Kehidupan ketiga bagian tujuh: Final of 3 life

18 9 1
                                    

Haerin tengah menunggu jemputan untuk menjemput nya. Sembari menunggu Haerin bermain ponsel di pinggir jalan. Angin menerpa wajahnya begitu lembut, Haerin merasakan wajah nya menjadi dingin.

"Hati-hati,"

Tiba-tiba terdengar suara bisikan yang lewat. Membuat Haerin bergidik. Tapi ia seperti pernah mendengar suara tersebut namun, ia lupa dimana ia pernah mendengarnya.

"Mungkin cuma perasaan ku aja deh," monolog nya lantas kembali bermain ponsel nya.

Tak di sangka sebuah mobil hitam berhenti di depan Haerin. Haerin acuh, masih tetap bermain dengan ponselnya. Pintu mobil tersebut terbuka, terdapat pria berbadan besar berpakaian hitam dan tertutup. Salah satu temannya pun ikut turun dari mobil. Haerin melihat itu lantas berpikir negatif. Ia pergi dari tempat nya namun, pria itu itu malah menghadang Haerin. Haerin ketakutan, ia memasukkan ponselnya ke kantong seragamnya.

"Apa-apaan kalian!?"

Pria itu hanya diam dan langsung berjalan ke arah Haerin. Haerin ingin berlari ke arah belakang nya namun sialnya mulutnya di bekap dengan kain oleh teman pria itu.

Haerin merasa pusing akibat menghirup sesuatu dari kain tersebut. Netra nya mulai memburam dan gelap menjemput.





•🥀•

Gadis itu membuka matanya dengan lambat, silauan  cahaya membuatnya menyipitkan matanya. Kepalanya sangat pusing. Saat hendak ingin memegang kepalanya, ia baru menyadari bahwa tangannya terikat. Haerin lantas melihat tangan dan kakinya terikat ia panik dan menggerakkan badannya, walaupun itu tidak akan berhasil.

"LEPASKAN AKU!!" teriak Haerin panik.

Haerin berada di ruang gelap dengan satu lampu tepat di atasnya, yang hanya menyinari nya saja. samar-samar ia melihat sebuah pintu di depan nya terbuka. Tiga orang masuk, dua orang itu memiliki badan yang sangat besar sedangkan satu orang yang berjalan di tengah-tengah nya memiliki badan yang lebih kecil dari pada dua orang itu. Dua orang itu berhenti berjalan, satu yang memimpin itu terus berjalan sampai sinar lampu itu menyinari seluruh badannya hingga memperlihatkan wajahnya. Ternyata seorang gadis yang amat sangat kenal. Hanni Pham.

"Hanni? Apa yang kamu lakukan dengan diriku?!"

Hanni hanya terdiam, ia tersenyum miring dan memiringkan kepalanya. Wajahnya terlihat mengejek. Lantas ia mencondongkan tubuhnya ke arah Haerin dengan tangannya ke arah belakang.

"Apa yang kamu mau? Kamu juga sudah memaafkan ku atas perbuatan ku dulu, kan?"

Hanni hanya menggeleng kan kepalanya "Kamu benar-benar bodoh, Nakamura bodoh Hirika. Aku, Rei, dan Mira itu hanya akting, kamu tau kan akting? Tentu tau dong, lihatlah wajah mu Hirika."

Haerin hanya diam mendengarnya, setelah nya meneteskan air matanya sedih mendengarnya.

"Jadi apa alasan mu, Hanni? Melakukan ini semua? Atau karena suruhan ayah mu?" tanya Haerin bertubi-tubi.

"Alasan ku? Because I hate you and ayah ku juga menyuruh ku untuk mendekati mu. Ternyata saat awal-awal aku hendak mendekati mu, kau merundung ku.

Saat itu aku sudah tidak tahan, namun aku masih sabar. Hingga pada hari dimana kau masuk sekolah dengan sikap aneh hingga satu kelas tak percaya sikap mu berubah.

Hingga Riki pun tak percaya, kau ingin mencari perhatian, ya? bedebah sialan berani-berani nya kau merebut nya dari ku. Hingga beberapa hari kemudian, kau duduk di kantin bersama ku. Aku terlihat ketakutan kan? That's fake, bitch haha just acting."

Mendengar penjelasan Hanni, hati Haerin sakit. Jadi ini bahaya yang di maksud oleh Karina. Dia tak menduga, teman yang menusuk dari belakang. Tapi sekarang bukan teman nya lagi melainkan musuh.

"Jadi apa kata-kata terakhir mu sebelum anak buah ku membunuh mu?"

Tiba-tiba raut Haerin yang tadinya sedih berubah menjadi senyuman yang lebar terlihat mengerikan. Ia mendongakkan kepalanya untuk melihat wajah Hanni. Kemudian melihat ke arah dua anak buah Hanni. Haerin tertawa keras, hingga membuat Hanni mengernyitkan keningnya heran. Biasanya orang yang mendengar dirinya akan segera menemui ajalnya akan ketakutan. Lah ini, malah terlihat senang.

"Kata-kata terakhir, ya? Baiklah, aku akan menjelaskan pada mu rahasia terbesar ku sebelum aku tiada,"

"Kau tahu, kenapa saat itu aku berubah sikap? Tentu pasti kau tidak tahu, hahaha. Karena aku memang bukan Nakamura Hirika." suatu rahasia  Haerin yang sudah ia simpan baik-baik kini ia ungkap kan.

Hanni tak percaya "M-maksud mu? Kau bukan Hirika?"

"Tentu saja bodoh, tidak mungkin Hirika yang kau kenal itu berubah drastis. Dari cara ia berbicara, berpakaian, bersikap dan bahkan cara berjalan nya." Haerin menatap remeh Hanni dengan senyuman miring di wajahnya yang masih bertahan sedari tadi ia menjelaskan.

"Sudah lah jangan bertele-tele, lalu kau ini siapa? Bagaimana bisa semirip itu?"

"Aku? Nama ku Kang Haerin itu nama asliku. Bagaimana aku bisa semirip itu ? Karena aku di berikan kesempatan hidup oleh Tuhan. kehidupan pertama sebagai Haerin, kehidupan kedua sebagai Vanessa dan yang ketiga sebagai anak konglomerat Nakamura Hirika.

Bahkan jika kau membunuh ku, aku akan tetap hidup di raga baru kemungkinan dengan nama baru lagi. Tak percaya? Ya sudah silakan bunuh saja aku, aku tak akan keberatan."

Hanni masih mencerna semua apa yang di jelaskan Haerin. Haerin yang melihat Hanni kebingungan tertawa keras. Bahkan sekarang Haerin terlihat seperti psikopat.

"CEPAT BUNUH AKU! HANNI PHAM !! KENAPA RAGU?!!"

Teriakan Haerin yang menggelegar seisi ruangan menginterupsi. Hanni diam saja masih bergeming, tiba-tiba ia tertawa.

"Aku tak percaya, pasti kau hanya bohong," sangkal Hanni lantas menyuruh salah satu anak buahnya mengambil kan pistol berwarna hitam.

"Terserah aku tak peduli, semoga kehidupan ku selanjutnya tidak berada di Jepang apalagi bertemu dengan sampah seperti mu,"

Hanni marah menggertak kan giginya akibat Haerin mengatai dirinya 'sampah'.

"Sepertinya biar aku saja yang membunuh mu, good bye to world stupid,"


DOR!


Tembakan itu tepat mengenai kepala Haerin, Haerin membelalakkan matanya. Ia tiada dengan mata melotot. Kepalanya hancur, darah bercucuran hingga muncrat mengenai Hanni.


seven life, seven fates in another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang