Bab 22// Panggilan Papa Baru Untuk Putri

55 7 0
                                    

Karena kepanikan Elina, semua tertuju kepada Elina. Sikap putri, merasakan jika sesuatu terjadi pada keluarganya.

Putri datang mendekat, ia memeluk mamanya penuh arti. Baginya, putri juga tidak ingin kehilangan mamanya.

Tak lama, dokter yang menangani pasien bernama Altar, keluar dengan memberitahu jika pasien sudah sadar dari komanya.

Alhamdulillah, Allah masih mendengarkan doa hambanya.

Putri yang kegirangan langsung masuk duluan.

Ia ingin melihat papa barunya, karena baginya ia ingin dipeluk oleh seorang papa baru.

Semua orang terkejut, anak seumuran putri tergesa-gesa memeluk Altar penuh erat.

Altar yang baru saja, sadar dari komanya, dibuat senang oleh putri.

" Papa, papa putri kangen papa" ucap putri yang masih memeluk Altar cukup kuat.

Tapi Altar bingung, mengapa ada anak yang memanggil dengan sebutan papa.

Padahal, Altar juga belum menikah, ia juga masih muda. Karena keegoisan Altar yang tak menyukai seorang janda anak 1.

Ternyata kehadiran putri begitu berarti. Ia juga sepakat untuk mempersunting Elina.

" Gua ada dimana, kenapa di RS sini, apakah gua mimpi" ucapnya .

" Loh di RS karena loh habis digebukin, ditusuk pake benda Sajam. Loh ga ingat, apa pura-pura ga ingat Al," tanya Billy ingin dirinya menonjok wajah temanya, karena dirinya sudah tak ingat ada Elina juga seorang anak kecil.

" Hmm,,".

" Gimana turun dari mobil gua, Al. Tau sendiri, udah tau siang mau menjelang sore masih aja loh nekat, gini lah pahlawan kesiangan. "

Mereka mengatakan pada Altar, dari mulai A-Z tidak ada diantara kedua temanya yang canggung. Malahan, Elina hanya menunduk pandangannya.

" Sorry, emang gua kesal. Yaudah gua mau tidur, kepala gua sakit, minta dipijat nih".

Altar yang malu, karena kehadiran Elina. Ternyata seorang yang dirampok Adalah Elina . Bagaimana pun Altar yang salah, ia tidak harus membenci seorang karena mempunyai masa lalu.

Putri anak dari Elina, menganggap serius. Ia ingin memijat kepala papa barunya, namun hal itu, dicegah oleh Elina.

" Sini, papa biar putri saja yang memijat kepala papa. Agar papa tetap rileks saat dipijat".

" Hmm,, sayang jangan dulu ya. Soalnya papa Altar masih butuh istirahat ".

" Jadi tidak boleh mama, kan niat putri sangat baik. Kenapa mama, semua yang baik tidak boleh dilakukan, katanya papa Altar sebentar lagi akan jadi papa baru untuk putri, dan menikah dengan mama. Kenapa ma, apakah putri tidak boleh akrab dengan papa Altar." Ucap Isak tangis putri, ia bersembunyi dibalik tubuh Agnes, dan menatap kearah luar.

Isak tangis, yang putri keluarkan menyentuh Agnes. Agnes, seorang gadis cuek,tapi memiliki sikap keibuan yang selembut seperti sutera. Dirinya yang tak bisa mendengar jika, seorang anak kecil sedang menangis.

" Sayang, anak bunda. Cup cup jangan sedih. Putri boleh, setelah mama Elina menikah dengan papa Altar. Apa yang dilakukan, oleh mama Elina sangat benar, kenapa putri tidak bisa membedakan mana yang baik, dan buruk?" Jawab Agnes, ia menjelaskannya agar putri mudah mengerti .

" Hmm, baiklah bunda. Putri akan menunggu, semoga papa baru putri, dapat konsisten juga amanah".

" In Syaa Allah,"

Mereka tak percaya, jika Altar menyetujui hubungan ini sampai halal. Dan Altar juga begitu, ia juga akan menunggu kehadiran Elina.

Keduanya sepertinya sangat setuju, putri yang terkesan ramah, juga akrab akan memiliki seorang papa baru.

Akankah Altar setelah sembuh, akan mempersunting Elina dengan usahanya. Mampukah Altar menepati janjinya. Dan bagaimana bisa perasaan Altar pada saat itu?

Guruku Adalah SuamikuWhere stories live. Discover now