Bab 1

3.9K 191 52
                                    

Hai semuanya. Selamat datang di ceritaku yang kedua.

Ini sequel dari cerita "Pelayan Perawan Milik Tuan Muda" alurnya ringan dan singkat.

Semoga kalian terhibur.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.










~Happy Reading~









Disebuah jeruji besi tampak seorang wanita duduk meringkuk di lantai nan dingin. Tatapan matanya menyiratkan luka dan kesedihan yang mendalam. Sesekali wanita itu menyeka air matanya yang hampir meluruh. Sudah dua hari ia terkurung di tempat ini semenjak ayah tirinya menjual ia pada pria asing yang tak ia kenali.

Semenjak sang ibu meninggal, ia kerap mendapatkan perlakuan buruk dari kakak tiri dan ayah tirinya. Bukan hanya itu, kedua matanya pun tidak bisa melihat karna sebuah kecelakaan satu tahun yang lalu. Begitu malang dan menderitanya wanita itu, sekarang ia tidak tahu bagaimana kehidupannya nanti setelah dijual, seolah ia tidak memiliki hak atas dirinya.

Suara pintu jeruji besi terbuka, membuat wanita itu tampak terkejut. Raut wajahnya tampak sangat ketakutan.

"Ayo bangun!" perintah seorang pria bertubuh tambun.

"Aku tidak mau! Aku ingin di sini." Wanita itu menggeleng kuat."Tolong bebaskan aku."

Pria dengan visual yang cukup menyeramkan itu, tidak menggubris permohonan wanita yang sudah dibeli bosnya tersebut. Dengan tak berperasaan ia menarik paksa wanita itu untuk berdiri. Wanita itu berjalan terseok-seok bahkan diseret.

"Sakit ... aku mau dibawa ke mana?"

Pertanyaan wanita itu lagi-lagi tak digubris. Pria itu menarik paksa wanita buta itu keluar dari kurungan untuk dibawa ke salah satu pelanggan. Di tempat ini mereka menjual gadis muda yang masih perawan untuk dijadikan budak seks bahkan disewakan untuk memuaskan hasrat buas para pria.

Wanita muda itu langsung jatuh tersungkur ketika didorong dengan kasar di hadapan beberapa pria yang kini menyorot ke arah wanita itu.

"Lihatlah, Tuan-tuan. Aku menjual perempuan ini dengan harga murah. Bahkan dia belum terjamah oleh pria manapun," ucap Abe, salah seorang mucikari.

Wanita buta itu memeluk dirinya sangat ketakutan. Kenapa kehidupannya sangat mengerikan seperti ini? Kenapa Tuhan tidak adil, setelah ibunya diambil dan penglihatannya di renggut, sekarang ia dijual sebagai budak seks.

"Apa kekurangan perempuan ini?" Salah satu diantara pria itu bertanya.

Dengan cepat Abe menjawab,"Kekurangannya hanya satu, dia tidak bisa melihat."

"Ya benar saja, aku tidak berminat membelinya, apa kamu tidak melihat bentuk tubuhnya yang sangat kurus, seperti mayat hidup."

Pria yang sedari tadi duduk sudut ruangan dalam club, memperhatikan para pria lain mengerumuni seorang wanita yang terduduk di lantai, kini bangkit dari tempat duduknya. Ia melangkah mendekati kerumunan itu.

"Tapi dia cukup cantik, kapan lagi aku menjual perempuan dengan harga murah," ucap Abe berusaha menawarkan.

"Yang ada perempuan ini menyusahkan. Aneh sekali menawarkan perempuan tunanetra." Setelah mengatakan itu para pria itu bubar.

Abe bersungut-sungut. Ia sudah mengeluarkan uang puluhan juta untuk membeli wanita buta ini, bukannya untung malah buntung. Kini, tatapan Abe beralih menatap wanita buta itu.

"Akh ... sakit!" Wanita itu terpekik ketika rambutnya di tarik kasar.

"Dasar tidak berguna, aku sudah mengeluarkan banyak uang tapi malah rugi seperti ini!" Abe semakin menarik kasar rambut wanita itu sampai ia memekik kesakitan, buliran air mata meluruh dari mata hitam lekat itu.

"Berapa harganya?" Suara bariton seorang pria membuat Abe menghentikan perlakuan kasarnya.

Mendadak raut wajah Abe yang tampak marah kini berubah berbinar."Apakah anda berniat membelinya?"

Pria berjas abu-abu itu mengangguk tegas. Matanya menelisik wanita buta yang terlihat sangat menyedihkan. Wanita itu kembali meringkuk ketakutan.

"100 juta, itu harga yang murah, Tuan. Anda cukup permak sedikit, tentu dia akan berubah cantik," ucap Abe.

"Berapa nomor rekeningmu, langsung ku transfer."

Abe memekik kegirangan mendengar itu. Ia segera menyebutkan nomor rekeningnya. Dan tak butuh waktu lama suara notifikasi ponsel Abe langsung berbunyi. Ia segera memeriksa ponselnya dan melihat uang 100 juta sudah masuk ke dalam saldo rekeningnya.

"Ku bawa," ucapnya datar.

"Silahkan bawa, Tuan. Akhirnya ada juga yang membelinya."

"Aku tidak mau!" Wanita itu menolak ketika tubuh ringkihnya hendak diangkat. Ia berusaha mempertahankan dirinya. Namun, karna dua hari tidak makan membuat tenaga wanita buta itu sangat lemah.

Pria berjas abu-abu itu menggendong wanita buta yang barusan ia beli. Tanpa rasa sungkan ataupun jijik ia menggendong wanita itu. Penampilan wanita itu tampak berantakan persis seperti gelandangan dipinggir jalan.

Aroma maskulin yang terasa mahal tercium indra penciuman wanita itu. Ia tersentak ketika dimasukkan ke dalam mobil.

"Dia siapa, Tuan?" Sopir pribadi pria itu tampak terheran-heran ketika sang majikan datang membawa wanita kurus yang terlihat memprihatinkan.

Pria itu tidak menggubris pertanyaan sopirnya."Apakah kamu punya tissue basah?"

"Ada, Tuan."

Sopir itu memberikan tissue basah pada sang majikan. Pria itu duduk di samping wanita buta yang kembali duduk meringkuk seolah melindungi dirinya.

"Jangan menunduk, angkat wajahmu," titahnya, hendak membersihkan wajah wanita itu yang tampak kotor. Bukannya menurut wanita buta itu dengan gerakkan cepat melayangkan pukulan hingga mengenai wajah pria yang telah membelinya.

"Tuan Levin, anda baik-baik saja?" Sopir itu tampak khawatir.

"Bebaskan aku, aku tidak ingin ikut kalian. Aku bukan barang dan aku bukan budak!" Wanita itu memekik menunjuk-nunjuk ke sembarang arah.

"Apa perlu saya tampar dia, Tuan?" tawar sang sopir yang geram dengan tindakan wanita itu, namun Levin mencegah niat sang sopir.

Sementara wanita buta itu tampak bersungut-sungut. Baginya semua orang tidak dapat dipercaya dan jahat. Tentu, kekurangannya yang tidak bisa melihat menjadi kesempatan untuk mereka melakukan kejahatan pada dirinya. Bahkan ayah tirinya  tega menjualnya.

~~~

Bagaimana menurut kalian part ini?

Jika cerita ini menarik jangan lupa vote, ya😘






Love After HateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang