Bab 23// kemauan putri

40 6 0
                                    

Akhirnya Altar telah kembali, mereka senang bisa melihat Altar yang sudah sembuh dari masa komanya.

Tidak hanya itu, jika Elina begitu terpukul karena dia, Altar mengalami pukulan yang bertubi-tubi. Selama ini, kedekatan mereka sangat dilihat oleh anaknya sendiri. Bagiamana mungkin jika putri juga menginginkan seorang papa baru nantinya.

Ya papa baru? Ia merindukan sosok seorang papa yang ingin memberikan kasih sayang juga kehangatan. Putri yang duduk, hanya bisa pasrah dengan keadaan papa barunya sekarang.

Agnes juga kedua lelaki itu undur diri, karena Altar sudah ada penjaganya.

Billy sebagai teman usil, juga baik menyenggol lengan Altar dan menyempitkan matanya seolah sedang bermain empat mata.

Namun kejelian Reza, sangat tahu jika sudah ada pawang yang menemaninya.

" Ehem, kami pulang dulu ya Al, semoga cepat membaik, dan cepat kabulkan janjimu?" Ucap billy sengaja memberikan kejahilan pada dirinya.

" Beres itu, kalian jangan kebut naik mobil. Loh jagain bini loh za, jangan ngebut-ngebut bawa mobil kasihan Agnes".

Merasa ada yang aneh, tetapi Altar ingin membalas kepada Billy. Sementara Billy tidak membawa istrinya.

" Tidak kebutan suamiku kok, pak Altar tenang saja semuanya akan baik-baik saja, suamiku sudah profesional" ucap Agnes kepada Altar.

Tak hanya itu, putri juga mengucapkan selamat tinggal pada bunda Agnes, ia memeluk bunda Agnes dengan erat. Baginya, bunda Agnes adalah teman ceritanya.

" Bunda, hati-hati dijalan . Kalau putri kangen bagiamana, putri bisa menghubungi bunda, sementara sebentar lagi, mama akan menikah dengan papa Altar" ucapnya yang membuatnya sedih. Dan rasanya kehilangan sahabat seperti bunda Agnes.

"Makasih udah banyak pengertian sayang. Bunda juga kangen putri,kalau kangen tinggal hubungi no wa bunda saja, punya mama kan ada sayang. Mama Elina tidak mungkin meninggalkan putri seorang diri, tetapi juga dengan papa Altar, papa Altar akan menemani putri juga" jawab Agnes, ia juga sedih jika anak itu terus menerus bersedih.

Melihat Isak tangis yang dikeluarkan putri, membuat wajah Agnes tidak bisa pergi. Baginya mereka adalah teman curhat, juga peri yang selalu mengarahkan pada putri.

Putri membalas pelukan erat dipundak Agnes, ia menorehkan segala keluh kesahnya terhadap Agnes. Ia juga butuh bimbingan.

Reza sebagai suami Agnes, juga tidak tega melihat wajah cantiknya putri. Walaupun hubungan mereka dekat, tapi saat kecil putri juga pernah digendong oleh Reza. Ia juga merasakan betapa kehangatan pelukan tersebut.

Apalagi Billy, ia juga meneteskan air mata yang tiada habisnya. Tak hanya itu, putri memeluk pelukan Billy yang berusaha menasehati dan memberikan saran terbaik.

" Putri cantik, anak papa Altar jangan bersedih lagi, jaga papa Altar sampai sembuh . Mungkin besok atau lusa, kami akan singgah kemari lagi. Karena waktunya kami juga butuh pulang" ucap Billy ia tersenyum dan memeluk memberikan sentuhan pada putri.

" Benarkah itu?" Tapi putri tidak ada teman bermainnya, apakah kalian bertiga akan menjenguk kami"

" Pasti dong, putri cantik. Kami akan singgah kesini lagi, ingat jaga papa Altar semoga papa Altar bisa menjadi seorang papa yang terbaik untuk putri"

" Aamiin , trimakasih doanya om Billy, om Reza juga bunda Agnes"

Altar juga banyak terimakasih kepada bantuan Reza juga Agnes. Tak percaya, jika kehadiran mampu memberikan kejutan pada putri.

Elina tak bisa berucap, karena dulu kecil ia sering bermain dengan Reza juga Agnes . Putri merasakan kehangatan pada dirinya, tapi kini ia juga harus melepas kepergiannya. Dikarenakan, mereka akan ada kegiatan di sekolahnya besok.

Guruku Adalah SuamikuWhere stories live. Discover now