Bab 24// Menayakan kabar pak Altar

30 6 0
                                    

Agnes, juga kedua lelaki sudah berada dimobil. Termasuk putri juga ikut, ia janji akan dirinya sendiri tidak akan mengulangi kesalahannya kembali.

Agnes berada di kursi  belakang bersama putri. Mereka saling bercerita tentang kehidupan. Layaklah seorang ibu peri memberi arahan kepada anak-anak nya.

Putri begitu senang dan bisa menikmati cerita yang disalurkan oleh Agnes. Mungkin, karena Agnes orangnya tak gampang marah,juga tak gampang membentak.

Reza yang mendengarkan seolah ingin dongengkan ketika tidur, tapi ia bisa menikmati sentuhan yang keluar dari mulut istrinya walaupun Agnes tak mengetahui hal itu.

Dan begitu juga, dengan Billy juga menikmati wacana yang keluar dari mulut Agnes terdengar sangat enak untuk dinikmati dan didengarkan.

Perbincangan mereka sangat baik,dan tak lama putri sudah tertidur lelap dipangkuan Agnes.

Tidak ada lagi wacana yang didengarkan, karena pendengarnya sudah tertidur pulas dipangkuan Agnes.

Agnes merasakan lapar pada perutnya, melihat jika didepannya ada sebuah toko kue yang belum ia singgahi.

Agnes meneriaki suaminya, agar berhenti tepat pada sasaran. Melihat, jika perut Agnes sudah pada minta tolong.

Suaminya begitu tahu, jika pandangan istrinya mulai melirik ke toko kue tersebut. Ia langsung keluar, dengan menyerahkan air botol mineral untuk istrinya.

Billy tidak tahu apa-apa. Jika dirinya, yang tiba saja Reza keluar tanpa aba-aba.

" Za, mau kemana?" Gua ikut enaknya loh pigi aja," ucap Billy mengikuti Reza dari belakang.

" Gua mau belikan istri gua, makanan. Loh mau apa?" Belikan untuk bini loh dirumah" ucap Reza .

"Tapi bini gua, ga suka roti beginian. Paling di Adelia sukanya yang kue basah, kue kering dia ga doyan".

" Yaudah, nanti kita cari yang lain aja. Loh kawani gue, cari makanan yang enak untuk dinikmati di dalam mobil".

"Kata loh, untuk istri loh. Argh, loh kadang kayak Altar juga makin lama, goblok"

Ucapan Billy didengar oleh murid pak Reza, yang gak lain adalah bunga . Teman sekelas Agnes, juga musuh Agnes .

" Hai kak za, darimana sih?" Kok pak Altar ga diajak".

" Pak Altar sedang sakit, emang kenapa kalian tanyak pak Altar, jangan dekatin pak Altar lagi,karena pak Altar udah ada pawangnya?" Ucap Billy yang kesal dengan tingkah murid nya .

" Buset, siapa juga mau dekatin pak Altar, orang mau dekatin pak Reza yang ganteng ini. Mana tuh bocah ingusan itu?"

" Siapa yang bocah ingusan?" Apa kamu mau bilang istrinya pak Reza kan"

" Ihh, pak Billy sangat pintar. Benar sekali. Mana itu Agnes kenapa ga nongol, apa lagi dimobil"ucap bunga yang ingin memberikan tinjauan pada Agnes.

Terdengar suara yang berada ditoko kue. Nyatanya,jika ada perusak bahkan bunga tak segan untuk menggoda suaminya . Dengan berat hati, ia ingin keluar nyatanya tak bisa. Namun,karena ada putri yang sedang dipangkuan Agnes.

Agnes tidak akan terima, jika dirinya di perolok dengan cara seperti itu tanpa sadari jika Agnes mengetahui dari bilik kaca mobil.

Putri yang merasakan jika bunda Agnes seperti ada yang menggangu pikirannya. Ia tahu, jika bunda Agnes merasakan kekhawatiran yang membuat dirinya harus bisa bersabar.

"Hey, sayang mengapa kamu bangun. Adakah yang tidak nyenyak dalam tidur nyenyak putri?" Ataukah ada kurang mimpinya" ucap Agnes, tiba saja jika putri hanya sebentar tidurnya.

"Tidak bunda, tapi putri merasa ada yang menjelekkan nama bunda, apakah putri keluar saja,"

" Jangan sayang, sebentar kita akan pulang?" Ayo kita jangan keluar-keluar, nanti putri tertabrak kereta bunda takut sayang, bunda takut dimarah oleh mbak Elina.

Sangking takut, ia menuruti perintah Agnes. Karena begitu nurut, tak sengaja bunga datang untuk melihat apa yang didalam mobil milik kekasih idamannya.

Lantas apa yang bunga cari? Untuk apa bunga menemui mobil tersebut.

Guruku Adalah SuamikuWhere stories live. Discover now