Bab 30/

78 10 0
                                    

Dua pasangan ini begitu serasi, bagi Agnes sudah terbiasa bangun pagi. Karena, hari ini ia tidak sholat.

Agnes sudah standby di dapur, ia menyiapkan sayuran yang akan di masak untuk menu sarapan pagi.

Reza yang tidak ingin berlama dikamar, membantu istrinya yang tengah duduk di lantai dengan beralaskan tikar.

"Tumben mas ikutan didapur, apakah pekerjaan sekolah sudah siap mas?" Tanya Agnes yang memegang tangan suaminya.

"Tugas?"Nanti serahkan saja dengan Billy. Tidak usah dipikirkan, lagian membantu pekerjaan seorang istri adalah hal yang paling mulia. Masa suami harus berdiam diri di kamar terus, kalaupun tiap hari mas akan bantu istriku seperti ini."ucap Reza yang memeluk istrinya .

Dengan melihat mereka, putri baru saja bangun dari tempat tidur. Ia seperti melihat sepasang kekasih yang sedang mesraan.

Segera ia tutupi wajahnya,dan balik kedepan agar tidak mengusik mereka. Namun, sepertinya Agnes sengaja melihat wajah putri yang sedang tidak baik baik saja.

Dengan segala ucapan yang tidak enak didengar, putri terus saja mengomel pada dirinya. Ia rasanya ingin melakukan yang terbaik untuk kedua pasangan tersebut.

"Kenapa telat bangun diriku, disana sudah ada om Reza. Padahal kan diriku mau temani bunda Agnes masak. Ga ada yang perduli untuk putri"ucap putri mengeluh ia melanjutkan untuk kembali ke kamarnya.

Segera Agnes mengetuk pintu, dan bertanya apa yang terjadi dengan putri.

Tok..

Tok..

Tok..

Seperti tidak ada suara sapaan didalam sana, sedikit ia berkata kecil dan lembut agar terkesan memarahinya.

"Sayang, bunda Agnes ingin berbicara sesuatu kepada putri. Bisakah, putri membukanya, atau putri ingin ikut pergi dengan bunda ke sekolah."ajak Agnes kepada putri.

Namun, tidak ada sapaan. Ia sendiri bingung, tetapi mencoba untuk kesekian kalinya.

"Kamu tahu, bunda tidak akan menghukum mu. Kenapa putri, tidak mendengarkan ucapan bunda, jika selama ini bunda banyak salah,  bunda terus terang meminta maaf yang sebesar-besarnya kepada putri. Bagi bunda, tidak ingin memiliki sifat pemarah juga pendendam" ucap Agnes.

Terbuka hatinya, putri yang merasa bersalah langsung membuka pintu kamarnya. Dan alangkah indahnya putri langsung memeluk Agnes, ia mencium pipi Agnes berkali kali. Sampai, Reza yang baru nongol merasa cemburu berat.

Cup

Cup

Cup

Cup

Cium pipi Agnes sampai 4x , namun Reza merasa cemburu yang luar biasa. Tapi, langsung saja antara putri juga Reza saling menatap cemburu.

"Jangan cium pipi istri saya, kamu dilarang putri. Silahkan cium saja mama kamu" .

"Tidak mau, enak saja cium orang lain. Dengarkan ya, kami kan perempuan masa tidak boleh saling cium. Ini itu, seperti seorang anak pada ibunya. Om yang tidak boleh berciuman. Sebaiknya om yang masak saja didapur," bentak putri yang tidak memperdulikan Reza ada disampingnya.

"Enak saja, kamu bisanya mengatur. Sekarang kamu belajar untuk mandiri. "

"Eh, tidak mau?"


Guruku Adalah SuamikuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang