28

8.8K 847 20
                                    

"Sebentar lagi, mas ingin mengisi energi terlebih dahulu sebelum mandi, karena kerja tadi cukup menguras tenaga." ujar Kalandra, ia memeluk pemuda itu dengan pelan, menikmati aroma manis yang selalu ada ditubuh Renzi setiap harinya. Ia menyukai aroma ini karena menenangkan.

"Capek banget ya keljanya? Semangat! Bial nanti dapet pelukan telus dari Lenzi~" ujar Renzi dengan mencium pipi suaminya itu dengan sangat cepat sebelum tersenyum sehingga barisan gigi rapihnya terlihat sekarang.

"Peluk dan juga cium, bukan hanya pelukan saja ya?" ujar Kalandra dengan suara terredam oleh bahu sempit pemuda itu karena ia tengah menyembunyikan wajahnya disana sekarang ini.

"Semuanya! Nanti bakalan Lenzi kasih bial mas lajin kelja dan juga semangat telus!" Renzi masih dengan senyuman manisnya setelah mengatakan itu semua, karena pemuda itu tengah menikmati kebersamaan mereka berdua malam ini karena sangat jarang suaminya itu ingin dekat dengannya seperti sekarang, karena biasanya setelah pulang, makan bersama, Kalandra langsung tidur karena merasa lelah tapi sekarang? Suaminya itu masih terjaga sehingga ia bertambah semangat untuk bicara dan juga menatap kearah pria itu.

"Tadi gimana? Rikinya bawa makanan untuk kalian atau bawa diri sendiri seperti biasanya?" tanya Kalandra dengan mengelus pipi nemerah itu.

Ia ingin memancing pemuda itu agar mau menceritakan semuanya atau bahkan memintanya melakukan itu semua mungkin? Karena ia tak akan bisa meminta lebih dulu karena takut membuat pemuda itu merasa tak nyaman, sehingga terkadang ia sering menghindari si manis agar tak bersentuhan fisik terlalu sering dengan Renzi, bagaimana pun alasannya ia tetap seorang pria yang bisa saja memiliki napsu yang luar biasa saat bersama dengan pasangannya, oleh karena itu pilihan terakhirnya jatuh pada itu semua, ia tak akan melakukan sentuhan fisik terlalu sering dengan si manis agar napsunya tak tersulut.

"Likinya bawa cemilan tadi, cuman cemilannya habis kami makan beldua kalena bosan! Lenzi juga tawalin Likinya makanan sama minuman tapi katanya dia udah kenyang, jadi kami cuman bicala-bicala aja tadi." ujar Renzi dengan mengatakan apa yang suaminya itu inginkan tanpa tersisa sedikitpun, karena itulah kenyataannya.

"Bicarain apa? Bicarain mas yang jarang punya waktu luang seperti ini denganmu?" ujar Kalandra, ia sengaja menyentil hidung kecil pemuda itu membuat Renzi terkekeh, ia selalu melakukan sentuhan fisik seperti ini dengan pemuda itu, maka dari itu terkadang ia merasa sulit menahan semuanya sehingga memutuskan untuk jarang berdekatan dengan si manis, walaupun sulit.

Renzi menggeleng dengan cepat, karena ia tahu suaminya sibuk di kantor, urusan disana sangat banyak sehingga tak mempunyai waktu untuknya. Ia juga tak meminta pria itu agar selalu punya waktu bersama dengannya, karena jika suaminya itu banyak pikiran maka ia sendiri yang susah, jadi lebih baik ia membiarkan Kalandra melakukan pekerjaannya, karena pasti jika ada waktu luang seperti sekarang, maka pria itu akan menghabiskan waktu bersama dengannya.

"Nda kok! Renzi nda pelnah bilang itu sama Liki! Kalena Lenzi tahu mas sibuk kelja buat Lenzi jajan juga kan? Jadi nda masalah kok!"

"Kami bicalain banyak hal, sampai Lenzi liat lehelnya Liki melah-melah tau mas! Awalnya Lenzi kila itu di gigit nyamuk, cuman kok ada nyamuk besal banget? Tapi pas Lenzi tanya kalena penasaran, Liki malah bilang kalau itu cupang! Bukan ikan cupang tapi! Tapi cupang yang dikasih suaminya agal pelnikahan meleka lebih tahan lama! Huh! Bisa-bisanya Lenzi nda tahu jadi tanya Liki! Mau tanya mas Kalandla juga nda bisa soalnya akhil-akhil ini mas sibuk kelja kan?" sambung Renzi yang secara tak langsung mengatakan semuanya, membuat Kalandra tersenyum tipis mendengar itu semua karena memang itulah yang ia inginkan, ia ingin si manis mengatakan semuanya agar ia bisa memberitahu sedikit hal pada Renzi.

"Sekarang kamu boleh menanyakan apa yang sangat ingin kamu tanyakan selama ini, selagi suamimu ini tak sibuk dengan laptopnya," ujar Kalandra dengan mengelus pipi tembam itu, ia ingin Renzi lebih terbuka dengannya tentang masalah apapun termasuk tentang masalah ini, karena pemuda itu memang polos sehingga mengatakan semuanya dengan cepat namun untuk hal ini Renzi lebih tertutup entah karena apa.

Kedua mata bulat itu mengerjab beberapa saat sebelum menunduk, membuat Kalandra merasa heran dengan apa yang pemuda itu herankan sekarang ini.

"Tadi Liki bilang kalau untuk mempel-elat hubungan pelnikahan, setiap pasangan halus melakukan hubungan suami dan juga istli, bukan hanya membeli cupang doang tapi lebih, tapi kenapa selama kita nikah mas nda pelnah minta itu sama Lenzi? Bial hubungan kita semakin elat? Apa mas nda mau hubungan kita tahan lama?" tanya Renzi, selama Riki pulang sampai suaminya pulang kerja, ia hanya memikirkan tentang itu semua sejak tadi, otaknya mulai memikirkan hal itu sekarang ini, karena selama ini ia tak pernah berpikir tentang itu semua.

Kalandra terdiam, ia sama sekali tak menyangka jika pertanyaan yang akan si manis berikan seperti sekarang ini. Mungkin jika memang Renzi biasa berkata dewasa maka ia akan memaklumi itu semua sebagai pemikirkan pemuda itu sendiri, tapi sekarang? Si manis mengatakan itu semua sehingga membuatnya tersentak, karena itu semua merupakan pemikirkan cukup dewasa, apa mungkin Renzi sudah mulai dewasa sekarang ini? Sehingga bisa sampai memikirkan itu semua sekarang.

"Itu sama sekali tak benar sayang. Semua yang ada didalam otakmu sekarang, itu tak benar sama sekali. Mas memang belum mau melakukan itu semua, bukan karena mas tak ingin memper-erat pernikahan kita, bahkan jika ditanya mas sangat ingin kita selalu bersama tanpa terpisahkan sedikitpun dengan sering melakukan hal itu, namun mas mulai berpikir kembali. Kamu tahu sendiri kan kalau sifat kamu masih seperti anak kecil? Mas tak ingin orang-orang mengatakan jika mas memanfaatkan ke polosan kamu demi kepuasaan mas sendiri, sehingga memilih menjalani semuanya seperti sekarang." ujar Kalandra dengan mengelus pipi tembam itu, mungkin karena terlalu berpikir sejak tadi sehingga sekarang si manis bisa mengatakan itu semua dan mungkin saja itu semua Renzi katakan diluar pemikirannya sendiri, namun ia ingin menjelaskan semua alasannya agar si manis tak merasa aneh.

"Kata bunda kita nda pellu dengelin omongan olang lain kalau itu jahat buat kita, jadi buat apa mas pikilin omongan meleka? Disini kan kita yang menikah, bukan meleka," ujar Renzi, entah kenapa sekarang pikirannya cepat sekali berkembangnya, namun itu semua benar, mereka tak perlu memikirkan perkataan mereka yang akan menyakiti saja, karena yang menjalani ini semua dirinya dan juga suaminya, bukan orang lain.

Bundanya selalu mengatakan itu sejak ia masih kecil dulu, karena sering kali ada beberapa anak yang mengatai dirinya pendek, kecil atau bahkan cadel sebagai orang aneh, dan bundanya mengatakan itu semua padanya.

Bersambung..

#vote banyak² biar nanti malem update lagi, tembus 500 vote kita lanjut~

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now