Bab 34

20.3K 1.7K 5
                                    

Kebingungan terlihat jelas diwajah Langit, saat baru saja membuka mata ia dibuat kagum dengan dekorasi dalam ruangan ini, mungkin bisa disebut dengan kamar?

Entahlah tapi ini terasa sangat nyaman, kasur yang empuk, ruangan yang luas berwarna lembut, dan berbau harum dengan bau bunga lavender, sangat menenangkan.

Langit mencoba duduk dari tidurnya, ia merasa punggungnya agak sakit, walaupun kasur yang ia tiduri itu empuk tapi tidak bisa dipungkiri jika dia pasti tertidur tidak banyak bergerak.

Langit mengedarkan pandangannya sekitar, ruangan ini tampak sunyi, kemana orang orang, dia ingat terakhir kali saat dia masih dalam gendongan kakeknya, tunggu, benar dia tidak bermimpi kan?

Tidak mungkin ia bermimpi, tapi itu sangat nyata, Langit mengalihkan pandangannya saat mendegar suara pintu yang dibuka.

"Baby, sudah bangun."

Ternyata Senia, dia segera menuju kearah Langit dan mengecup kening sang anak."kenapa hm?"

"Mommy ini dimana?"

"Ini dimansion sayang, mommy tahu kamu sudah bosan berada dirumah sakit, dan untuk itu kami membawa mu pulang."

Setelah melihat kondisi Langit memungkinkan, para keluarga Robert membawa Langit pada suasana baru, yaitu mansion utama keluarga mereka, mereka tidak mau jika Langit nanti stress karena setiap hari harus dihadapkan oleh suasana dan bau obat-obatan yang menyengat, hal itu sudah dirundingkan dan atas persetujuan Immanuel, tentu saja ia yang akan mengawasi adiknya selalu.

"Benar baby, apa kau tidak menyukainya."Entah dari mana Luke muncul tapi yang pasti sekarang dia telah berada disamping Senia, menaiki kasur dan membawa Langit ke pangkuannya, sesekali mencium pipi yang mulai sedikit berisi itu.

"Tidak, Langit suka."Dari pada dirumah sakit ini lebih baik, karena bisa merasakan udara baru, tidak ada bau obat-obatan dikamar ini."Tapi kakek mana?"

Wajah Luke yang sumringah berubah dalam sekejap, baru saja dia bermanja-manja bersama Langit tapi dibuyarkan oleh pertanyaan yang harus membuat dirinya kembali kesal.

"Baby, apa baby tidak senang jika bersama daddy, apa baby risih bersama daddy dan tidak nyaman, jika ia daddy akan pergi."Luke mengembalikan posisi Langit seperti semula, raut wajah sedih itu bisa dilihat Langit.

"Daddy, Langit tidak seperti itu, Langit senang jika ada daddy disini."Sungguh Langit tidak tega melihat wajah iba dari daddy barunya itu, apa dia telah melukai hati Luke, dia jadi merasa bersalah, seharusnya ia tidak membeda-bedakan saat orang orang ingin bersamanya bukan.

"Aku tahu, anakku sangat baik dan manis."Pikir Luke, senyum kesenangan terlukis pada wajah tegas itu.

Senia hanya bisa memaklumi suaminya yang sangat posesif pada Langit, bahkan dilantai tiga ini Luke menyuruh para bodygard berjaga supaya tidak ada keluarga Robert yang masuk kedalam kamar baby mereka, karena mereka hanya mau quality time bersama Langit.

Kembali Luke membawa Langit pada pangkuannya, memegang tangan Senia dan menariknya pelan untuk duduk bersamanya.

Rasa nyaman hinggap di hati Langit, tapi dia tetap memikirkan tentang kakeknya itu.

"Jangan melamun baby, kenapa hm? Butuh sesuatu, apa baby lapar?"Senia mengusap pelan pipi lembut Langit.

"Tidak mommy....."lirihan Langit digantikan dengan bunyi nyaring dibawah sana, malu sekali dirinya, mengatakan tidak tapi malah perutnya tidak sinkron dengan ucapannya.

"Lucunya, sebentar ya sayang, mommy akan membuatkanmu  makanan yang enak."Mengecup pelan hidung mungil anaknya itu.

"Kita makan bersama sayang."Ujar Luke yang diangguki Senia, mereka juga belum makan dari siang, mungkin ini sudah sore, sedikit lapar karena mereka menunda makan karena mengurus kepindahan baby mereka dan menyiapkan segala sesuatu bagi Langit.

Senia berjalan keluar, tentunya dia akan turun kebawah untuk membuat makanan, tapi dia tidak bisa menahan tawa karena melihat para keluarga Robert memarahi mungkin bisa dikatakan jengkel dengan para bodyguard yang menghalangi mereka untuk menemui Langit.

"Mom, aku mau ketemu baby mom, kenapa dihalangi begini! Kau pergilah! Jangan sampai aku membuat kepala mu berpindah kebawah sana!"Lucas ingin kembali menerobos penjagaan itu tapi dirinya kembali didorong oleh sang bodyguard suruhan ayahnya.

"Maaf tuan muda, saya hanya menjalankan perintah."Ucap salah satu bodygard itu.

"Kau! Kami juga tuan rumah disini berani sekali kau membantah ucapanku."Ujar Roger yang juga sedikit terpancing dengan bawahan anaknya ini.

"Itu benar tuan besar, tapi yang membayar kami tuan Luke, jadi kami hanya menerima perintahnya saja."

Sungguh, para bodyguard Luke ini menjengkelkan, walaupun mereka memberi uang dan membayar untuk masuk tapi para bodyguard Luke seakan tidak terpengaruh oleh itu, mereka bukan hanya keras kepala, tapi juga setia pada Luke.

Itu bagus, tapi jika begini bukankah ini tidak adil, jika mereka musuh Luke itu tidak apa apa, tapi mereka juga bagian dari keluarga Robert.

"Mom, Sam mau ketemu adek, please ya, kangen...."Ucapan Samuel itu membuat keluarga Robert ingin sekali menutup mulutnya, apa dari tadi mereka berdiri disini cuma bermain main,  mereka juga ingin menemui Langit, ini sudah bukan tahap rindu lagi.

Senia hanya tersenyum dan hal itu tentu saja dibalas dengan tatapan masam dari mereka.

"Maaf sayang, mommy tidak bisa, biarkan kami bersama Langit sekarang, setelah itu nanti baru bersama kalian, mommy kebawah dulu ya menyiapkan makanan."Senia mengelus pipi Samuel dan Saka yang hanya diam dari tadi, wajahnya sangat terlihat kesal.

"Padahal aku udah mau curhat sama adek!"Saka menghentakkan kakinya dan berlalu dari sana, dia kesal tidak bisa melakukan sesi curhat bersama adiknya itu, mungkin ia akan pergi kekamar dilantai dua, tempat keluarga Robert tinggal.

Hanya Senia dan Luke yang tinggal dilantai tiga, bersama Langit, jika ditanya mengapa, terserah Luke, dia yang membeli mansion ini, walaupun mansion ini utama, tapi tetap ini milikinya, dia membeli mansion ini agar jika para keluarga Robert datang bisa tinggal disini saja, tentunya lebih luas dan lebih nyaman.

"Ck dasar Luke! Dia ingin memisahkan kita dari baby!"Lucky hanya bisa menghela nafas kesal.

"Kembaran mu itu sungguh menjengkelkan!"Ucap Sean dan berlalu dari sana.

"Sudahlah, lebih baik kita membersihkan diri dan masuk kekamar masing masing, istrihat karena kalian terlihat tidak baik baik saja."Ucap Reva yang akhirnya hanya bisa pasrah, setidaknya nanti dia akan bertemu dengan  cucunya lagi.

Mereka hanya bisa mengiyakan perintah itu, dan mulai kembali kekamar masing masing, sedangkan Immanuel dia berada dikamarnya, tentu saja dia tidak diam, disana dia akan mencari solusi untuk kesembuhan adik tersayangnya, lebih cepat lebih baik bukan.




Vote→comment→follow

LANGITWhere stories live. Discover now