Bab 16

25.6K 2K 5
                                    

Senja berada dirumah sakit sekarang, dia terus saja mencari keberadaan Langit di banyaknya rumah sakit.

Ini adalah rumah sakit yang kelima belas yang dia datangi dan menanyakan apakah ada pasien yang bernama Langit di sana.

Tapi nihil, jawabnya tidak ada, Senja berjalan lesu menuju taman rumah sakit dan duduk disana dengan pandangan kosong.

Ia sangat merindukan Langit, tapi sampai saat ini ia tidak mengetahui keberadaan dan keadaan Langit.

"Apa langit baik baik saja?"

"Langit mommy rindu."

Air mata Senja lolos dari pelupuk matanya, rasanya ada yang mengganjal dihatinya sekarang.

Apalagi suami dan anaknya sama sekali tidak memperdulikan Langit yang ada dimana, bahkan mereka hanya acuh, mereka juga melarang dirinya untuk mencari Langit, tapi Senja tidak mematuhi ucapan mereka, dia ingin menemui Langit, dan sekarang sepertinya sudah terlambat, keberadaan Langit saja ia tidak tahu.

"Maafin mommy Langit, mommy nggak selalu ada buat kamu."

"Tuhan, semoga keluargaku kembali seperti dulu."

Lamunan Senja dibuyarkan dengan suara dering ponsel pada tasnya, membuka dan mengambil ponselnya dan disana tertulis nama Bintang, yang artinya pasti suaminya mencari dirinya.

Senja mengelap air matanya sebentar dan berusaha menenangkan dirinya,"Ha-lo mas."

"......"

"Aku sedang ada di butik."

"......"

"Baiklah, aku akan pulang sekarang."

Panggilan ditutup dengan wajah Senja yang semakin kusut, lagi dan lagi hari ini harus sampai disini dia mencari keberadaan Langit.

Sebenarnya bisa saja dia menyuruh orang lain, tapi dia ingin bertemu sendiri dengan Langit ketika nanti Langit memang berada ditempat yang ia cari.

Dengan langkah gontai Senja berjalan kearah parkiran dan pergi dari sana.

Sedangkan tidak jauh dari sana, ada seseorang yang menyaksikan kepergian dari Senja.

Dia mengambil sesuatu dalam sakunya yang tak lain adalah sebuah ponsel, ia menghubungi seseorang dan tak lama orang yang ia hubungi menjawab panggilannya.

"Tuan dia sudah pergi."

"Jangan biarkan dia tahu keberadaan Langit."Ucap seseorang diseberang sana.

"Baik tuan."

Sedangkan dikamar Langit, Luke tangah berada dikamar mandi sambil menelepon seseorang.

Setelah menyelesaikan percakapannya ia mematikannya dengan sepihak.

"Mau mengambil babyku? Tentu saja itu tidak akan terjadi!"Dengusnya.

Setelah mencuci wajah sebentar ia keluar dari sana dan bergabung dengan yang lainnya.

Tampak disana Langit tengah dipangku oleh Lucas,"anak itu! Padahal baru aku tinggal sebentar."Geramnya."Berikan baby padaku."Pintanya.

"Tidak."Jawab singkat Lucas yang langsung diberikan tatapan tajam oleh Luke.

Samuel yang melihat itu hanya memutar matanya malas,"baru aja bentar udah marah, gimana dengan gua!"Pikirnya kesal.

Langit juga tidak dapat mengatakan apa-apa, saat dia akan mengatakan sesuatu pasti ada saja jawaban dari mereka, lebih baik ia menurut saja.

Senia menahan tawanya melihat tingkah lucu dari anak dan suaminya, ia yakin pasti nanti mereka juga akan seperti itu.

"Sudahlah kalian ini, biarkan Langit yang menentukannya, Langit, kamu mau dipangku sama siapa sayang?"Tanya Senia yang membuat Langit bingung.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang