14

11.8K 880 6
                                    

Senyuman manis tak pernah luntur dari wajah pemuda itu, sekarang mereka tengah berada di mall dengan suaminya itu terus menggenggam tangan miliknya, bagaimana tak tersenyum jika berada di posisinya sekarang ini?

Seperti yang sudah suaminya itu katakan semalam, mereka benar-benar pergi jalan-jalan hari ini. Bahkan sekarang pakaian mereka berdua terlihat sama! Bagaimana ia tak senang?

"Kamu ingin membeli apa?" tanya Kalandra karena mereka sudah berjalan cukup lama tapi pemuda itu hanya diam saja sejak tadi tanpa mengatakan apapun, ia hanya melihat pemuda itu tersenyum sejak tadi. Padahal tujuan mereka pergi keluar sekarang kan ingin bersenang-senang, ia ingin mereka lebih dekat lagi sekarang.

"Em?" ujar Renzi, ia semakin memfokuskan diri untuk menatap kearah suaminya itu sekarang, ia tak ingin membeli apa-apa sekarang, karena melihat suaminya itu saja sudah lebih dari cukup namun jika tak membeli apa-apa, acara jalan-jalan mereka hanya akan sia-sia saja bukan?

Tatapan kedua mata bulat itu mengedar melihat kearah semua toko yang mereka lewati, sebelum menarik pria itu agar mengikuti dirinya sekarang.

"Pelmisi mbak," ujar Renzi, kedua mata bulat itu sibuk melihat berbagai pakaian couple untuk pasangan. Ia ingin bertanya lebih dulu sebelum mengajak suaminya itu membeli pakaian sama, karena sekarang mereka menggunakan pakaian dengan warna sama saja namun beda bentuk, pria itu dengan kemeja sedangkan ia hodie.

"Iya?" jawab pemilik toko itu dengan senyuman ramah miliknya.

"Apa ada pakaian samaan ukulan s sama L? Soalnya badanku kecil dan ini besal semua pakaiannya," ujar Renzi mengatakan apa yang ingin ia tanyakan tadi.

"Semua ukuran ada, hanya saja kami menampilkan pakaian seperti ini agar yang tubuhnya besar bisa tahu."

Renzi menganguk, ia mengajak suaminya itu berjalan kearah sedikit jauh sebelum mendekat sedikit kearah suaminya itu, "mas nunduk dikit," ujar pemuda itu membuat Kalandra langsung menurut dengan sedikit menunduk seperti yang Renzi inginkan.

"Mali kita beli pakaian sama? Ada walna hitam sama navinya, jadi mas bisa pakai. Cuman dasalnya kayak gini, bukan kemeja sepelti yang biasa mas pakai." ujar Renzi, ia ingin sekali mengenakan pakaian sama dengan suaminya itu, karena akan terlihat lebih lucu jika mereka mengenakan itu.

Kalandra menatap kearah toko yang tadi sempat mereka masukin, menganguk dengan pelan sebelum menarik tangan pemuda itu untuk mengikuti dirinya, gantian.

"Pakaian couple untuk pasangan, beli semua warna kecuali pink," ujar Kalandra, biasanya ia akan menulis jika ingin memesan pakaian tapi sekarang ia merasa itu tak perlu sama sekali.

"Mas, kebanyakan ih!" ujar Renzi, ia menarik pakaian belakang suaminya itu, ia hanya ingin membeli satu tapi suaminya malah membeli semuanya! Apa suaminya itu marah karena ia ingin membeli pakaian sama?

"Mas malah sama Lenzi kalena pengen beli pakaian couple?" tanya Renzi, kedua mata bulat itu terlihat berkaca-kaca menatap kearah suaminya itu, ia jadi berpikir aneh saat suaminya itu memesan begitu banyak pakaian samaan untuk mereka berdua.

Kalandra tersenyum sangat tipis, mengacak-acak rambut pemuda itu sebelum menggeleng.

"Tadi kamu bilang kalau kita mengenakan pakaian sama, maka akan terlihat lucu jadi saya membeli semuanya. Mencoba hal baru tak buruk kan?" ujar Kalandra, ia bicara dengan sangat pelan agar hanya pemuda itu saja yang mendengar perkataan sangat banyak darinya.

"Baiklah Tuan, apa ada lagi yang ingin Anda pesan?"

Kalandra menggeleng sedangkan Renzi tersenyum senang mendengar perkataan suaminya tadi.

"Nanti langsung kirim, uangnya akan saya transfer nanti." ujar Kalandra, ia kembali menarik pemuda itu agar mengikuti dirinya ke tempat lainnya, karena mereka kesini untuk jalan-jalan dan juga belanja seharian.

"Mas seling belanja disini? Atau biasanya pesan dali lumah?" tanya Renzi, ia memeluk lengan suaminya itu tanpa memperdulikan tatapan orang-orang pada mereka, dirinya lebih bodoh amat.

"Belanja dari rumah, suruh orang buat beli. Ini pertama kalinya saya pergi keluar bersama dengan seseorang. Saya biasa pergi untuk kerjaan saja." ungkap Kalandra, ia masih tak menyangka dengan dirinya sendiri karena bisa sampai ini semua.

Dulu hal seperti ini tak pernah datang didalam pikirannya, bahkan ia tak berniat untuk memiliki hubungan dengan seseorang pun, tapi sekarang takdir malah memberikannya ini semua, membuatnya berubah seiring berjalannya waktu walaupun hanya dengan pemuda itu saja ia melakukan hal seperti ini.

"Lenzi malah seling kelual baleng bunda sama ayah kalau lagi di lumah, meleka ajak Lenzi jalan-jalan kayak kita sekalang, beli esklim, donat, sama seneng-seneng." ujar Renzi, kedua mata bulat itu terus mengarah pada jalan didepan mereka tanpa peduli dengan tatapan orang-orang untuk mereka berdua.

"Mau beli donat sama es krim?" tanya Kalandra, ia ingin tahu apa sekarang pemuda itu menginginkan hal yang sama seperti dulu saat pergi dengan kedua orang tuanya.

"No! Kita halus bikin hal yang beda bial selu sama beda sama apa yang dulu Lenzi lakuin sama bunda dan juga ayah." ujar Renzi, ia tersenyum saat melihat sebuah permainan mesin capit sebelum berlari kearah sana meninggalkan Kalandra di belakang, sedangkan pria itu hanya melihat.

"Eh!" Renzi berdiri mematung menatap kearah beberapa orang yang kemarin sempat ikut andil untuk menjahati dirinya, ia menunduk saat mereka menatap kearahnya sebelum berputar kembali, berlari kearah belakang dimana ada Kalanda yang baru ingin mendatangi dirinya sekarang.

Ia memeluk suaminya itu dengan sangat erat, "meleka ada disini .... meleka mau jahatin Lenzi lagi mas," ujar Renzi dengan sangat pelan, ia takut sekarang.

Sedangkan Kalandra terdiam melihat pemuda itu kembali kearahnya dan memeluknya sekarang ini, bahkan tadi pemuda itu terlihat sangat bersemangat untuk bermain tapi sekarang? Ia mengerti sekarang, walaupun Renzi terlihat ceria namun rasa takutnya akam kejadian kemarin masih ada didalam diri pemuda itu, ia tahu jika hal seperti itu bisa sangat membekas bagi korbannya.

"Tidak, mereka tak akan berani melakukan itu semua. Percayalah sama saya," ujar Kalandra, ia menunduk sebelum menggendong pemuda itu dengan pelan, berjalan kearah pemuda itu inginkan tadi, sedangkan Renzi hanya memeluk suaminya itu sangat erat sekarang ini.

Kalandra menatap kearah orang-orang itu, memang mereka ikut adil dalam melakukan itu semua pada pemuda itu kemarin, tatapan miliknya sengaja ia tuju kan pada beberapa orang itu sehingga mereka memilih beranjak dari sana.

"Mereka sudah pergi, lihat dulu." ujar Kalandra, ia menurunkan pemuda itu, menghapus sisa air mata yang ada di kedua pipi tembam itu dengan pelan, ia akan berusaha mengembalikan kebahagiaan pemuda itu kembali, walaupun ia tahu jika hal seperti itu akan terus teringat sampai mati.

Bersambung...

Votmen_

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz