Kehidupan ketiga: Bagian empat🌿

34 14 0
                                    

Langit berwarna biru dengan segumpal awan-awan putih menghiasi. Pagi ini Haerin memutuskan untuk pergi ke toko buku sendirian, karena Haerin meminta kepada bodyguard—nya untuk tinggal di mobil cukup mengawasi nya saja dari kaca mobil.

Dia mencari sebuah buku geologi, tanpa ia tahu ia tak sengaja berpapasan dengan Hanni temannya.

"Hai Hanni senang bertemu dengan mu." sapa Haerin dengan tersenyum simpul.

Hanni menoleh ke arah Haerin dengan tatapan tajam yang seakan-akan menusuk. Dia berdecak dan menarik sudut bibirnya.

"Oh? hai." Hanni langsung melenggang. Tapi dengan cepat Haerin mencekal pergelangan tangan Hanni.

"Apa aku ada membuat kesalahan?" tanya Haerin sadar akan tingkah Hanni.

"Ada, sangat besar termasuk aku melihat wajah menyebalkan mu." jawabnya santai seraya memainkan rambutnya.

"Kenapa kamu membenci ku?" tanya Haerin kembali masih belum mengerti.

Hanni tak menjawab ia langsung saja pergi ke kasir dan pergi begitu saja. Kejadian itu membuat Haerin merasa bersalah. Ia mencoba berpikir apakah ia membuat kesalahan besar sehingga Hanni untuk membencinya? oh benar dia baru mengingat jika Hanni adalah korban perundungan nya . Tapi tempo hari yang lalu ia sudah meminta maaf pada Hanni bahkan sampai ia menangis dan Hanni menerima permintaan maafnya. Kenapa Hanni bertingkah seperti itu? sudahlah ia harus membayar buku nya terlebih dahulu.

Setelah pulang dari toko buku, Haerin memutuskan untuk belajar di ruang tamu. Di rumah nya hanya ada dia dan para pelayan saja. Kazuha dan kedua orang tuanya sedang sibuk. Haerin sangat kesal Kenapa ia harus menempati di raga Hirika, dia jadi mengingat kehidupan pertama yang sangat sengsara. Walaupun uang terus mengalir tapi kasih sayang orang tuanya tidak ia dapatkan. Bahkan semenjak ia menempati raga ini orang tuanya hanya dua kali pulang.

Haerin terlihat tekun dalam belajar bahkan ia juga belajar huruf kanji Jepang. Pelayan pribadinya melihat perubahan pada Hirika merasa senang.

Pelayan pribadinya berinisiatif bertanya "Nona Hirika, butuh sesuatu? seperti minuman dan cemilan?" tanyanya dengan sopan.

"Boleh, minumannya teh hangat saja dan cemilan nya terserah yang penting ada." jawabnya. Setelah itu pelayan itu pergi.

Tiba-tiba seorang pelayan laki-laki datang sembari menundukkan kepalanya "Nona ada yang ingin menemui anda."

Haerin memicingkan matanya "Siapa?" tanyanya.

"Kalau tidak salah namanya Karina, nona." jawab pelayan tersebut.

Haerin termenung sejenak. Kenapa malaikat maut datang ke rumahnya? pasti ada hal penting hingga membuat nya harus menginjakkan kakinya di rumahnya.

"Suruh dia masuk." perintah Haerin. Pelayan itu mengangguk lantas pergi.

Pelayan pribadinya datang sembari membawa nampan berisi minuman teh dan cemilan coklat.

"Ini nona, selamat di nikmati." pelayan tersebut menaruh nampan di samping Haerin.

"Terimakasih, ngomong-ngomong satu lagi secangkir teh soalnya ada tamu datang ke sini."

Pelayan pribadinya mengangguk lantas pergi. Tak lama kemudian seorang pelayan tadi datang bersama malaikat maut atau Karina datang. Haerin berdiri dan membungkukkan badan nya. Haerin menyuruh pelayan itu pergi,  sekarang hanya ada mereka berdua di sini. Tak lupa Haerin mempersilakan Karina duduk di sofa dan menawarkan teh nya kebetulan tadi pelayan pribadinya datang dan menaruh ke hadapan Haerin karena teh milik nya sudah ia berikan ke Karina.

"Jadi, apa yang membuat anda kesini nona Karina?" tanya Haerin membuka percakapan.

Karina menyesap teh nya lalu ia taruh kembali ke tempat nya "Pertanyaan bagus nona Nakamura, eh? nona Kang."

"Tidak perlu basa-basi langsung ke topik." ujar Haerin malas.

"Jadi begini saya membawa kan berita buruk untuk anda." Karina kembali menyesap tehnya.

"Berita buruk seperti apa?" tanya Haerin sedikit khawatir.

"Akan ada bahaya yang menunggu anda, dan bahaya itu bisa membuat anda tiada. Mungkin teman terdekat mu akan melakukan hal buruk itu kepada mu?"

"Bisa spoiler?" Haerin tersenyum konyol.

"Anda pikir ini sebuah film atau comeback idol?" Karina memutar bola matanya malas menanggapi pertanyaan konyol tersebut.

"Tapi anda harus hati hati pokoknya. Anda hanya di berikan tujuh kesempatan hidup oleh tuhan dan sekarang tinggal empat kesempatan, anda harus mencegah kematian tragis pemilik tubuh yang anda pakai." peringat Karina sedikit merendahkan nada bicaranya takut terdengar.

🌿

Bahaya seperti apa ya?

kematian tragis?
pengkhianatan?

seven life, seven fates in another worldWhere stories live. Discover now