29

8.8K 818 36
                                    

"Kata bunda kita nda pellu dengelin omongan olang lain kalau itu jahat buat kita, jadi buat apa mas pikilin omongan meleka? Disini kan kita yang menikah, bukan meleka," ujar Renzi, entah kenapa sekarang pikirannya cepat sekali berkembangnya, namun itu semua benar, mereka tak perlu memikirkan perkataan mereka yang akan menyakiti saja, karena yang menjalani ini semua dirinya dan juga suaminya, bukan orang lain.

Bundanya selalu mengatakan itu sejak ia masih kecil dulu, karena sering kali ada beberapa anak yang mengatai dirinya pendek, kecil atau bahkan cadel sebagai orang aneh, dan bundanya mengatakan itu semua padanya.

Kalandra tersenyum, ia bangga mendengar itu semua karena artinya si manis tahu jika menjadi berbeda itu sangatlah sulit karena akan banyak orang yang tak menyukai mereka atau terkadang menghina mereka karena ini semua, itu artinya Renzi sudah siap dengan semua hal yang akan terjadi kedepannya nanti entah itu ada atau tidak.

"Jadi mas nda pellu takut ya? Kan ada Lenzi disini, kita bisa selalu membagi semuanya dan mas bisa celita sama Lenzi tentang semuanya!" ujar Renzi dengan memeluk suaminya itu tanpa peduli jika Kalandra belum mandi sekarang, baginya mandi tak mandi pria itu tetap selalu wangi untuknya, malah ia menyukai setiap hal yang ada didalam diri pria itu.

"Kalau mas mau makan kamu bagaimana?" tanya Kalandra dengan senyuman miring miliknya, tadi si manis mengatakan jika dia tak merasa keberatan sama sekali bukan? Maka ia akan bertanya hal seperti itu dulu untuk memancing pemuda itu sekarang ini.

Tatapan Renzi memicing kearah suaminya itu sekarang ini, kedua mata bulat yang terlihat mengerjab-ngerjab seketika menjadi memicing saat mendengar pertanyaan aneh dari suaminya itu, mana bisa manusia makan manusia bukan? Itu mananya kanibal! Kenapa suaminya itu mengatakan hal seperti itu tadi?

"Nda boleh makan olang mas! Itu namanya kanibal! Mana boleh! Lenzi kan pasangannya mas Kalandla masa mau dimakan? Nanti mas nda punya pasangan lagi gimana?" Renzi yang super polos kembali membuat Kalandra terkekeh karena ternyata dugaannya memang benar jika pemuda itu hanya refleks mengatakan itu semua tadi, karena nyatanya si manis masih sangat polos seperti sekarang ini.

"Itu bahasa halus dari ajakan seorang suami, sayangku. Itu artinya mas pengen berhubungan sama kamu, apakah boleh?" tanya Kalandra, ia merasa menjadi seorang pria cabul yang mengajari seorang anak kecil hal yang sangat mesum.

Kedua mata bulat itu mengerjab mendengar itu semua, sebelum kedua mata itu terlihat sangat berbinar saat mengerti arti dari perkataan suaminya itu! Ternyata Kalandra ingin mengajaknya berhubungan suami dan istri agar pernikahan mereka lebih erat lagi! Ia tak sia-sia mengatakan itu semua tadi!

"Mas mau kasih Lenzi cupang? Mau kasih banyak cupang?" tanya Renzi dengan semangat yang luar biasa, membuat Kalandra lagi dan lagi terkekeh mendengar itu semua, ternyata menpunyai istri yang sangat-sangat polos bisa berdampak seperti ini.

Ia menarik pemuda itu agar memeluknya, mengalungkan kedua tangan kecil itu di leher miliknya, sebelum ia beranjak dari atas ranjang yang tadi mereka tempati untuk duduk berdua, sedangkan Renzi sendiri hanya diam dengan terus mengalungkan kedua tangannya, dengan tatapan mengarah pada wajah sempurna milik suaminya yang terlihat sangat-sangat dekat sekarang ini, bahkan napas mereka bisa saling menyapa satu sama lainnya.

Kalandra menurunkan tubuh kecil dimanis diatas tempat tidur, membuat Renzi mengerjab dengan pelan melihat apa yang sekarang tengah suaminya itu lakukan. Mereka ingin melakukan hubungan suami dan juga istrikan? Lalu kenapa pria itu malah menurunkan dirinya dan hanya menatapnya saja sekarang ini?

"Kita halus ngapain dulu mas? Mas juga nda tau calanya?" tanya Renzi setelah mereka cukup lama berada didalam posisi yang sama sekarang ini, ia langsung mengira jika suaminya itu tak bisa melakukan hubungan suami dan juga istri sama sepertinya karena belum belajar juga.

"Bukan sayang, mas malah tahu semuanya maka dari itu sebelum melakukan itu semua mas ingin memastikan lebih dulu dan juga memberitahu kamu beberapa hal," ujar Kalandra dengan mengelus pipi tembam itu dengan pelan, jujur ia merasa ragu karena takut melukai si manis namun ia jika tak melakukankan karena merasa takut lalu kapan lagi? Ini kesempatan yang tak boleh ia lewatkan sedikitpun walaupun ada rasa khawatir.

"Ini semua mungkin akan sakit dan juga mas tak bisa menjamin jika kita akan berhenti ditengah jalan karena kamu merasa sakit atau merasa takut. Jika kamu merasa ragu, maka katakan sekarang sehingga mas bisa berhenti melakukan itu semua dari sekarang ini," ujar Kalandra, ia tak ingin bersikap egois sehingga langsung melakukan itu semua tanpa bertanya lebih dulu, lebih baik mengatakan semuanya lebih dulu dari pada pemuda itu akan menyesal ditengah jalan.

Renzi mengerjab lagi dan lagi, ia tahu jika itu semua sangat sakit karena melihat cupang di leher Riki sangat banyak yang sangat membekas, lagi pula ia siap apapun yang terjadi selama bisa membuat pernikahan mereks lebih baik lagi maka apapun itu akan ia lakukan.

"Lenzi mau! Cuman nanti kalo sakit mas halus tanggung jawab ya? Beliin Lenzi obat bial nda sakit lagi. Telus lawat Lenzi dengan baik bial kita bisa ngelakuin itu telus! Agal hubungan kita langgeng~" ujar Renzi, pemuda itu masih begitu bersemangat membuat Kalandra ingin sekali tertawa melihat itu semua, karena tingkah pemuda itu persis seperti seorang anak kecil yang akan mendapatkan mainan baru nantinya.

"Baiklah, lepas pakaian kamu dan juga celana kamu terlebih dahulu sebelum kita memulai semuanya, " ujar pria itu dengan tatapan terkunci pada kedua mata bulat itu, ia merasa sangat cabul lagi dan lagi.

"Em? Iyaaa," ujar Renzi, kedua tangan berisi itu mulai melepas pakaian yang ada di tubuhnya, membuat Kalandra hanya diam melihat apa yang tengah si manis lakukan sekarang ini.

Sudah sering ia katakan jika pemuda itu sangatlah penurut, sehingga sekarang saat ia meminta itu semua, si manis langsung melakukannya tanpa banyak bertanya. Ia menunduk saat berhasil melihat tubuh Renzi full neked sekarang, mendekat kearah puting kecil itu sebelum menjilatnya sebentar satu persatu.

"Ah! Geli mas," ujar Renzi saat melihat suaminya itu malah menjilat puting miliknya, rasanya geli dan juga sangat aneh namun ia tak berani berontak karena takut suaminya itu malah tak jadi melakukan semuanya.

"Enak, dan punya kamu kecil," ujar Kalandra setelah puas melakukan apa yang ia inginkan sekarang, ia menatap milik pemuda itu yang terlihat kecil dan lucu dimatanya, selain pemiliknya kecil, penisnya juga kecil.

Bersambung..

Votmen_

#vote yang banyak ygy🗿

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now