Anka and a novel entitled Psychopath 8

2K 209 17
                                    

Seorang pria tengah berjalan keluar dari mansion tapi langkahnya berhenti saat ada seseorang yang memanggilnya.

"Kemana Max ?"tanya seorang wanita dengan datar ,dia menatap Max meminta penjelasan.

Pria yang dipanggil Max itu terdiam sebentar ,"aku ingin mencari cucuku ,dia hilang ,anak sialan itu tidak mau memberi tahu kita!"

Dia Max Robinson ayah dari Dirga dan wanita yang bertanya adalah Quinn Bennett Desmond ibu dari Dirga .

Bertanya soal marga ? Mereka mengikuti marga dari sang ibu.

Quinn berdiri dan berjalan lebih dulu ,"aku juga akan mencari Dava."

"Sial ! Padahal aku ingin pergi sendiri! "Pikir Max.

Mereka berangkat menggunakan jet pribadi menuju negara dimana tempat Dava berada.

* * *

Sesuai yang dikatakan Diana ,dia mengajak bunga pergi ke mall.

Dan disinilah mereka berada disalah satu mall mewah .

Mata Bunga berbinar-binar saat ia melihat sekeliling, mengamati tampilan warna-warni dan toko-toko yang penuh dengan boneka.

"Mama, mau lihat itu !" seru Bunga, menunjuk ke arah sebuah toko yang dihiasi dengan beruang teddy besar dan boneka. "Boleh ya ma , please?"

Diana tersenyum melihat antusiasme Bunga. "Tentu saja, sayang. Ayo kita masuk dan beli semuanya."Diana mengandeng tangan Bunga .

"Yey..."Bunga melompat kegirangan ,dia senang karena keinginan nya dituruti oleh Diana.

Ketika mereka memasuki toko mainan, mata Bunga melebar kagum.

Rak-rak dipenuhi dengan berbagai macam mainan, mulai dari boneka binatang sampai figur aksi .

"Mama, lihat beruang teddy yang lucu ini!" seru Bunga, memeluk erat beruang yang berbulu lembut. "Ma boleh ya ,Bunga mau boneka ini , boleh ya ma?"Bunga menatap Diana dengan harap agar Diana mau membelikannya boneka itu.

Diana tertawa dan mengacak rambut Bunga. "Tentu saja, sayang. Anak mama bisa memilih mainan apa pun yang kamu suka ,kalo mau seluruh toko ini juga bisa mama beli."ucapnya ,"untung saja aku sudah dikasih kartu oleh dia."

"Beneran ma?"tanya Bunga meminta kepastian jika apa yang dikatakan oleh Diana benar.

"Ya sayang mana mungkin mama bohong sama Bunga ."ucap Diana sambil mencubit pelan pipi Bunga .

Bunga melompat kegirangan ,dia mencari boneka boneka lain .

"Ma, Bunga mau boneka putri ini juga boleh kan?" tanya Bunga, mengangkat boneka putri cantik dengan rambut pirang yang panjang.

"Anak mama ini lucu sekali ,mama kan udah katakan ambil saja yang Bunga mau ,jadi tidak perlu meminta izin lagi ok."gemas Diana dengan anaknya ini.

"Makasih ma sayang mama "Bunga memeluk Diana .

"Sayang bunga juga."Diana membalas pelukan Bunga.

Adegan itu dihentikan oleh bunyi dari notif handphone milik Diana.

"Sebentar ya sayang ,mama liat pesan dulu ,kamu pilih aja yang kamu mau."

"Ya ma ."Bunga kembali memilih boneka boneka yang dia mau.

Diana mengecek pesan yang masuk pada handphone nya ,dia membaca itu dan setelah itu tersenyum senang ,"aku sudah katakankan kau akan menjadi milikku,Dirga,dia akan membelaku . "

* * *

Dava bangun merasa sakit pada area dadanya ,"sakit.."lirihnya pelan tapi gumaman itu membuat Damien yang disebelah nya langsung menatap Dava dengan senang , akhirnya Dava bangun ,sudah dari tadi dia menunggunya.

"Kau sudah sadar baby? "Damien mengecup kening Dava .

Dava mulai menangis histeris , melihat Damien , tubuhnya bergetar dengan sendirinya karena mengingat kejadian tadi .

"Tanang sayang ini sudah tidak apa apa , tenang ok."

"Sakit... Perih ..."Dava ingin memegang dadanya tapi dihentikan oleh Damien .

Damien mengecup sebentar pada area luka yang sudah diperban itu .

"Sudah tidak sakit kan ?"ucapnya .

Bodoh ,mana ada luka dicium tidak sakit lagi ,Anka hanya mendelik kesal atas apa yang dikatakan oleh Damien ini , tidak masuk akal sekali.

"Sudah ya jangan menangis. "Damien membawa Dava pada pangkuannya dan mengelus pelan dada Dava ,"tidak apa apa ,ini baru luka kecil sayang ,kita masih ada banyak waktu."Damien tersenyum ,"aku akan membuat seni yang indah pada tubuhmu."pikirnya senang saat membayangkan hal itu akan terjadi.

"Abang jahat ! Dava nggak mau sama Abang ! Mau daddy ! Mau mommy!"Dava memberontak membuat Damien mendekap tubuhnya dengan erat.

Damien tidak suka mendengarkan kemauan dari Dava ,dia sudah berada disini buat apa lagi mencari orang lain.

Damien memegang dagu Dava dan mengarahkan pada wajahnya,"Baby jangan ucapkan itu ,Abang tidak jahat ,Abang hanya membantu membuat dadamu yang mulus itu menjadi cantik."ucapnya.

"Abang jahat! Dava takut ! Dava nggak suka orang jahat!"

"Jangan memancing ku sayang ,aku bahkan lebih bisa melakukan hal yang lebih."Ucap Damien sambil menyeringai.

* * *

Devano duduk di dalam mobilnya,hatinya dipenuhi kegelisahan saat ia mencari keberadaan Dava ,sudah dari tadi dia mencari kemana Dava pergi tapi nihil tidak ada petunjuk orang yang membawa Dava pergi.

Dibelakang tamoak mobil mengikutinya ,bisa dipastikan itu adalah bodygard yang disuruh Dirga untuk menemani Devano.

"Kemana kau baby ,maaf ,gara gara Abang ,Dava diculik oleh orang orang itu."Devano menyesal , seandainya dia mendegar kata Fiona jika tidak usah membawa Dava maka ini tidak akan terjadi.

Saat Devano melintasi jalan yang ramai, pandangannya tiba-tiba tertuju pada sebuah mobil yang sangat dikenalnya.

"Itu .... sepertinya aku tahu ,tapi mobil siapa? " 

Devano berpikir sebentar ,dia tahu tapi dia agak lupa ,mobil di mansion nya sangat banyak tapi ,detail mobil ini dia sepertinya ingat.

"Itu mobil bang Damien ? "

"Kenapa mobilnya bisa berjalan? Bukannya bang Damien koma?"

Itu adalah mobil yang selalu dipakai oleh Damien, bisa saja dibawa orang lain tapi adakah yang berani membawa mobil tuannya.

"Mencurigakan ,aku harus mengikutinya!"

Tanpa ragu, Devano mengikuti mobil tersebut dengan hati-hati, berusaha untuk tidak terlihat oleh pengemudi di depannya.

Mobil itu melaju dengan cepat, melewati jalan-jalan yang berliku dan sempit.

Devano harus tetap fokus dan waspada agar tidak kehilangan mobil tersebut.

* * *

Felix duduk di ruang kerjanya di salah satu mansionnya, memandangi layar laptop dengan penuh konsentrasi saat ini dia sedang menggunakan keahliannya untuk melacak keberadaan Dava.

"Kau pikir kau akan bisa mengambil anakku! Damien Sialan!"

Dengan jari-jarinya yang lincah, Felix memasukkan serangkaian kode dan perintah ke dalam laptopnya.

Dia mengakses sistem keamanan yang ada di sekitar kota, mencari jejak Dava.

Berjam-jam berlalu, dan Felix akhirnya mendapatkan petunjuk yang jelas tentang lokasi Dava.

Felix tertawa terbahak-bahak , "lihat aku menemukan mu! Kau ingin bermain denganku kan? Maka aku akan melayaninya!"

"Baby tunggu daddy , daddy akan menjemputmu!"

Felix mengambil kunci mobilnya dan bergegas keluar dari mansion.

Mobil mewah Felix melaju dengan cepat di jalan-jalan kota yang sibuk.

"Kau juga akan dihukum baby , karena kau nakal "Felix terkekeh pelan .

Time Traveler ManWhere stories live. Discover now