Bab 7// Senyum

155 33 21
                                    

Mama Tiara menaiki taksi, ia juga senang bisa bertemu dengan menantu nya. Dan ia memberikan kado spesial untuk menantu nya.

Kado yang berbentuk hati,berwarna love yang cantik. Hadiah itu sengaja, mama Tiara persembahkan untuk Agnesia anella.

Betapa terkejutnya, kado itu berisikan alat make up, pernak-pernik gelang, dan kalung terbuat dari permata.

Mata biru Agnes, berlinang tidak percaya, jika mama Tiara yang memberikan untuknya.

Ia juga sangat senang, bersyukur karena memiliki mertua, yang sangat sayang, bahkan dirinya di anggap sebagai anak nya sendiri.

Agnes ingin sekali mencari keberadaan suaminya, tapi suaminya entah kemana perginya. Ia masih duduk di ruang tamu, hanya bisa tersenyum menatap hadiah yang mertuanya berikan.

Tak ubahnya, saat dirinya menuju ke dapur. Reza sudah menghabiskan sup buatan mama nya. Agnes yang sangat tidak suka, lngsung memukuli suami nya sendiri.

" Pantesan, begini caranya mas makan tanpa bagi-bagi istrinya sendiri" ucap Agnes, ia malah merajuk dan kembali kedepan dengan tangan membawa kado dari mama mertuanya.

Segera Reza menarik tangan Agnes, ia meletakkan hadiah itu di meja. Apapun itu, ia belum meminta izin, dari istri nya.

Reza yang menarik tangan di buat tak percaya, ternyata ia terpesona dengan kecantikan istrinya . Bola mata yang biru, dan alis yang rapi. Tak kedip matanya.

Ia memberikan ciuman kepada istrinya, karena istri nya merajuk, maka dengan senang hati ciuman itu adalah obat nya.

Bagi Agnes, tak percaya. Jika ini semua akalan suaminya, ia sangat susah melepaskan dirinya, dari gengaman suaminya.

Reza memberikan kata- kata lembut, yang tak ingin membuat istrinya merajuk, dengan sebuah ciuman hanya menempel pada bibir yang seksi.

" Lepaskan, mas jangan nodai diriku. Agnes belum siap, lepaskan" ujar Agnes, yang memberontak, ia terus memukuli bidang dada suaminya.

Tapi suaminya tidak perduli, ia semakin liar, karena sepenuhnya ia belum menyentuh istrinya.

" Apakah mas Reza,sedang di mabuk asmara. Apakah ia sedang tidak waras" kata Agnes dalam hati, serasa ia ingin menghunus barang kemaluan suaminya.

Dengan cepat, ciuman yang di berikan kepada istrinya, dengan sengaja, Agnes menyepak batang kemaluan suaminya cukup kuat, sehingga Reza kesakitan, dan Agnes yang tidak tahu apa-apa, langsung berlinang air mata.

Ia merasakan sesuatu, baginya itu adalah suaminya, tapi sampai hal seperti itu, rasanya ia belum siap.

Apalagi, Agnes masih sekolah. Di umur nya 16 tahun, ia fokuskan untuk sekolah, tidak ada kepikiran yang menggangu pola pikir nya.

Agnes yang tidak mengerti. Suami nya merasakan ngilu, pada tendangan batang kemaluan nya, ia sendiri langsung pergi ke kamarnya. Untuk istirahat.

Sementara, Agnes pilu. Ia meneteskan air mata, tidak percaya akan berantakan seperti ini.

Ia tidak mengerti, tendangan itu cukup kuat di batang kemaluan suaminya, ia sendri ingin meminta maaf padanya.

Ia mengetuk pintu berulang-ulang, tapi tak satupun pintu itu terbuka. Apakah suaminya sedang menghukumku? Atau mas Reza sedang tidak baik saja.

Terdengar suara memanggil dari pintu belakang, ku kira tetangga, ternyata tukang paket .

" Siapa?" Ucap Agnes, terhadap seorang lelaki muda yang berkali-kali mengetuk pintu tanpa henti.

Agnes tak punya rencana lain, ia harus bersembunyi di dapur. Ia takut, kurir akan memasuki ke dalam rumahnya, dan mengambil barang-barang kesayangannya.

Hening,,

Reza yang ingin mengejutkan istrinya, sudah lari entah kemana. Perasaan yang mulai khawatir, dan suara ketukan pintu kurir masih menggangu pikiran nya .

Ternyata mama Tiara menyuruh tukang paket untuk datang kerumah anaknya, dengan cepat Reza yang membuka pintu tersebut.

" Apakah ini rumah yang bernama Reza Mahardika?" Ini pak paket nya, saya hanya menerima pesanan dari pelanggan yang pesan di toko kami" ucap tukang paket yang sedang menawarkan produk nya si penerima paket.

Reza hanya bingung, padahal dirinya tidak sama sekali, membeli apapun. Jika membeli pesanan, cukup datang ke toko nya. Sangat heran, bahkan paket itu telah lunas.

" Apakah bapak melamun?" Kedatangan saya untuk mengantarkan pesanan bapak" ucap tukang kurir yang terbilang masih muda.

Seketika itu lamunan Reza buyar, mau tidak mau, ia mengambil juga paket dari tukang kurir.

" Iya, itu nama saya. Terimakasih, oh ya, apakah ada seorang yang ingin memberikan hal ini?" Kalau boleh tau, nama anda siapa?" Tanya Reza kepada pemberi paket .

" Alex, pak. Alex permisi dulu" ucap nya Alex, bahkan anak muda itu sangat ramah, dengan tersenyum menatap wajah Reza.

Ia segera menutup pintu, bentuknya mini, tidak terlalu besar. Namun di goyangkan rasanya ringan, tapi Reza tidak berhak, untuk membuka dalam isi paket.

Penasaran? Rasa penasaran ia hilangkan. Salah satu nya, ia akan bertanya kepada mama nya.

Tapi ia juga kecarian istrinya, ia mulai mencari dari lorong kamar mandi, ruang tamu, sampai gudang tidak ada.

Hanya tinggal di dapur, ia juga mulai mencari dengan perlahan, tapi sedikit ada yang mengganjal. Dengan cukup penasaran, ia langsung ke kolong meja makan, dan terkejutnya, jika istrinya tengah tertidur dengan pulas.

Ia tersenyum, melihat wajah istrinya, jika tidur selalu cantik. Tidak pernah hilang, kecantikan.

Ia mulai mengalihkan kursi, agar tidak mengenai kepalanya istrinya, dengan cepat, namun hati-hati. Ia segera membopong tubuh istrinya.

Sangat ringan, apakah istrinya tidak makan seharian? Sangat ringan bobotnya, tidak begitu gemuk.

Saat di bopong, Agnes mulai ngelindur .perkataannya sedikit ngawur, dan Reza hanya menyimak dengan senyum.

Bagaimana pun, Reza tak ingin membiarkan istrinya berada di ruangan dengan sendirinya. Ia akan mengamati lingkungan istrinya.

Rasa sayang Reza kepada Agnes, seluas samudra, tidak bisa di ungkapkan dengan kata-kata.

" Mau cium, cepat cium,jangan lama-lama. Nanti ada pak altar, juga pak Billy" ucap Agnes, masih di bopong oleh suaminya, rasanya Reza tak sabar ingin melahap bibirnya yang seksi.

Akhirnya, Agnes telah di pembaringan. Tak tega, ia memberikan selimut, juga bantal yang empuk. Namun, ia mengecup hanya di kening milik istrinya.

Setelah menidurkan istrinya, ada sebuah panggilan, tak terjawab. Dan ada juga 3 pesan, juga tak terbaca.

Tertera nama mamaku

( Mama : " Nanti, ada datang tukang paket, mama sengaja memberikan kejutan untuk Agnes, tapi jangan di buka, sebelum Agnes yang membuka nya".)

(Mama: Jangan kasih bocoran dengan Agnes, itu adalah lingerie seksi yang berwarna merah. Kulitnya Agnes, sudah putih pasti Agnes akan tampil cantik.)

( Mama: Reza, jangan memberitahu tentang pemberian nama ya, bilang aja kalau kado itu dari kamu, mama nanti di cap sebagai apa?" )

Ia rasanya ingin senyum sendiri, tak masuk akal. Mengapa bisa, mama nya membelikan baju yang di luar nalar, apakah Agnes, akan kaget dengan baju yang di berikan pada mama nya.

Atau Agnes justru, akan tersembunyi lagi, saat Reza memberikan hadiah dari mama nya.

Reza tidak akan memberitahu, siapa yang telah memberikan hadiah itu kepadanya. Bagaimana jika hadiah itu di buka oleh sang pemiliknya, akankah Agnes merasakan menangis, tertawa, dan tersenyum?

Silahkan komen, kasih vote

Maaf readers, ini sedikit banyak adegan 21+ tapi perlu di ingat. Ini hanya fiksi belaka, jadi jangan pernah memikirkan sesuatu yang negatif .

Selamat membaca..☺️





Guruku Adalah SuamikuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant