kehidupan keempat: Bagian ketiga

14 7 0
                                    

Sekarang tulisan author Alhamdulillah sedikit lebih baik dari pada chapter sebelumnya.




Haerin dengan senyuman yang terpampang indah di wajahnya kini melangkah kan tungkainya ke sekolah Hanayu. Haerin bersama Isabel berjalan beriringan dengan cepat. Semua mata tertuju pada mereka berdua, Isabel menghempaskan rambutnya berwarna hitam itu dengan gaya. Haerin menatap Isabel dengan julid, sok gaya kata Haerin.

Mereka telah terpisah, Haerin berada di kelas 11 A sedangkan Isabel berada di kelas 12 C. Saat memasuki kelas Haerin langsung saja di serang oleh siswa-siswi di kelasnya dengan beberapa pertanyaan, layaknya seorang artis yang tengah di wawancarai oleh wartawan untuk meminta jawaban dan penjelasan.

"Hanayu lo gak pa-pa kan?"

"Hanayu masih ingat gue kan?"

"Sekarang udah baikan belum?"

"Hanayu gimana perasaan Lo setelah kecelakaan?"

"Sepertinya aku artis deh di sekolah ini, aku merasakan menjadi artis terkenal yang tengah di wawancarai." batin Haerin menopang dahi nya pusing melihat gerombolan ini.

"Gue baik-baik aja. Gue gak amnesia. gue udah baikan nah buktinya udah sekolah, nih. Perasaan gue? sakit lah." jawab Haerin seraya tersenyum ke semua orang di kelas itu.

"Udah ya? gue mau duduk." setelah itu Haerin ke arah bangkunya. Bagaimana ia bisa tahu? soalnya di bangku tersebut sudah terpampang tulisan 'bangku Hanayu yang cantik' .

"Kayaknya lingkungan baru ini menyenangkan," gumam Haerin yang tak sengaja di dengar oleh siswi di sampingnya.

•••

Haerin melangkahkan tungkainya dengan cepat. Di depan gerbang sekolah ia sudah ditunggu oleh Ryujin dan Biru. Haerin telah sampai, kemudian ia langsung membuka pintu mobil tersebut dan menutupnya kembali.

"Eh Hanayu, kita gak langsung pulang dulu kita mau ke restoran. Kamu mau ikut gak?" tanya biru masih fokus menyetir.

"Emang boleh, ya?" tanya Haerin.

"Ya boleh lah, buktinya kak Biru aja ngajak lo." balas Ryujin seraya menoleh ke arah Haerin.

"Boleh-boleh, pas banget perut aku minta diisi." Haerin mengangguk sambil memegang perut kecilnya.

Tak berselang lama mobil yang mereka kendarai telah berhenti tepat di depan restoran berwarna merah. Mereka bertiga turun dari mobil, lantas memasuki restoran tersebut dan duduk di meja yang kosong.

"Mau pesen apa?" tanya Biru memandang Ryujin di sampingnya dan Hanayu di depan nya.

"Samain aja," jawab Ryujin dan Haerin serempak.

"oke." kemudian Biru pergi.

Hanya ada mereka berdua, Ryujin mengetuk-ngetuk meja. Sedangkan Haerin menopang dagunya dengan tangannya sebagai landasan.

"Kak Biru mirip banget orang Korea, ya kak?" Haerin lantas melirik Ryujin.

"Kemarin-kemarin kamu bilang mirip orang Jepang sekarang malah Korea. Tapi iya juga sih." Ryujin mengangguk menyetujui perkataan Haerin

•••

Setelah pulang dari restoran bersama Ryujin dan Biru, Haerin mengganti bajunya dan memutuskan untuk keluar rumah seraya berjalan-jalan.

Haerin sibuk menyelusuri komplek tempat tinggal dirinya . Komplek itu begitu luas, sehingga membuat Haerin merasa penasaran dengan beberapa jalan dan beberapa rumah-rumah yang unik

Haerin melihat sebuah rumah panggung berwarna Hijau, di sana ada seorang gadis seusia dengan Haerin baru saja keluar dari rumah tersebut. Gadis itu tak sengaja menoleh ke arah Haerin, sekarang netra mereka saling bertemu. Gadis itu menundukkan kepalanya dan tersenyum ke arah Haerin. Haerin juga membalas hal yang sama.

Haerin kemudian melanjutkan perjalanannya. Dia melihat sebuah minimarket, ia memutuskan membeli sesuatu ke dalam sana.

Ia memilih membeli Yogurt, ia kemudian berjalan ke arah kasir untuk membayarnya. Haerin duduk di depan minimarket seraya meminum Yogurt tersebut.

Tapi netranya tak sengaja melihat seseorang berpakaian serba hitam hingga topi dan maskernya. Bentuk posturnya begitu familiar bagi Haerin tapi ia mencoba mengingat-ingat siapa orang tersebut, orang  itu tengah memerhatikan dirinya sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku.

"Kenapa orang itu sangat aneh? Aku takut banget jadinya," risaunya seraya mengambil ponsel miliknya yang ada di dalam saku celananya.

Haerin segera menghubungi Ryujin ataupun Isabel. Namun mereka tak mengangkat telfon dari dirinya. Tiba-tiba orang itu berjalan ke arah nya. Dengan panik Haerin beranjak dari tempat duduknya dan meninggalkan Yogurt yang masih belum habis. Ia berlari dan orang itu juga mengejarnya.

Haerin berlari, tak sadar jika ada batu di depan hingga mendadak ia terjerembap, kakinya terasa sakit alias kakinya terkilir di bagian kiri. Orang itu semakin dekat dengan dirinya, Haerin ketakutan sangat takut. Siapa sebenarnya orang di balik masker itu? Apa yang dia mau dari Hannayu atau Haerin ini?

seven life, seven fates in another worldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang