Kehidupan ketiga: bagian satu🌿

33 18 2
                                    

Dengan perlahan-lahan mata nya terbuka sebab sebuah sinar yang begitu menyilaukan terkena wajah cantik seorang gadis yang tengah terpejam. Pandangan nya buram kepalanya sakit. Dirinya mencoba untuk duduk, ia bangkit dengan perlahan-lahan.

Suara ketukan berasal dari pintu membuat gadis itu kaget. Pintu itu terbuka memperlihatkan seorang gadis yang cantik terkesan anggun memakai kaos oblong berwarna hitam dengan celana yang senada. netra jelaganya menatap gadis yang tengah terduduk di atas ranjang.

Gadis itu tersenyum "wah sudah bangun juga, untung belum aku guyur, sudahlah mandi sana setelah itu turun ke bawah papa dan mama sedang menunggu".

Setelah mengucapkan kalimat tersebut gadis berkaos oblong itu melenggang pergi tak lupa menutup pintunya. Membuat gadis yang tengah terduduk di atas ranjang kebingungan.

"papa? mama?" gumamnya heran.

Lantas gadis itu menyadari sesuatu, hingga matanya membulat sempurna. Bukankah dirinya sudah tiada terbunuh oleh ibunya? dan ia di tusuk oleh pisau yang tajam tersebut? ini aneh.

"apa jangan-jangan tuhan memberikan aku kesempatan lagi untuk hidup?" tanyanya sambil memandang langit-langit kamar.

"sepertinya iya, terimakasih tuhan , Haerin tidak akan menyia-nyiakan kesempatan ini" tanpa sadar bibir melengkung tersenyum.

"sudahlah aku mandi dulu"

Lantas ia beranjak menuju kamar mandi . Setelah mandi ia menuju ke sebuah lemari besar yang begitu mewah. ia membuka lemari itu menatap baju miliknya, di dalam lemari hanya ada gaun. Tidak ada kaos atau apapun yang mirip dengan itu. Ia pikir pemilik tubuh ini sepertinya sangat feminim. ia memilih gaun yang panjang lantas ia pakai.

Selesai berkutik dengan sisir nya ia keluar dari kamarnya, turun kebawah melewati tangga. Ia sedikit bingung, rumah ini begitu besar dan bahkan dekorasi rumah ini serta barang-barang di dalam rumah begitu mahal terlihat dari penampilan tersebut.

"ya ampun lama sekali Hirika! ayo cepat" tanpa di sadari tangan Haerin di tarik oleh seorang gadis yang tadinya masuk ke dalam kamar sang pemilik tubuh. Entah dari mana gadis itu datang Haerin pun tidak tahu.

Dia di tarik sampai ke sebuah meja besar yang di sana terdapat wanita paruh baya dan pria paruh baya yang di Haerin yakini bahwa itu ada lah 'mama papa'.

"lihat ini ma, Hirika tidurnya seperti orang mati saja " omel gadis itu lantas duduk di ikuti oleh Haerin duduk di samping nya.

"heh mulut kamu" tegur wanita paruh baya itu.

"sudah lah sekarang Hirika sudah ada disini, maka ayo mulai acara makanya" pungkas seorang pria paruh baya tersebut.


••••

Setelah makan bersama, Haerin duduk di sofa ruang tamu, tengah melamun dan di temani oleh seorang pelayan khusus untuk nya. Ia masih bingung kenapa ia masih hidup? ini seperti di sebuah mimpi saja, berusaha menyakinkan dirinya bahwa ia sedang bermimpi. Dia menampar dirinya sedikit keras. Membuat pelayan yang ada di samping nya terkejut buru-buru ia menahan tangan Haerin yang masih hendak menampar pipi nya lagi.

"nona hentikan! jangan berusaha menyakiti diri anda" ucap pelayan itu dengan cemas.

Haerin yang merasakan sakit dari pipinya pun meringis. Lantas menoleh ke arah pelayan tersebut.

"terimakasih" tanpa sadar Haerin berucap kata-kata itu.

Pelayan itu bingung dengan sikap Hirika yang aneh hari ini.

"bukan untuk mencampuri urusan anda. Tapi, apa anda masalah di sekolah?" tanya pelayan perempuan itu.

Haerin menggeleng, ia masih melamun kembali. Terbesit lah dipikirannya untuk berkeliling di rumah besar ini.

"ayo temani aku berkeliling"




•••

Kini Haerin tengah duduk di taman khusus milik keluarga nya. Cuaca begitu dingin, hingga ia merasakan kedinginan, yang sial nya Haerin memakai gaun berlengan pendek. Masih di temani oleh pelayan tadi, ia berdiri di samping Haerin sekali-kali melirik ke arah nya.

"em, maaf sebenarnya nama ku siapa?" tanya Haerin tiba-tiba membuat pelayan mengernyit heran.

"ya tentu saja anda ini Nakamura Hirika, nona tidak ingat?" jawabnya bingung membuat Haerin gelagapan tidak tahu harus menjawab apa.

"haha, kau kena prank" Haerin berbohong, ia pura-pura bahwa dirinya hanya menipu sang pelayan.

Pelayan itu tertawa canggung, sungguh Haerin tahu itu "ah,nona ini aku kira anda lupa"

"baiklah, hari ini hari apa ?" tanya nya kembali

"Minggu nona"

"apa aku besok sekolah?"

"iya pasti nona"

Haerin mengangguk paham, ternyata di kehidupan ketiganya dia masih anak sekolahan. Tiba-tiba seorang gadis yang ia temui di meja dan di kamarnya datang, sambil tersenyum.

"Hirika! kakak hari ini akan mengajakmu ke mall!" seru gadis itu membuat Haerin tanpa sadar terjengit bahkan sambil memegang dadanya.

"oke" balasnya

"sekarang siap-siap!" titahnya, membuat Haerin harus segera beranjak pergi.














Bab terpendek, soalnya aku ngetik ini jam 1:20 wah, malam banget, tiba-tiba aja otakku lancar seperti rucika .

ouh ya untuk visual di bab selanjutnya saja aku belum nyari visual pas buat 'mama','papa',dan 'pelayan khusus Hirika'

kalau untuk cewek yang pakai baju oblong itu udah aku pikirkan jauh-jauh hari. Ngomong-ngomong temanya kali ini berada di Jepang.

kalian tahu lah cewek baju oblong itu kakak nya pemilik raga atau bisa di sebut Nakamura Hirika






Btw, tebak siapa kakak Haerin di kehidupan ini??

seven life, seven fates in another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang