melihat Felix dengan bingung .

Felix mengusap pelan dahi Dava yang mengkerut ,dia hanya diam dan setelah dia mendekatkan bibirnya pada telinga Dava,"jika kau berbohong kau akan dihukum."

Tubuh Dava menegang saat mendengar kata hukuman , menurut nya kata itu adalah kata keramat .

"Da-va nggak bohong daddy."Ucapnya denhan takut takut.

"Bagus ,kau harus jujur."Felix mendekap Dava dalam pelukannya.

Inilah yang harus Anka hadapi ,Felix sangatlah sensitif terhadap apapun ,dia bisa tahu,makanya dia tidak mau gegabah dalam misi ini.

Jangan menganggap Anka lemah dalam misi kali ini ,bukan Anka yang lemah tapi Felix sepertinya sedikit lebih hebat dari manusia biasa.

Banyak yang dirahasiakan oleh Felix dan hal itu tidak akan diketahui oleh siapapun kecuali mempunyai sistem seperti Anka.

"Tidur."

Satu kata yang diperintahkan artinya Dava harus benar benar tidur ,baru saja dia bangun malah harus disuruh tidur kembali , membantah ,belum waktunya ,Anka hanya mengikuti permainan ini sebentar sebelum misi dimulai.

Dava menutup mata ,dia mencari posisi nyaman pada dada bidang milik Felix ,lama menunggu akhirnya Dava tertidur lelap.

Ruangan itu menjadi dingin membuat buku kuduk para bodygard di sana berdiri.

Mereka merasakan jika ada sesuatu akan terjadi .

Felix berjalan kekamar Dava dan meletakkan Dava dikasur dengan hati hati.

Takut jika tubuh Dava nan rapuh  akan tergores oleh sesuatu yang tidak bisa dilihat olehnya.

"Kau mulai nakal ."ucapnya pada Dava.

"Kau tahu daddy tidak suka jika anak daddy nakal ."

Felia berjalan kearah meja yang tak jauh disana ,dia membuka laci meja ,disana ada tali ,dia mengambil tali itu dan kembali pada Dava yang tertidur .

Felix mulai mengikat tangan Dava tapi sebelum itu dia melapisi tali dengan gumpalan tisu hingga tali itu terbungkus oleh tisu yang banyak.

Dia juga mengikat kaki Dava disisi kasur .

"Jangan nakal , daddy tidak suka ,anak daddy harus menurut ."

Felix kembali mencium kening Dava ,"daddy akan menghukum mereka karena telah berani melihat kasayangan daddy ,Dava tunggu disini ,ingat jangan kemana mana ,jika tidak....."

"Daddy akan menghukum mu."Felix terkekeh pelan dan meninggalkan Dava .

Time Traveler ManМесто, где живут истории. Откройте их для себя