20 • Victor's Wond

71 17 5
                                    

I'm back!! guys and happy readingSempatin vote dan coment ya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

I'm back!! guys and happy reading
Sempatin vote dan coment ya

>>>>

Apa istimewanya pribumi itu?

Lerajee pernah mendapat pertanyaan semacam itu dari satu-satunya orang yang ingin berteman dengannya. Anabertha.

Bertha menanyakannya, tepat setelah Lerajee bercerita tentang asmara tak terduga. Dengan mudahnya, Lerajee jatuh hati pada pemuda pribumi yang baru ditemuinya hanya beberapa kali. Uniknya, Lerajee merasa baik-baik saja saat hal tentang pemuda terlintas di kepalanya. Semua tentang pribumi itu, Lerajee suka.

Bukan sebab darah pribumi dalam tubuhnya. Tapi lerajee benar-benar terpana dengan kesederhanaannya.

"Dia ningrat, kau pikir sederhana?" cemooh Bertha dan Lerajee seketika tertawa. Tubuhnya bergerak mengayun ke depan dan kebelakang. Rasanya, lega. Bila dulu, Patricia yang akan selalu menjadi pendengar setianya, sekarang Anabertha yang menggantikan tugas wanita itu. Menjadi teman Lerajee bercerita, begitu pula sebaliknya.

Bertha ikut menggerakkan ayunan yang dinaikninya. Tangannya bermain-main pada setangkai bunga matahari di tangan.

"Bagaimana dengan Victor?" tanyanya pelan.

Lerajee tidak menjawab. Mereka hancur. Disaat Lerajee tidak ingin merasakan jatuh cinta karena ia takut akan luka asmara, justru tuhan memberkatinya dengan segenggam rasa. Sementara Victor, seperti paham kemana arah asmara tanpa landasan yang kokoh untuk memulai. Membangun rumah? mereka harus siap untuk tertimpa saat rumah itu tidak lagi kuat untuk melindungi penghuninya.

Tidak ada yang lebih baik.

Tidak ada yang bisa melepaskan mereka dari tempat ini.

Di balik sikap tegarnya, Victor terluka sendirian.

"Lerajee, we gaan!"

Pembicaraan mereka selesai. Lerajee menghampiri Victor. Meninggalkan kediaman mewah D'aureville.

"Apa yang kau bicarakan dengan meneer Thomas?"

"Pembatalan pertunangan."

"Beliau menyetujuinya?" tanya Lerajee.

"Tidak."

Lerajee menghentikan langkahnya. Victor pun menyadari bahwa di sampingnya, Lerajee tidak lagi melanjutkan langkah. Hingga mereka tampak berjarak. Ada Lerajee yang tengah menatapnya kali ini. Mereka saling berhadapan.

Tidak ada waktu. Victor tidak memiliki waktu selain memuaskan anak kecil yang tengah memberontak dalam dirinya saat ini. Victor ingin lepas tanpa terbelenggu. Ingin ia kembali ke masa bahagia, saat semua belum berubah.

Victor mulai menyayangkan sesuatu.

Seandainya, hanya ada dia, ayahnya dan gundik yang begitu dicintai sang ayah. Apakah ia masih bisa bermanja dan merasakan hangatnya keluarga?

LerajeeWhere stories live. Discover now