Bab 7

29K 2.3K 30
                                    

Samuel menuntun langit dengan pelan, dia mengajak Langit keluar tapi Langit terus saja tidak mau, dia takut jika Bintang tahu, mungkin saja  jika Bintang tahu dia akan menghukumnya kembali.

Secara hukumannya belum berakhir.

Tapi Samuel tetap kekeh ingin membawa Langit, akhirnya dengan ragu Langit menyetujuinya.

"Mau Lo bawa kemana dia!"

Samuel dan Langit sama sama berhenti, Samuel bisa melihat ada Cahaya disana, padahal dia mengira di mansion ini tidak ada orang, lalu apa Cahaya baru saja tiba saat dia berada dikamar Langit.

"Gua cuma mau ngajak Langit kebawah sebentar."ucap Samuel berbohong, dia takut jika Langit tidak akan bisa dibawa nantinya.

"Nggak usah! Lagian ngapain Lo disini! Bukannya daddy nggak ngijinin siapapun yang nemuin Langit!"Sinis Cahaya terhadap Samuel.

"Gua udah ijin sama tante Senja."

"Apa!"

Ucapan Samuel tentu saja membuat Cahaya terkejut.

"Lagi lagi mommy malah perhatian sama Lo! Lo itu pake cara apa sih! Gua heran, Lo itu penjahat Langit! Atau Lo pake guna guna buat mommy itu sayang sama Lo! Kenapa mommy selalu bela Lo!"

"Padahal mommy tahu kalo Lo itu jahat!"

"Lo itu brengsek Langit!"

"Lo itu pembunuh!"

"Cahaya!"

"Apa! Lo mau ngebela dia juga! Nggak kapok Lo dibuat babak belur sama dia! Dia itu brengsek Samuel! Bajingan!"

"Lo seharusnya mati waktu kecelakaan itu!"

Cahaya mendorong Langit tapi ditahan oleh Samuel.

"Apa apaan sih Lo! Nggak gitu juga caranya! Lo bisa lukain Langit! "Marah Samuel.

"Oh Lo nggak inget? Dia udah lukain banyak orang Sam! Dia juga udah bunuh orang! Dia udah bunuh sahabat gua! Nggak inget itu semua!"

"Tapi nggak gini juga! Kalo Lo lukain dia sama aja Lo kayak dia!"

"Gua nggak peduli!"Cahaya mendorong Langit dengan kuat membuat tubuh Langit oleng dan ingin jatuh kebawah.

"Langit!"

Samuel ingin menangkap Langit tapi tubuh Langit lebih dulu jatuh pada tangga.

"Langit!"

Tubuh Langit terguling guling di anak tangga hingga sampai kebawah.

Samuel juga cepat turun."Langit!"

Langit merasa seluruh tubuhnya sangat sakit, untuk kedua kalinya dia merasa seperti ini.

Langit mengeluarkan darah dalam tubuhnya, tapi dia tersenyum,"kakek apa kakek ingin menjemput ku terima kasih."Langit tidak bisa mendegar apa apa telinganya berdengung.

"Langit! "Samuel membawa Langit pada pangkuannya."Langit Lo denger gua kan? Langit!"

"Cahaya! Apa yang Lo lakuin! Lo udah mau bunuh Langit!"

Cahaya membisu, dia tidak bermaksud seperti itu, dia tidak bermaksud mendorong Langit.

"Langit?"

"Bang Angkasa? Bang tolongin Langit, bang! "

Angkasa yang baru tiba terkejut tapi dia masih tetap diam yang membuat Samuel bertambah emosi.

"Bang! Lo dengarkan! Tolong langit ! Bang gua mohon!"

Angkasa terdiam dia ingin menolong tapi ragu.

"Sialan! Bangsat Lo! Lo dokter yang paling sialan didunia!"

"Lo Bangsat! Percuma kalo Lo jadi dokter tapi nggak mau nolongin orang yang terluka!"

Angkasa yang mendengar itu tersadar dia mau menolong Langit tapi, Samuel lebih dulu membawa Langit pergi.

Dia terdiam ditempatnya setelah itu pergi dari sana menuju kamarnya.

Cahaya juga sama dia menenangkan dirinya,"gua nggak salah, itu bagus, dosanya lebih banyak dari pada jatuh dari tangga, kalo bisa mati sekalian!"Dia berbalik dan pergi. ke kamarnya.

LANGITWhere stories live. Discover now