Bab 13

97 27 22
                                    

Altar,juga billy mendapati jika kesialan diri pada pak sofhian. Mereka juga tidak tahu, jika guru bahasa Indonesia itu mengalami benjolan merah pada kening nya.

Spontan terkekeh melihat kelakuan pak Sofian seperti anak kecil pada umumnya. Ia kesakitan, karena akibat ulah Radit.

Semula itu pun bertanya? Mereka tak ingin ada kejadian yang terjadi antara mereka dengan pak Sofian.

Hari ini altar, juga kepikiran tentang hubungan Reza juga Agnes. Mengapa, mereka berdua bisa seromatis itu. Dan mereka saling mencintai satu sama lain.

Billy yang curiga lalu membuyarkan lamunan altar.

" Bengong aja lu, kesambet nanti, bagaimana?" Papar Billy, ia di sebelah lalu membuka laptop dengan ketikan jari.

" Siapa juga yang melamun, ntar loh yang melamun?" Ucap altar, malah balik tanya.

" Eh, anak ini masih aja balik tanya. Apa masih kepikiran tentang hubungan pak Reza tentang Bu Agnes ya" ucap Billy malah menimpali dengan tatapan serius, sementara pak sofhian juga ikut mengamuk kepada mereka berdua.

" Mengapa sih bahas pak Reza terus, ga bosen apa kalian berdua, Hah?" Ujar pak Sofian, ia masih memegangi kepalanya yang sakit .

" Hehe, pak Reza kan sahabat kami, pak . Apa salahnya. Justru bapak itu jangan buat ulah untuk merebut istri dari pak Reza, ingat loh pak, bila merebut istri orang namanya dosa".

" Dosa itu di tangan masing-masing, kamu ya, kalau kasih pertanyaan yang konkrit jangan setengah-setengah emang dsini jualan bahan sayuran, beli nya segini, entar sampai rumah beda" ucap nya .

" Aduh, udah yuk kita pindah kesana aja. Dasar orangtua ga nyambung, kenapa pak sofhian ini ngajak ribut sih" .

Mereka berlalu, berpindah di ruang kerja bagian belakang. Tapi apalah daya, jika pak Sofian malah senang, jika kedua temanya Reza berpindah tempat.

Ia bisa berluasa, dan tidak ingin ada keributan dalam kantornya.

*
*
*
*
*
*
*

" Kalian gagal terus sih, lihat kan sekarang gua yang di suruh bersihkan semua halaman sekolah ini, cepat bantuin gua" ucap Radit yang melihat temanya sedang berkeluyuran di jam pelajaran.

" Maaf bos, tapi kami serius bakal berhasil, bos aja selalu marah-marah. Jangan lah bos kerjaan nya, marah terus" jawab Tino, ia memakan gorengan dari dalam kantin sekolah.

" Enak banget luh ya, bagi sini. Punya teman ga boleh pelit, nanti rezeki nya sempit" .

" Sok tauan loh bos, emang kata siapa?" Buktinya Firaun itu pelit sama orang yang beriman"

" Ga usah ajarin kayak gitu deh, loh aja tadi kasih pelajaran buat pak Reza. Ga sama aja , itu dosa . Malah nasehatin kita pulak" tukas Dika, ia yang langsung menggertak kalimat yang di ucapkan temanya .

" Sorry, gua mah ngomong kan apa adanya, ga kalian simak atau dengar itu urusan loh berdua, gua kan kasih yang terbaik buat loh semua" cicit Tino, ia masih memakan gorengan yang sama.

Sementara Agnes keluar sebentar, ada sesuatu yang ia lupakan. Ia teringat bekal untuk suaminya, namun Agnes melihat keberadaan Radit bersama temanya .

" Pinter banget ya, di kasih hukuman malah makan, nanti ku adukan sama pak Sofian, biar di tambah lagi" ucap Agnes, ia senang mengerjain temanya, apalagi teman yang ia tak sukai .

" Jangan sayang, please sayang jangan"

" Sayang?" Kepalamu peyang. Sempat kamu katakan itu lagi, jari mu akan Agnes putusin" terka Agnes, ia begitu tak perduli jika Agnes harus bertindak tegas, karena pasangan nya telah di buat celaka .

Guruku Adalah SuamikuWhere stories live. Discover now