Bab 48

14.6K 1.6K 67
                                    

"Apa yang kau katakan!" Amarah Bintang meluap saat mendegar perkataan yang dilontarkan oleh Senja.

"Aku ingin kita bercerai!"Tampak keadaan Senja sudah sangat kacau, dengan mata yang membengkak dan wajah yang kusut, terlihat beban berat yang sudah menimpanya.

"Tidak! Aku tidak ingin kita bercerai!"

Senja menatap tidak percaya pada suaminya ini ralat mungkin sebentar lagi akan menjadi mantan suami.

"Aku tidak peduli, aku mau kita bercerai!"Senja ingin berbalik tapi tangannya dicengkeram oleh Bintang dengan erat.

"Aku sudah katakan tidak ya tidak! Kenapa kau sungguh membuatku emosi!"

"Lepas!"Senja mendorong Bintang,"kau brengsek mas! Aku tidak ingin mempunyai suami  sebrengsek kamu!"

"Jangan membuat ku marah Senja!"Tekan Bintang, "aku tidak ingin kita bercerai! Aku..."

"Jadi kau pikir kau bisa menduakan aku! Begitu? Aku..."

"Itu kesalahpahaman Senja! Aku tidak pernah melakukan itu dengan sengaja! Itu hanya ketidaksengajaan! Wanita jalang itu lah yang meletakkan obat perangsang pada kopi itu!"

"Lepas mas! Aku nggak mau mendengar apa yang kau katakan! Terserah! Aku lelah, aku hanya ingin hidup tenang bersama anakku!"

"Sialan! Aku bilang tidak ya tidak! Kita tidak akan pernah bercerai!"Bintang keluar dari kamar dan mengurung Senja dikamarnya.

"Mas! Keluarkan aku! Aku mau bercerai!"Senja mengedor-ngedor pintu kamar tapi apa daya, pintu itu masih saja tertutup dan tidak terbuka sedikit pun.

Menangis, Senja hanya bisa menangis, "aku hanya mau hidup tenang saja bersama anak anakku...."

Bintang mengamuk sejadinya-jadinya, ia tidak terima jika Senja meminta perceraian darinya.

"Sialan! Aku akan membunuh penyebar berita ini! Wanita jalang itu! Berani sekali dia bermain-main dengan ku! Cari jalang itu Dion! "

Dion menurut, ia bergegas mencari apa yang didinginkan tuannya itu, dari pada ia yang menerima luapan emosi dari Bintang.

* * *

Berbeda dengan kediaman keluarga Wijaya berbeda pula dengan keadaan dikediaman keluarga Robert, hari ini adalah hari yang membahagiakan bagi Langit, pasalnya hari ini pertama kalinya ia akan melakukan home schooling.

"Senang?" Tanya Senia melihat Langit dari tadi menunggu guru yang sebentar lagi datang.

"Senang, terima kasih mommy."Langit memeluk Senia, akhirnya setelah menunggu lama Langit bisa merasakan kembali rasanya sekolah.

Senia membalas pelukan Langit, gemas sekali anaknya ini."Sama sama sayang, tapi Langit tidak boleh memaksakan diri ya, jika lelah katakan saja."

"Hanya mommy, bagaimana dengan daddy?"Luke membawa Langit kedalam pangkuannya, mengusap tangan Langit pelan, sambil mengecup pipi bulat anaknya itu.

"Terimakasih kasih juga semuanya, Langit senang."

Para anggota keluarga Robert lebih senang mendegar ucapan terimakasih itu.

Untuk Samuel dan Saka, mereka masih dalam masa hukuman jadi mereka tidak ikut untuk melihat Langit home schooling hari ini.

"Kenapa kau masih disini?" Ucap Lucas sinis pada Sean yang duduk lesehan dengan memegang kaki Langit disana.

"Memangnya aku mau kemana?"Sungguh entah kenapa jika melihat Sean membuat Lucas kesal, mata sayu itu ingin sekali dia congkel dan dibuang, sangat menjengkelkan.

LANGITTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang