1

33.2K 1.4K 36
                                    

Tatapan dingin itu mengarah pada seorang pemuda yang tengah sibuk dengan urusannya sendiri, mengemasi pakaian didalam lemari yang ada didalam kamar miliknya sekarang. Ia masih tak menduga akan berada di posisi ini sekarang, karena selama ini pria itu begitu menghindari hal yang berhubungan dengan pernikahan atau hal yang semacamnya, ia merasa jika hidup sendiri lebih baik dari pada hidup bersama dengan seseorang, karena itu pasti akan merepotkan untuknya.

Ingatan itu kembali pada kejadian beberapa bulan yang lalu dimana ia harus pulang kerumah kedua orang tuanya karena suatu alasan, ibunya tiba-tiba jatuh sakit sehingga mau tak mau ia harus pulang kerumah setelah tinggal di kantor cukup lama, mungkin jika orang yang tak mengenalnya akan mengira jika pria itu gila kerja karena selalu tinggal di perusahaan, padahal itu tak sepenuhnya benar karena ia tinggal di perusahaan hanya untuk menghemat waktu dan juga menyendiri disini, berada dirumah kedua orang tuanya terasa biasa saja sehingga ia ingin hal baru seperti ini yaitu tinggal di perusahaan, tapi sekarang ia harus pulang karena ibunya sakit.

Ia melangkah masuk kedalam kamar kedua orang tuanya setelah mengetuk pintu itu beberapa kali, tatapan dingin itu mengarah pada sang ibu yang tengah berbaring lemas diatas tempat tidur, ternyata selama ia tinggal di perusahaan ibunya sampai sakit seperti ini.

"Kalandra?" Suara lembut dan lemah itu masuk kedalam pendengarannya, membuat pria itu menatap kearah ibunya, ia merasakan perasaan aneh saat mendengar suara itu sekarang.

"Iya?"

"Bagaimana? Kamu menikmati ke sendirianmu disana nak?" sang ibu bertanya dengan lemah, membuat pria bernama Kalandra itu terdiam mendengar itu semua, karena memang itu tujuannya tinggal di perusahaan, agar ia ingin menikmati ke sendiriannya.

"Selama hampir satu tahun ini ibu sama ayah kamu, selalu memerhatikan apa yang kamu lakukan. Kamu lebih banyak diam sejak dulu, sehingga sekarang saat sudah dewasa kamu menjadi lebih dari itu, selama ini kami tahu jika kamu sering pulang dan pergi dari kantor kerumah hanya untuk mencari ketenangan, kami berdua tak tahu alasan yang pasti tentang hal itu, sehingga hanya membiarkan apa yang ingin kamu lakukan. Tapi sekarang ibu merasa tak bisa menahan semuanya, ibu sakit. Ibu takut meninggalkan kamu hanya bersama dengan ayahmu saja, terlebih sikap pendiammu ini membuat ibu bertamba takut dengan apa yang akan terjadi di masa depan nanti, karena bagaimana pun seorang ibu pasti akan selalu memikirkan anaknya bukan?"

Wanita itu tersenyum lembut setelah mengatakan kalimat panjang yang membuat ia sedikit susah bernapas, namun jika tak bicara maka semuanya tak akan berjalan dengan baik.

"Ibu tahu kamu sangat suka sendirian dan tak suka saat ada seseorang yang mencoba mendekatimu. Tapi ini semua tak seharusnya berjalan lama bukan? Pasti akan ada perubahan didalam hidupmu, selama ini ibu begitu memikirkan ini semua, tapi sebelum mengatakannya secara langsung ibu ingin mencari tahu dulu tentang apa yang ibu inginkan, agar kamu lakukan nanti. Ibu merasa tak bisa jika harus pergi tapi melihatmu tetap sendirian seperti sekarang ini, penyakitnya ibu semakin parah kamu tahu itu kan? Selama kamu pergi ibu mencari seseorang yang sekiranya cocok untukmu dan bisa merubah hidupmu menjadi lebih baik lagi dari sekarang ini. Ibu hanya ingin melihat kamu bahagia dengan pasanganmu, maka dari itu ibu meminta seorang pemuda untuk menikah denganmu. Dia pemuda yang baik, sangat penurut dengan orang tuanya, ibu merasa kalian akan cocok. Kamu mau kan melakukan ini semua? Agar nanti jika harinya tiba maka ibu tak perlu takut meninggalkan kamu karena akan ada seseorang yang bisa menjagamu."

Pria bernama Kalandra Wiryasatya itu hanya diam memikirkan semua perkataan ibunya yang sangat panjang itu. Selama ini sejak kecil sampai umur 28 tahun ini, kedua orang tuanya tak pernah menuntut hal yang lebih darinya, mereka membebaskan apa yang ia inginkan sampai sekarang, dan tanpa meminta hal apapun atas itu semua.

Sekarang ibunya meminta hal ini, sulit untuknya karena ini semua sangat ia hindari tapi jika tak ia lakukan, Kalandra takut sakit ibunya bertambah parah karena memikirkan bagaimana kehidupannya nanti. Karena ia tahu penyakit itu tak main-main.

"Lakukan."

"Kamu mau menikah? Nanti setelah kondisi ibu lebih baik dari sekarang, maka ibu akan mempersiapkan semuanya dan membicarakan ini semua pada kedua orang tua pemuda itu," senyuman senang terbit di bibir pucat itu membuat perasaan Kalandra terasa tercubit melihatnya, ia hanya melakukan ini semua dan ibunya bisa sebahagia ini? Sebegitu menjauhnya ia dengan kedua orang tuanya selama ini? Sehingga tak bisa melihat raut sedih kedua orang tuanya saat ia memilih menyendiri?

Itu lah mengapa sekarang Kalandra tengah berada didalam kamar bersama dengan seorang pemuda yang sejak tadi sibuk dengan urusannya sendiri, mereka baru pertama kali bertemu saat acara pernikahan tadi siang, sangat aneh memang tapi ia cukup mengerti mungkin kedua orang tuanya tak ingin ia merasa aneh saat bertemu dengan pemuda itu, maka mereka langsung melakukan hal ini.

"Pelmisi! Kamu dengel aku nggak?"

Kalandra tersentak saat mendengar suara seseorang tengah memanggilnya, ia terdiam saat melihat pemuda yang sibuk dengan kerjaannya sendiri tadi sekarang ada didepannya, ada hal aneh dengan ucapan pemuda itu, kenapa ia baru sadar itu semua sekarang? Padahal tadi mereka sudah mengucapkan janji suci pernikahan, tapi ia tak begitu fokus dengan suara pemuda itu.

"Hm?"

Kalandra menatap kearah pemuda itu setelah menjawab itu semua, terlihat pemuda itu memicingkan kedua mata bulatnya mendengar jawaban yang ia berikan barusan.

"Hm itu apa? Kamu dengel aku bicala atau nggak? Hm itu altinya iya atau apa?" pemuda itu menautkan kedua alisnya, kentara sekali jika pemuda itu merasa bingung sekarang ini.

"Dengar." jawab Kalandra setelah terdiam cukup lama, ia tahu sekarang jika pemuda itu cadel. Terlihat cukup aneh karena ini pertama kalinya ia mendengar suara orang dewasa cadel.

"Lenzi bingung tadi, soalnya lemali kamalnya nda muat sama pakainku," ujar pemuda itu dengan menunjuk kearah lemari yang sudah penuh dengan pakaiannya, padahal ia merasa jika barang ia bawa sedikit tapi saat di susun semuanya menjadi banyak, bahkan satu lemari dengan tiga pintu penuh!

Kalandra menatap kearah lemari itu, beberapa hari yang lalu kedua orang tuanya membelikan lemari ini untuk pemuda itu, ternyata lemarinya kurang besar.

"Nanti beli lagi," ujar Kalandra, ia merasa mungkin nanti ia akan membeli lemari lagi untuk pemuda itu, karena kamarnya cukup luas jadi tak masalah menambah lemari lagi nantinya.

Bersambung...

Votmen_

#gimana? Kurang yakin cuman gas aja lah!🗿👍

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now