20. Hafasha kangen Rean

14 4 0
                                    

Di rooftop sekolah, anggota Inti PHANTER tengah membolos sekarang. Hari ini sampai besok, Rean tidak masuk sekolah. Orang tuanya baru saja pulang dari luar Negeri, jadi Rean di minta untuk di rumah seharian bersama keluarga. Atau mungkin sekarang lagi pergi jalan-jalan. Jangan lupakan dengan sebatang rokok di tangan mereka.

"Ingat, kalian boleh ngerokok tapi cuma 1 batang ini aja." Farel memberikan satu persatu pada mereka dengan mulut yang sudah banyak menyuarakan nasihat.

"Iya Rel, iyaaa. Gampang itu mah!" celetuk Vano.

Bryan melirik Andi yang tengah termenung, sejak kejadian dua hari yang lalu, hubungan Andi dan Rean sedikit canggung. Andi belum sempat meminta maaf karena Rean terus menghindar, Andi juga tidak bisa tidur malam hari, dia terus kepikiran tentang Reano.

Andi mematik api pada rokoknya, ia hisap lalu asapnya dia hembuskan. Terlihat banyak sekali asap di ruangan tak terpakai itu. Bryan menepuk bahu Andi, menguatkan.

"Gimana, kalau habis pulang sekolah kita mampir ke rumah Rean?" usul Fathan.

"Waahh, boleh tuh. Ayo aja gua mah!" sahut Farel.

"Di rumah dia kan ada Bokapnya njir, emang gak di marahin?" tanya Vano.

"Yaelah, kan ada Tante Rosita. Tenang aja kali!" Mereka sangat mengenali sosok ibunya Rean itu, Beliau amat sangat ramah. Jiwa keibuannya pun kental sekali.

"Kenzie juga ada, dia kan dekat banget sama Bokapnya Rean," ujar Bryan sembari menunjuk Kenzie dengan dakunya. Sang empunya nama hanya menaikkan satu alis, lalu menghela nafas. "Yang dekat itu bokap gua, bukan gua," jawab Kenzie jengah.

"Ya udah lah, ayo. Gak, bakalan di gorok juga sama bokapnya," ujar Vano.

"Gimana, Ngga?"

"Ngikut."

"YESSSS! Oke, ayo ke kelas! Lima menit lagi juga bel," saut Vano. Mereka semua berdiri dan keluar dari ruangan tersebut, menuju kelas mereka masing-masing.

•••

Di Kantin hari ini cukup sepi, tumben sekali tidak terlihat keributan seperti biasa. Aini, Hafasha, dan Zahra tengah melirik kanan kiri, kira-kira apa masih ada tempat duduk untuk mereka? Dengan nampan di tangan masing-masing, mereka memilih untuk duduk di pojok, tempat anak nakal biasanya duduk di sana. Tapi, hari ini anak-anak nakal itu tidak terlihat, siapa lagi kalau bukan anggota PHANTER?

"Gak, apa-apa kali ya duduk di sini, lagian mereka ga ada," ujar Aini sembari meminum es. Hafasha mengedarkan pandangan untuk melihat apakah, Reano dan teman-teman ada di antara banyaknya orang di kantin.

"Kak Rean sama teman-temannya kok, ga keliatan ya?" tanya Hafasha.

"Kurang tahu, dari pagi juga ga lihat. Entah bolos atau memang mereka ga sekolah," jawab Zahra.

Hafasha cemberut, padahal waktu di CAFE PHANTER, Rean berniat untuk mengajaknya jalan-jalan, sehabis sekolah, tapi Reannya tidak ada.

"Cieee, kangen Kak Rean ya?" ujar Aini.

"Gak, biasa aja," elak Hafasha.

"Halah! Gua tahu ya anjir, lu pasti sekarang sama kak Rean dekat banget. Apa, kalian emang pacaran?" Aini menyipitkan mata.

Zahra hanya jadi pendengar untuk mereka, memilih diam.

"Enggaaak! Enak aja, kapan aku di tembak sama Kak Rean coba?"

"Hahaha, ketahuan emang ngarep di tembak! Hahah." Aini tertawa ngakak.

"Ish, lagian kemarin kak Rean nanyain soal pasangan beda agama sama aku, kayanya dia bohong soal, Kak Bryan yang tanya itu ke kak Rean. Tapi, kayanya kak Rean yang lagi suka sama perempuan yang beda agama," jelas Hafasha membuat Aini dan Zahra saling memandang satu sama lain.

REANOWhere stories live. Discover now