Bab 15

62 20 4
                                    

Sangat erat hubungan mereka, antara pak Sofian dengan pak Reza.

Agnes yang tidak ingin mendengarkan ucapan bunga, walaupun bunga adalah teman sekelasnya, teman sebangku nya, namun Agnes tak suka karena setiap awal masuk selalu di tanyakan tentang pak Reza.

Tiada hari tanpa menayakan perihal hal itu, sudah bosen . Tapi Agnes juga pendengar setia bagi teman yang suka caper.

Kring,,

Kring,,

Bel sekolah berbunyi, lekas Agnes pulang. Ia lupa menayakan kepada suaminya. Namun Radit, selalu melakukan rencana untuk melakukan aksinya.

Agnes melihat Radit sedang berbicara sesuatu, tanpa disadari ia mengeluarkan guli agar mudah licin, dan jatuh.

Dengan entengnya Agnes mencubit pinggang Radit cukup kuat.

"Buat apa guli itu, Hah?" Ia segera meraih guli tersebut. Tapi guli tersebut sudah berada di genggaman pada temanya.

" Buat kerjain pak Reza lah, siapa lagi. Eh bukan, buat kerjain pak Sofian lah" ucap Radit yang keceplosan saat dirinya tak sadar atas apa yang diucapkan.

" Dasar, ini hukuman buat kamu.kamu tidak jangan pernah melakukan hal apapun untuk pak Reza, kamu tahu kalau pak Reza itu galak, makan orang, jangan permainkan pak Reza, kamu paham ga maksud saya, hah?" Ujar tegas Agnes, saat lalu pak Reza sedang dibelakang nya memperlihatkan dengan senyam-senyum.

" Haha, emang gua takut, lagian ya pak Reza itu ga boleh mengajar disini".

" Mengapa?" Ini kan sekolah luas, terserah pak Reza dong mau mengajar dimana-mana, kenapa kamu yang emosi".

" Sebenarnya gua suka sama loh nes, kenapa sih dari dulu kamu tak menerima jadi pacarku, akan kutunggu dirimu nanti sudah lulus sekolah, kita arungi kebersamaan ".

" Suka aja masih suka nakal, dengarkan ya Radit. Tipe Agnes bukan orang suka nakal, tipe ku speak ilmu agama" jawabnya lugas.

" Hmm, kalau itu aku belum bisa. Ngajiku aja tak pernah, apalalagi sholatku masih banyak bolongnya."

" Ohh,,kalau gitu ditambal lah. Masa iya mau dibiarkan saja, "

" Kenapa sih kamu terlalu susah untuk dipercaya. Aku maunya kamu".

Agnes tak memperdulikan ucapan Radit, ia balik kebelakang ternyata suaminya sudah berada dibelakang nya.

Ia hanya tersipu malu, karena keberanian melawan Radit yang ingin mendapatkan hatinya.

Agnes diam mematung,ia tak tahu jika suaminya sudah membuntuti dari belakang.

" Kenapa diam saja sih, ayo kita pulang. Tadi akting kamu bagus banget loh sayang".

" Hmm,, "

" Hari ini, mas akan mengajak kamu makan di restoran,mau ga?" Tapi maaf mas bawakin altar,juga Billy. apakah kamu keberatan sayang" ucap Reza tak ingin membuat istrinya merajuk dengan pilihannya.

" Tidak masalah, asalkan diri mas senang."

" Hmm,, mengapa begitu jawabannya membuat mas, tidak jadi pergi tanpa keputusan dari kamu sayang" ucap suaminya ia mengecup kening Agnes diparkiran guru.

" Kenapa bapak kecup diriku sih. Ini tempat umum, kalau ada orang yang lihat kita bagaimana?" Apakah bapak tidak malu" ucap Agnes sewot ia tak habis pikir jika suaminya suka nakal ditempat tertentu.

" Ya gpp lah, lagipula kita kan sudah sah menurut agama . Biarkan aja, ada yang lihat itu tandanya hubungan kita mesra, ga seperti kebanyakan orang. Lagi pula, ini hanya soal kecup kening, kalau bibir tadi mas juga mau" ucap Reza yang nakal.

" Hmm,,tapi kan Agnes sangat malu".

Tibalah datang altar, juga Billy teman sekerja nya.

" Bro, jadi tidak . "

" Jadi dong, ayok naik".

" Siang buk Agnes yang cantik," puji Billy yang sedang memanasi Reza .

Saat Billy memuji Agnes, dengan sigapnya sepatu Billy dipijak oleh Reza ia kesakitan, dan memohon ampun. sementara altar hanya pasang muka mengejek temanya .

" Sakit za, ini kaki masih dipake, memang loh ya ngapain sih segala pake cium kening ditempat umum".

" Ga apa-apalah, Agnes kan udah jadi istriku. Lagian kalian belum kan".

" Sorry ye,, Billy sudah dong".

" Berarti gua belum, sedih amat hidup gua. Kalau gitu kita ga jadi makan ni, perut gua udah lapar mau demo ini".

" Emang antrian sembako, haha" papar Billy kepada altar .

Munculah bunga, ia tak sengaja mencium pipi pak Reza. Sontak membuat wajah Billy,altar tersentak kaget. Namun dengan sigap Agnes menampar pipi bunga cukup kuat. Ia tidak terima,jika kelakuan bunga sangat kurang ajar dan bagi Agnes sangat menjijikkan.

Plak

Plak

Plak

Tamparan mendarat dipipi bunga, ia tak menyangka jika kehadiran bunga selalu memunculkan sikap yang ego, dan dirinya sulit untuk memendam amarah nya.

" Kamu tega, gua kan ga sengaja cium pak Reza. Itu derita loh karena sudah merebut pak Reza dari gua" .

" Dasar ga tau malu, yang salah di masalah ini kamu kan. Dasar tidak punya harga diri.

" Kok aku, kan kamu yang sudah merebut pak Reza dari gua" ucap bunga, ia tidak ingin sebagai perebut pacar orang lain.

" Gua istri sah nya pak Reza, loh kaget atau pura-pura kaget. Dan loh sengaja kan, biar gua semakin marah seperti ini".

Diantara mereka tidak ada yang ingin mau mengalah, dengan tatapan tajam Reza mengarah ketempat istrinya sambil melumat bibir ranum milik istrinya.

Antara altar, juga Billy ikutan tutup mata.ia tak ingin ada pandangan yang belum diizinkan dari Tuhannya. sementara bunga, tak percaya jika aksi Reza sangat membuat wajah bunga semakin cemburu lalu bunga tanpa disadari ia pergi meninggalkan mereka.

" Gilak loh bro, bisa nya ada kami kamu bercumbu. "

" Sorry bro, kirain kalian sudah pergi".

" Emang kalian pasangan laknat,tidak bisa hargai kehadiran kami."

" Hehe, maaf".

Kejadian itu membuat wajah Agnes tersipu malu, dan mereka tak lama berangkat ke restoran.

Guruku Adalah SuamikuWhere stories live. Discover now