30

10.6K 810 21
                                    

"Enak, dan punya kamu kecil," ujar Kalandra setelah puas melakukan apa yang ia inginkan sekarang, ia menatap milik pemuda itu yang terlihat kecil dan lucu dimatanya, selain pemiliknya kecil, penisnya juga kecil.

Kedua mata bulat Renzi melotot mendengar itu semua sehingga secara cepat langsung menutupi miliknya dengan kedua tangan kecil miliknya, "mas nda boleh gitu ih! Nanti bulungnya Lenzi ngambek! Nda boleh bilang gitu! Minta maaf buluan! Nanti bulungnya Lenzi malah!" ujar pemuda itu dengan cepat, enak saja suaminya itu mengatakan jika miliknya kecil! Kasihan burungnya dikatain kecil!

Kalandra terkekeh dengan pelan, ia mendekat sebelum mencium bibir merah itu.

"Maaf hm? Lanjut?" ujar Kalandra dengan mengelus pipi tembam pemuda itu membuat Renzi menganguk dengan pelan sebagai jawaban, karena suaminya itu sudah meminta maaf jadi semua masalahnya sudah selesai sekarang.

"Em!" Pemuda itu memerhatikan apa yang tengah suaminya itu lakukan, mulai dari melepas resleting celananya sebelum melepaskan semuanya, ia terdiam melihat itu semua sampai kedua mata bulat itu mengerjab saat melihat betapa besarnya burung suaminya itu, pantas saja pria itu mengatakan miliknya kecil karena burung suaminya itu jumbo!

Renzi terus memerhatikan suaminya itu yang tengah mengocok miliknya sendiri dalam diam, namun tatapan pria itu mengarah padanya, ia bisa mendengar geraman berat dari Kalandra sebelum mendongak menatap kearah suaminya itu sekarang.

"Mas? Kok bisa punya mas besal? Punyanya Lenzi kok kecil? Mas makan apa bial punya bulung besal?" tanya pemuda itu dengan tatapan polos miliknya, membuat Kalandra yang tengah fokus menggerakan tangannya di miliknya mulai menatap kearah pemuda itu, ia ingin miliknya tegang sepenuhnya sehingga nanti saat masuk ia bisa cepat keluar dari dalam sana.

"Hm? Mengikuti gen keluarga, sayang," ujar Kalandra sebelum melepaskan tangan miliknya dari penis miliknya, ia mengarahkan dua jari miliknya kearah bibir kecil itu, membuat Renzi mengerjab dengan pelan melihat apa yang suaminya itu lakukan sekarang ini, jujur ia bingung harus bagaimana saat melihat jari pria itu berada didepan bibirnya, semua pertanyaan yang ada didalam hatinya menghilang begitu saja karena rasa bingung.

"Buka mulutmu dan hisap ini seperti kamu menghisap susu kotak," ujar Kalandra saat melihat kebingung di wajah si manis sekarang, ia tahu pasti pemuda itu merasa bingung saat disuguhi hal seperti ini karena tak ada pengalaman dari ini semua.

Dengan pelan Renzi mulai membuka mulutnya, menghisap jari pria itu seperti yang suaminya itu minta. Sebelum membuka mulutnya kembali saat pria itu menarik jarinya keluar, kedua mata bulat itu mengerjab melihat suaminya itu tersenyum sebelum membaringkan tubuhnya, ia hanya diam melihat itu semua karena ia tak ada alasan untuk bertanya atau memberontak sekarang, karena mereka sudah setuju satu sama lain.

"Ah!" Kedua mata bulat itu kembali mengerjab dengan pelan merasakan aneh dibawah sana, ia sedikit mengangkat tubuhnya untuk melihat apa yang tengah suaminya itu lakukan, sebelum terdiam saat melihat suaminya itu tengah menatap kearahnya sekarang ini.

Sedangkan Kalandra malah tersenyum melihat tingkah si manis sekarang, ia sengaja meminta pemuda itu menghisap jarinya agar nanti ia lebih muda jika ingin memasukan jarinya kedalam milik si manis sekarang, tingkah Renzi menunjukan jika pemuda itu memang tak tahu apa-apa tentang hal seperti ini sekarang ini.

Ia menggerakan satu jarinya didalam sana agar rasanya lebih longgar dikit, karena bagian dalam sana terasa sangat ketat membuat ia semakin tegang membayangkan miliknya berada didalam sana, tatapan itu mengarah kembali pada Renzi yang tengah menatapnya dengan mulut yang terus saja mendesah dengan pelan.

"Aah! Sakit .... " desah Renzi saat mulai merasakan nyeri didalam sana, ia menutup kedua matanya menahan rasa sakit didalam sana, sebelum kedua mata itu kembali terbuka saat merasakan sakit yang lebih dari itu, kedua mata bulat itu berkaca-kaca dengan mengigit bibir bawahnya agar pekikan sakitnya tak terdengar.

Kalandra terdiam saat melihat Renzi menutup kedua matanya dengan terus mengigit bibir bawahnya dengan air mata yang mulai keluar sekarang, ia tahu jika rasanya sangat menyakitkan karena ia langsung menyentak miliknya masuk kedalam sana setelah selesai melonggar kan milik pemuda itu.

Ia menarik tubuh kecil itu agar mendekat padanya, sehingga sekarang ia memangku si manis.

"Aaah! ..... sakit banget mas ..." ujar Renzi saat merasakan ada benda yang masuk lebih dalam kedalam miliknya saat ia berada diatas pangkuan suaminya.

"Suttt! Sebentar hm? Mas akan segera menyelesaikan ini semua agar kamu tak merasa sakit lagi," ujar Kalandra dengan mencium, dahi, hidung, bibir dan kedua pipi pemuda itu sebelum kembali merebahkan tubuh pemuda itu diatas ranjang, membuat posisi Renzi mengangkang padanya sebelum kembali menggerakan miliknya dengan cepat.

"Ahhh! Mas! Sakit....." Renzi sedikit berteriak karena rasa sakitnya semakin luar biasa saat suaminya itu menggerakan miliknya dengan cepat, ia hanya bisa mendesah mengingat perkataan suaminya tadi jika sebentar lagi semuanya akan selesai.

Sekarang Renzi tahu jika berhubungan seperti ini tak mudah, rasanya sangat sakit namun jika ia menolak sejak tadi maka hubungan mereka tak akan ada kemajuan apapun, rasanya sangat sakit pantas saja suaminya mengatakan itu semua tadi.

"Sebentar hm? Dikith lagi ..." ujar Kalandra saat melihat si manis masih menangis sekarang, pasti rasanya sangat sakit namun ia sudah mengatakan jika tak akan mungkin mereka berhenti ditengah jalan, sehingga ia harus segera menyelesaikan ini semua.

"Ahh! Mmh!" Renzi menatap kearah suaminya itu, menatap kearah tubuh besar yang terus bergerak itu dengan bibir yang terus mengeluarkan desahan lirih dan juga kuat sesuai dengan rasa sakit dan juga nikmat yang ia rasakan sekarang ini.

Kalandra semakin kencang menggerakan miliknya saat merasa ia akan segera keluar sekarang, ia terdiam membiarkan semuanya keluar sebelum mengeluarkan miliknya dan menarik si manis kedalam pelukan hangat miliknya.

"Terima kasih sayang," ujar Kalandra dengan suara terengah-engah miliknya, ia merasa sangat puas walaupun hanya dengan sekali main saja, baginya ini sudah lebih dari cukup agar si manis tak merasakan sakit lagi dan juga overthingking.

"Sakit .... mas lama ih!" seru Renzi dengan memeluk tubuh suaminya itu dengan sangat erat, rasanya sangat sakit dan juga lengket dibawah sana sehingga ia hanya bisa memeluk suaminya itu karena tak tahu harus melakukan apa.

"Tidur, besok kita bersihkan dan juga beri obat dibawah sana. Mas sangat mengantuk setelah bermain bersama dengan kamu sangat lama. Kamu sangat nikmat sayang." ujar Kalandra dengan menutup kedua matanya sekarang, orang-orang mengatakan jika seorang pria sudah keluar maka ia akan mengantuk dan itulah yang Kalandra rasakan sekarang ini.

Bersambung..

Votmen_

#nggak tega uy, anak gue🗿

MAS KALANDRA {BXB} END✔️Where stories live. Discover now