kehidupan kedua: bagian tiga 🌻

43 16 0
                                    

Matahari datang, sinarnya menyinari wajah yang begitu damai layaknya manusia yang tidak memiliki masalah. Seakan dunia tahu apa maksud dari datang nya dirinya. Matanya yang tadinya terpejam terpaksa harus membuka matanya untuk memulai aktivitas biasanya yang ia lakukan.

Gadis bermata kucing itu bersiap-siap akan pergi ke sekolah seperti biasanya. Sudah 6 hari ia menempati raga Vanessa, walau pun begitu ia belum terbiasa akan aktivitas sang pemilik tubuh. Ketika selesai merapikan baju barulah ia keluar dari kamarnya untuk sarapan dan berpamitan kepada sang ibunda Vanessa.

"selamat pagi ibu" sapa Haerin tersenyum lembut ke arah wanita yang sudah ia anggap ibu.

wanita yang memiliki mata sipit layaknya kucing menoleh ke arah sumber suara. Ternyata anak gadis nya menyapa dirinya. Hati nya hangat melihat senyuman baru milik Vanessa, ia pun lantas membalas senyuman anaknya. Wanita itu mirip dengan Vanessa namanya kang Lusi, dari matanya yang seperti kucing bisa di tebak bahwa Vanessa adalah anak seorang wanita penjual roti yaitu Lusi.

"pagi juga gadis ku, ayo duduk ibu membuat kan dirimu makanan spesial" Lusi membawa nampan berisi makanan.

Haerin dengan girang segera duduk di meja makan "apa itu ibu? aku penasaran!"

Lusi terkekeh akan tingkah laku sang anak. Ia kemudian meletakkan makanan di dekat Haerin agar ia bisa meraih nya dengan mudah.

Mata Haerin berbinar "wah ini daging bakar! sepertinya enak!"

Lusi mengambil piring Haerin lalu ia isi dengan nasi putih. Setelah itu ia letakkan di hadapan Haerin. Haerin mengambil daging bakar itu, dia cicipi seakan dirinya seorang master chef.

Senyuman nya mengembang "enak sekali ibu aku suka sekali!" pujinya dengan lantang, Lusi terkekeh kecil lantas ia ikut makan bersama dengan sang anak.

Sesampainya Haerin di sekolah ia langsung menghempaskan bokong nya pada kursi. Di sebelah kiri nya terdapat seorang gadis berambut pendek yang sibuk dengan ponselnya. Seolah-olah hanya ada dia dan ponselnya saja di dunia ini.

Haerin berinisiatif menyapanya "hai, bagaimana hari mu?".

gadis itu tersadar celingak-celinguk bingung, lantas menunjuk dirinya sendiri "apakah kau sedang menyapa ku?" .

Haerin mengangguk lucu sambil tersenyum .

gadis itu membalas "baik, sudah enam hari ini kau menanyakan kondisi ku? sikap mu berubah drastis ya, seingat ku kau itu pendiam dan jarang tersenyum".

Haerin tersenyum kecut "ya bagaimana lagi, aku mau mengubah sikap ku itu".

Seingat Haerin namanya adalah Daisy Kim seorang siswa yang memiliki darah campuran Jepang, Australia dan Korea itu . Lagi pula ia juga bertanya tentang Daisy pada sahabat nya — Danielle.

"Daisy boleh aku berteman dengan mu?" tanya Haerin seraya menatap nya berharap.

Daisy mengangguk "boleh itu, semoga kau betah dengan diriku yang aneh ini, hahahah" .

Haerin juga tertawa. Setelah itu datanglah Danielle dengan wajah lesunya. Lantas ia duduk di bangku nya sendiri di sebelah kanan nya Haerin. Kemudian Haerin berinisiatif bertanya apa yang terjadi dengannya.

"apa kau baik-baik saja Danielle?" tanya nya seraya duduk di bangkunya.

Danielle mengalihkan perhatian ke arah Haerin kemudian membalas " tidak sama sekali" .

"apa yang terjadi?" tanya Haerin kembali.

"ah itu aku tidak bisa menemani mu, dan aku khawatir dengan mu" Danielle menghela napas yang panjang

seven life, seven fates in another worldWhere stories live. Discover now