Keributan Dipesta

838 67 28
                                    

Brielle duduk disebuah kursi sambil menunggu Levin sebentar. Pria itu mengatakan ingin berpamitan dulu pada teman-temannya, setelah itu akan langsung membawanya pulang. Ia berusaha terlihat tenang dari bisingnya pesta yang sepertinya semakin ramai.

Kedua tangannya memegang erat gelas yang sebelumnya Levin berikan untuk menghilangkan rasa haus dan serta kepanikan yang ia rasakan. Namun, sentuhan seseorang dibahu membuat Brielle menoleh ke samping.

"Levin?" ucapnya pelan.

Levin tampak sangat terkejut kala kembali ke tempat di mana Brielle berada. Kursi yang gadis itu duduki kosong. Ia menatap sekitar dengan wajah yang tampak panik.

"Di mana dia?" Levin menatap sekitar pesta dan berjalan ditengah-tengah pesta mencari Brielle.

Rasa takut dan khawatir merambat dalam benak Levin, apalagi kondisi Brielle yang tidak bisa melihat. Sungguh, ia takut gadis itu dibawa oleh seseorang atau tersasar.

Sementara di tempat yang sama, namun di ruangan yang berbeda. Tubuh Brielle langsung didorong ke tembok hingga gadis itu meringis kesakitan pada bagian punggungnya.

Pria dengan pakaian pelayan itu tersenyum menyeringai. Ia melangkah semakin mendekat pada Brielle yang tampak ketakutan dan meraba-raba sekitar. Sambil memainkan lidahnya dalam mulut, pria itu memperhatikan penampilan Brielle yang sangat jauh berbeda. Kulit bersih terawat, tubuh yang semakin berisi membuatnya terlihat sangat menarik.

"Sangat cantik," gumamnya.

Brielle memekik kala kedua tangannya dikunci diatas kepala. Tubuhnya semakin dihimpit ke tembok membuat ia berteriak.

"Lepaskan aku!" Brielle berusaha keras melepaskan diri, namun tenaganya tidak sebanding dengan tenaga pria di hadapannya.

"Apa kamu sudah tidak mengenali kakak tersayangmu ini?"

Mata Brielle melebar sempurna mendengar suara yang tidak asing. Ketakutan semakin mencekik dirinya, hingga membuat tubuh Brielle mendadak lemas seolah tenaganya baru saja tersedot. Sementara pria bernama Bayu, kakak tiri Brielle, tampak tersenyum setelah gadis itu mengenalinya.

"Sepertinya hidupmu sangat terjamin sekali. Bahkan aku sampai terpesona dengan adikku ini." Bayu mengusap pipi Brielle yang terasa sangat lembut. Aroma manis menguar dari tubuh Brielle, membuatnya ingin mengecup setiap jengkal tubuh gadis tersebut.

Mulut Brielle seolah terbungkam, ia tidak mampu untuk mengucapkan sepatah katapun apalagi untuk berteriak meminta pertolongan. Kesan buruk yang kakaknya berikan dahulu, membuat Brielle sangat trauma dan ketakutan.

Bahkan dengan memandangi dan mencium aroma tubuh Brielle, sudah membuat milik Bayu mengeras. Rasanya ia ingin mencicipi adik tirinya, yang sebelumnya hanya sekadar sentuhan saja.

Brielle menggelengkan kepalanya seolah berusaha menghindar kala Bayu mencengkram kuat pipinya. Hembusan napas Bayu yang tidak mengenakan menerpa permukaan wajahnya.

Saat Bayu hendak menenggelamkan bibirnya pada benda lembab milik Brielle yang terlihat manis, sebuah tarikan dibelakang yang kasar membuat tubuh Bayu terhuyung jatuh ke tanah.

Tubuh Brielle langsung meluruh setelah terlepas dari jeratan Bayu. Levin melangkah lebar ke arah Bayu yang hendak bangkit. Dengan gerakan yang kasar, Levin menarik kerah baju Bayu dan dengan penuh kekuatan, ia menghantam wajah Bayu. Benturan yang sangat keras diwajah, membuat Bayu jatuh terjerembab ke tanah.

Namun, Levin tidak puas dengan satu pukulan saja. Ia kembali mendekati Bayu yang berusaha bangkit dan berlari terseok-seok mencoba menghindarinya. Bayu berharap bahwa dengan berlari ke tengah pesta, ia tidak akan dikejar. Sayangnya, harapannya salah. Levin terus mengejar Bayu bagai iblis yang haus akan darah.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Apr 10 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Love After HateWhere stories live. Discover now