13

12.2K 941 9
                                    

"Makanan apa?" tanya Kalandra, takutnya makanan manis seperti kemarin.

"Makanan lingan! Enak!" ujar Renzi dengan menyangga wajahnya dengan satu tangan sekarang, kedua mata bulat itu sibuk memerhatikan suaminya sekarang.

Kalandra tersenyum sangat tipis lagi melihat bagaimana tingkah pemuda itu sekarang, ada rasa bahagia tersendiri saat melihat Renzi kembali tenang seperti sekarang, karena melihat pemuda itu dalam keadaan seperti tadi cukup membuatnya merasa khawatir dan juga bingung, karena ia tak pandai dalam menghibur orang lain.

Bahkan sekarang saat melihat Renzi menyangga wajahnya dengan satu tangan, ia merasa geli sendiri dengan pemuda itu, disaat orang-orang takut menatapnya, pemuda itu malah terlihat begitu menikmati wajahnya sekarang ini.

"Ibu beli makanan apa saja?" tanya Kalandra, ia meniup kedua mata pemuda itu membuat Renzi tersenyum dengan menutup kedua matanya sebentar sebelum kembali membuka kedua mata bulat miliknya.

Pemuda itu terlihat berpikir sebentar, "aku kulang tau sih, cuman tadi ibu beliin aku makanan banyak banget! Katanya makannya sama mas kalena mas juga suka makananan hambal sama asin gini," ujar Renzi, mengingat apa yang tadi ibu mertuanya itu katakan saat memberinya semua makanan ini, rasanya sangat senang! Karena biasanya ia banyak menyemil juga saat berada dirumahnya walaupun itu masih dibatas wajar.

"Kau suka nyemil?" tanya Kalandra dengan kembali menatap kearah kerjaan miliknya sekarang.

"Kau? No! Kamu atau Lenzi! Kau itu kasal kalo sama pasangan!" ujar Renzi, kedua mata bulat itu terlihat memicing dengan memakan snack miliknya, ia tahu jika kata 'kau' itu kasar jika sama pasangan makanya Renzi kesal.

"Hm? Kamu suka nyemil?" ulang Kalandra, ia terlalu biasa berkata seperti itu dengan teman bangsatnya maka dari itu susah untuk menyesuaikan semuanya kembali.

"Suka! Makanya pipiku besal kata bunda! Kalena suka nyemil," ujar Renzi kembali bersemangat, ia hanya sensi jika suaminya itu mengatakan hal seperti tadi, karena itu kasar dan tak cocok dikatakan sama pasangan sendiri!

"Besok kita pergi keluar, kamu mau?" tanya Kalandra tanpa menatap kearah pemuda itu sama sekali, ia hanya ingin mereka semakin dekat dan mengerti bagaimana keinginan pasangan masing-masing, ia juga ingin belajar bicara tanpa merasa segan sedikitpun.

Renzi terdiam mendengar tawaran yang suaminya itu berikan, karena jujur ia mau sekali keluar bersama dengan pria itu namun rasa takutnya lebih mendominasi karena takut hal seperti tadi kembali terjadi lagi, jujur ia takut walaupun akan ada Kalandra bersama dengannya.

"Kelual? Meleka nda akan jahatin Lenzi lagi kan?" tanya Renzi, lebih baik bertanya dulu bagaimana tanggapan menurut pria itu karena takutnya hal seperti tadi terjadi lagi nanti.

Kalandra menggeleng, ia menatap kearah pemuda itu sekarang, menatap kedua mata bulat yang tengah menunggu jawaban darinya sekarang ini, ia memang sempat memikirkan hal itu juga tadinya namun karena percaya anak buahnya akan menjaga mereka ia langsung melupakan itu, karena tadi ia sempat menyuruh sekretarisnya mengumumkan jika siapa saja yang berani menyakiti keluarganya lagi maka orang itu akan mendapatkan hal yang lebih dari itu.

"Kamu tenang saja, saya sudah menyuruh seseorang untuk menjaga kita dimana pun kita berada jadi kejadian seperti tadi siang tak akan pernah terjadi lagi," ujar Kalandra, ini kalimat terpanjang yang pernah ia katakan selama ini karena biasanya ia akan membalas secara singkat atau dengan anggukan saja.

"Lenzi mau kalo gitu, soalnya kita nda pelnah jalan beldua kan? Pelnah sih cuman sampe ke kampus Lenzi doang, nda jauh banget," ujar Renzi, ia mempercayakan semuanya pada suaminya itu karena tadi saja Kalandra datang untuk menyelamatkan dirinya lalu bagaimana mungkin pria itu akan membiarkannya dalam masalah nantinya.

"Benar,"

Kalandra kembali menunduk, mengerjakan beberapa dokumen miliknya karena ini harus selesai malam ini juga.

Sedangkan Renzi hanya mengerjab melihat suaminya itu mulai sibuk kembali, ia mengeluarkan cemilan miliknya sebelum mengarahkan tangannya didekat Kalandra, bermaksud menyuapi suaminya itu sekarang.

"Aaa~~ mau?" ujar Renzi, pemuda itu tersenyum membuat Kalandra mau tak mau mendongak lagi, ia menatap kearah makanan yang ada ditangan putih susu itu, sebelum menerimanya dengan baik, mungkin jika ini karyawan atau temannya sudah pasti ia akan bersikap dingin tapi karena ini istrinya jelas ia akan bersikap cukup lembut.

"Enak?" tanya pemuda itu setelah Kalandra menerima suapan darinya, ia menunggu reaksi yang akan suaminya itu berikan, apa mungkin akan sama seperti waktu itu atau kah tidak? Karena ini makanan bukan manis.

"Iya, enak." ujar Kalandra, ia kembali sibuk sesekali mendongak saat mendengar suara pemuda itu ingin menyuapi dirinya, sedangkan Renzi melakukan itu semua dengan baik tanpa ingin mengganggu pria itu terlalu jauh.

***

Malam harinya, seperti biasa Renzi sudah berada diatas tempat tidur menunggu suaminya tengah mandi sekarang, dalam sehari begitu banyak masalah yang datang membuatnya merasa pusing dan juga senang secara bersamaan, senang karena Kalandra begitu banyak bicara dengannya dan juga bersikap lembut.

"Dalam dua hali pelnikahan kami, begitu banyak masalah yang datang menghampili kami beldua, entah gimana kedepannya nanti. Jujul Lenzi takut untuk menghadapi masalah kedepannya nanti, cuman kalena sekalang Lenzi udah nikah sama mas Kalandla kayaknya hal kayak gitu nda pellu Lenzi pikilin lagi. Cukup nikmati semuanya, dan juga belajal. Lenzi bakalan belajal bersikap dewasa seperti olang-olang lainnya agal mas Kalandla tambah sayang sama Lenzi," pemuda itu terus berbicara tanpa menyadari jika sejak tadi Kalandra mendengarkan semua celotehan pemuda itu.

Pria itu tersenyum tipis mendengar kalimat terakhir yang pemuda itu katakan, Renzi ingin belajar dewasa agar ia bisa semakin sayang dengan pemuda itu? Perkataannya masih terbilang sangat polos dan juga lugu.

"Kamu sayang nggak sama saya?" tanya Kalandra, ia mulai naik keatas tempat tidur membuat pemuda itu tersentak mendengar itu semua sehingga secara cepat menatap kearah samping dimana ada suaminya tengah duduk sekarang.

"Sayang! Soalnya sekalang kita pasangan jadi halus sayang satu sama lainnya! Dulu Lenzi takut sama Mas Kalandla kalena fotonya selem, tapi sekalang udah nggak kok! Malah sekalang Lenzi sayang banget sama Mas Kalandla kalena mas baik, pengeltian, pelhatian, cuman kulang banyak bicala aja sih, selebihnya mantap!" ujar Lenzi dengan senyuman manis miliknya, ia begitu bersemangat mengatakan itu semua sehingga Kalandra bisa merasakan betapa bahagianya pemuda itu sekarang ini.

Ia tak pernah tahu jika membuat seseorang bahagia akan semudah ini, karena dulu dirinya berpikir jika membahagiakan seseorang harus dengan uang, ternyata itu semua salah, bahkan hanya karena sikapnya orang itu bisa sebahagia ini, andai ia bisa seperti Renzi juga, bisa bahagia walaupun dengan hal yang sangat sederhana.

Bersambung...

Votmen_

#sorry baru update, ada sedikit masalah di rl

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now