26

9.3K 797 30
                                    

Renzi tersenyum senang saat melihat jika Riki yang merupakan istri dari Al datang berkunjung kerumahnya. Memang beberapa minggu yang lalu suaminya tiba-tiba mengatakan jika mereka akan pindah kerumah yang berbeda, tak tinggal bersama dengan kedua orang tua pria itu lagi, awalnya ia menolak karena takut tak nyaman berada dirumah baru namun karena bujukan suaminya pada akhirnya ia mau ikut dan disini lah ia sekarang berada dirumah barunya dengan Riki yang sering kali datang kerumah untuk menemani dirinya karena suami mereka sama-sama sibuk di kantor.

"Gimana kabar lo? Udah seminggu kita nggak ghibah bareng kek gini," ujar Riki dengan senyuman jahilnya, memang suami dan istri sama saja, sama-sama rada jauh tingkahnya.

"Lenzi baik kok! Dilumah ini juga selu soalnya nda tellalu besal," ujar Renzi, ia pernah mengatakan pada Riki jika dirinya kurang merasa nyaman dirumah ini, namun setelah beberapa minggu disini ia merasa senang karena nyatanya rumah ini tak terlalu besar dan ia suka.

"Apa yang gue bilang, gimana pun caranya pasti suami lo udah bikin semuanya dari awal, dia juga pasti tahu apa yang membuat lo senang sama nggak, makanya bisa pilih rumah ini buat kalian tinggali berdua,"

Renzi menganguk, ia tahu suaminya itu sering melakukan hal yang bisa membuatnya merasa senang, oleh karena itu pasti sebelum membeli rumah ini pria itu juga memikirkannya lebih dulu. Pemuda itu terdiam menatap kearah Riki yang tengah fokus bermain dengan ponselnya, kedua mata bulat itu mengerjab saat melihat banyak merah-merah di leher temannya itu, bukan hanya satu tapi banyak. Ia tak pernah ruam sebanyak itu selama ini, dan itu pasti lumayan sakit karena warnanya merah sedikit hitam.

"Liki? Lenzi boleh nanya nggak?" ujar Renzi, jujur ia merasa khawatir melihat leher temannya seperti itu, karena itu pasti sangat menyakitkan bukan?

"Nanya apaan?" ucap Riki yang mulai menatap kearah pemuda super polos disampingnya sekarang, suaminya menyarankan agar ia menemani pemuda itu beberapa hari sekali karena Renzi tak mempunyai teman, pasti pemuda itu merasa sangat kesepian berada dirumah sendirian oleh karena itu ia memutuskan untuk datang kerumah pemuda itu beberapa hari sekali.

"Itu melah-melah di lehel kamu, lasanya pasti sakit ya? Kamu kena apa itu? Udah kasih tau suami kamu kan ya?" ujar Renzi dengan begitu banyak pertanyaan yang ia berikan sekarang ini, ia merasa khawatir dengan kondisi temannya itu sekarang, karena Riki teman pertamanya.

Riki tertawa mendengar pertanyaan seperti itu, karena nyatanya mempunyai teman yang super polos cukup membuatnya merasa terhibur. Pemuda itu tak tahu tanda apa yang ada di lehernya sekarang? Pasti selama menikah beberapa bulan ini Renzi dan juga suaminya belum melakukan hubungan antara pasangan, karena sekarang saja pemuda itu bertanya hal seperti ini padanya. Apa ini saatnya ia memberitahu Renzi agar tak terlalu polos?

"Ini namanya cupang," ujar Riki dengan menunjuk kearah lehernya, ia seperti seorang guru yang tengah menerangan sesuatu pada muridnya, padahal ini sesuatu yang sangat sesad untuk otak polos pemuda itu.

"Em? Cupang? Ikan cupang?" ujar Renzi bingung, bagaimana ada ikan cupang disana? Ia tak melihat adanya ikan disana, apa merah-merah itu karena ikan cupang?

Riki menepuk dahinya sendiri nendengar pertanyaan itu, karena ia mengira pemuda itu akan langsung paham tapi nyatanya itu semua salah!

"Ini tuh cupang, tanda cinta dari suami gue yaitu Al. Kami sering ngelakuin hal kayak gini agar hubungan kami semakin erat, dan cinta kami semakin besar. Setiap pasangan ngelakuin hal kayak gini agar suaminya nggak liat orang lain," ujar Riki yang terkesan menggebu-gebu karena demi apapun mempunyai teman yang super polos nyatanya tak semudah itu, bahkan semua hal tentang seperti ini pemuda itu tak tahu.

Renzi terdiam, dulu sekali sebelum pindah rumah ia pernah bertanya pada suaminya apa itu ciuman bibir dan suaminya itu langsung menunjukan padanya dengan cara mempraktekannya secara langsung, dan ia tak berani lagi bertanya tentang apa iti hubungan suami istri karena terlalu takut, tapi sekarang temannya itu yaitu Riki mengatakannya secara tak langsung.

"Jadi hubungan suami istli itu halus dikasih cupang bial hubungannya lebih elat lagi? Alti hubungan suami dan istli itu dikasih cupang kan? Lenzi ngelti sekalang," ujar Renzi dengan sangat polos, ia tahu sekarang jika hubungan suami istri yang dulu ingin ia tanyakan pada suaminya itu, artinya dikasih cupang kan? Walaupun sakit, mungkin nanti ia akan meminta suaminya itu memberinya itu semua agar hubungan mereka lebih dekat lagi nantinya.

Riki tertawa mendengar itu semua, walaupun ia mengatakan hal yang cukup menggangu ke polosan pemuda itu, tapi didalam otak polosnya itu Renzi masih memikirkan hal yang super polos lagi.

"Bukan cuman dikasih cupang doang sih biar hubungan kalian lebih erat lagi dan juga tahan lama, karena setiap suami ingin hal yang lebih dari itu asal lo tau aja. Cuman kayaknya karena lo nggak peka, suami lo jadi diem doang tanpa minta jatahnya sebagai seorang suami. Lo harus peka dong mulai sekarang! Tanya dia mau main nggak? Mungkin pertama kali akan sakit cumam lama-lama biasa aja kok rasanya, nanti lo cobain aja dari pada suami lo jajan diluar kan?" ujar Riki mulai nengeluarkan ide-ide cabulnya untuk Renzi yang sangat polos, sehingga sekarang pemuda itu hanya mengerjab agar bisa memahami apa yang tengah Riki katakan sekarang.

"Jajan di lual? Beli makanan?" Renzi tak salah, kata 'jajan' langsung membuatnya berpikir jika jajan itu merupakan makanan, tak ada salahnya suaminya itu membeli makanan di luar.

"Bjir! Bukan itu anjir! Ah lo mah! Jajan diluar tuh maksudnya suami lo selingkuh sama orang lain karena lo nggak peka, terus lo ditinggalin!" ujar Riki, kesabarannya yang setipis tisu langsung basah saat mendengar pertanyaan pemuda itu.

Kedua mata bulat Renzi melotot mendengar itu semua, selingkuh? Ia tak akan membiarkan suaminya jajan diluar! Ia akan belajar peka mulai sekarang! Walaupun tak tahu bagaimana caranya namun ia akan belajar, sungguh!

"Nggak! Mas Kalandla nda boleh jajan dilual! Nanti Lenzi bakalan belajal bial bisa ngelti apa yang mas mau!" ujar Renzi dengan sangat menggebu, Kalandra suaminya jadi tak boleh ada satu pun orang yang mengambil suaminya dari dirinya, titik!

"Makanya lo belajar peka, nanti lo bicarain sama suami lo deh, dia mau gimana." ujar Riki, ia tersenyum senang saat berhasil mencuci otak polos itu sekarang ini, karena pasti Kalandra sangat lama menahan hasratnya karena istrinya itu tak peka.

Bersambung....

Votmen_

#riki sudah mewakilkan kalian semua ya🗿👍

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now