11

12.4K 946 8
                                    

Renzi menyembunyikan wajahnya di dada bidang milik suaminya itu, mengeratkan pelukan mereka berdua karena rasa takutnya masih ada sekarang walaupun suaminya sudah ada disini, rasanya memang tenang tapi rasa takut lebih mendominasi dirinya sekarang ini.

Sungguh ia merasa akan mati disana tadi, karena sudah tak ada harapan untuknya pergi atau pun menghindar dari perlakuan jahat mereka, dengan kata lain ia sudah terjebak didalam perangkap mereka sehingga tak bisa menghindar. Tapi nyatanya takdir mengatakan hal yang berbeda dengan mendatangkan pria yang sudah berstatus sebagai suaminya itu, jika tidak mungkin ia memang akan benar-benar mati tadi.

Kalandra menunduk saat merasakan pelukan di pakaian yang ia kenakan masih saja erat seperti tadi, ia tahu pasti pemuda itu merasa takut dengan apa yang sudah terjadi sekarang, mungkin mulai sekarang ia harus mencari bodyguard untuk pemuda itu agar keselamatannya terjaga, karena mereka tak tahu ada berapa banyak orang jahat di luar sana bukan? Ia tak ingin hal seperti ini terjadi lagi, kedua orang tua Renzi sudah percaya padanya jadi ia tak boleh mengecewakan mereka.

Ia membuka pintu mobil miliknya menggunakan satu tangan, mengabaikan tatapan orang-orang saat melihat bagaimana penampilannya sekarang, ia tak terlalu peduli dengan itu semua sekarang ini, yang terpenting Renzi aman itu sudah lebih dari cukup.

Pria itu mulai mendudukan pemuda itu didalam mobil, menatap kearah Renzi yang langsung menatap kearah lain agar tak bersitatap dengannya, ia merasa bingung kenapa pemuda itu tak ingin menatapnya? Biasanya jika ada kesempatan pasti Renzi akan menatapnya tapi sekarang?

"Kenapa? Saya bau?" tanya Kalandra ia mulai mengerti sekarang, pasti pemuda itu merasa aneh karena bau aneh yang tercium dari tubuh mereka berdua atau mungkin Renzi malu padanya?

Renzi langsung menatap kearah pria itu, ia menggeleng dengan cepat sebagai jawaban untuk suaminya itu karena ia sama sekali tak merasa seperti itu tadi, ia hanya malu dengan keadaan dan juga wajah berantakannya sekarang ini.

"Lenzi nda belpikil gitu! Aku malu soalnya tadi habis nangis, pasti wajahku kayak badut!" ujar Renzi, ia merasa tenang sekarang tanpa merasa sangat takut seperti tadi, sepertinya bersama dengan suaminya ini ia bisa merasa terlindungi dan juga tenang seperti sekarang ini.

"Mana ada badut mata sembab sama hidung merah seperti kamu. Kamu bukan seperti badut tapi seperti ondel-ondel," ujar Kalandra, lagi dan lagi pria itu tersenyum sangat tipis karena perkataannya sendiri, ia hanya merasa harus mengatakan itu semua untuk menghibur Renzi.

Renzi cemberut mendengar itu semua, mana ada seperti ondel-ondel!

Pria itu menutup pintu mobil setelah masuk kedalam mobil miliknya, menatap kearah samping dimana ada pemuda itu masih cemberut dengan melipat kedua didepan dada.

"Ondel-ondel," ujar Kalandra dengan menatap kearah depan, ia ingin kembali menggoda pemuda itu agar rasa takut Renzi kembali berkurang, karena jujur ia tak terlalu bisa menghibur orang lain.

"Mas ih! Lenzi bukan ondel-ondel!" Renzi mengalihkan tatapan miliknya setelah mengatakan itu semua, ia kesal dibilang ondel-ondel! Bahkan rasa sangat takutnya tadi langsung menghilang setelah dihibur seperti ini.

****

Saat mereka sampai dihalaman rumah kedua orang tua Kalandra, disana sudah ada kedua orang tua pria itu dan juga kedua orang tua Renzi, tatapan mereka terlihat sangat khawatir sekarang ini.

Renzi yang melihat kedua orang tuanya datang langsung saja keluar dari dalam mobil dengan semangat yang luar biasa, meninggalkan Kalandra yang baru saja keluar dari dalam mobil.

Pemuda itu berlari kearah kedua orang tuanya sebelum terdiam membuat mereka semua merasa heran.

"Nda boleh peluk dulu! Lenzi bau!" ujar pemuda itu, kedua mata bulat itu kembali berkaca-kaca saat mengingat apa yang sudah terjadi sekarang ini.

Kalandra memeluk pemuda itu dari belakang, membuat Renzi mendongak melihat kearah suaminya itu sekarang ini, "saya pengecualian kan? Kita sama-sama bau sekarang ini," bisik pria itu membuat pemuda itu menganguk dengan pelan.

"Kamu nggak kenapa-napa kan?" tanya Bunda, tatapan itu terlihat sangat khawatir karena berita pembullyan itu sudah menyebar bahkan sampai membuatnya terkejut karena melihat anaknya menjadi korban orang-orang tak tahu aturan.

"Lenzi baik-baik aja kok! Tadi kan ada Mas Kalandla datang," ujar Renzi, ia kembali menatap kearah suaminya itu sekarang.

"Kami mandi dulu," sela Kalandra dengan menarik pemuda itu agar mengikuti dirinya, karena rasanya cukup tak nyaman mencium aroma tak mengenakan dari tubuh mereka berdua.

Sedangkan pemuda itu hanya menurut saja, karena ia tahu jika mereka butuh membersihkan diri dulu agar bisa bicara dengan kedua orang tua mereka nantinya.

"Mas kok bisa tahu kalo Lenzi dijahatin sama meleka? Tadi kan mas bilang mau ada lapat," tanya Renzi saat mereka berdua sampai didalam kamar mereka, pemuda itu mulai penasaran sekarang kenapa suaminya itu bisa sampai ke kampusnya padahal tadi pria itu sudah mengatakan jika dia ingin mendatangi rapat dulu.

"Hm?" Kalandra menatap kearah belakang dimana ada Renzi yang tengah menatap kearahnya, ia memang tak melihat pemuda itu karena tengah melepaskan jas dan pakaian atas miliknya.

"Saya tahu dari teman saya. Makanya tadi saya datang kesana," sambung Kalandra setelah paham maksud pemuda itu barusan, ia memang kurang fokus tadi.

"Tau dali temen? Belalti nanti Lenzi halus bilang makasih juga dong sama temennya mas Kalandla? Kalena sudah kasih tau mas bial datang selametin aku," ujar Renzi, bundanya selalu mengatakan jika seseorang berbuat baik pada kita, maka kita harus mengucapkan terima kasih atau membalas kebaikan orang itu kembali.

Kalandra langsung membalik tubuhnya saat mendengar apa yang barusan pemuda itu katakan, ia menggeleng dengan pelan sebagai jawaban. Ia tak akan pernah membiarkan Renzi bertemu dengan temannya yang kelebihan hormon itu.

"Tak usah, dia penjahat kelamin." ujar Kalandra, perkataan pria itu memang santai namun penuh dengan kata frontal.

"Penjahat kelamin? Penjahat kelamin itu apa mas?" tanya Renzi, ia baru tahu ada kata itu di dunia ini, apa mungkin itu kata baru? Penjahat itu orang jahat, kelamin itu alat yang dimiliki pria dan wanita, itu artinya penjahat alat pria dan wanita?

Kalandra terdiam, ia lupa jika pemuda itu anak yang kurang jauh mainnya sehingga tak tahu apa-apa yang ada di dunia ini.

"Penjahat, dia orang jahat." ujar Kalandra sebelum berjalan masuk kedalam kamar mandi, karena tak ingin diberi banyak pertanyaan.

Membuat Renzi memicingkan kedua matanya, kalau teman suaminya itu orang jahat mana mau dia memberitahu untuk menyelamatkan dirinya bukan? Ia bingung.

Bersambung...

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now