Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
• • •
Freddy diam sebentar lalu setuju. Reana mengundang Freddy untuk makan malam dirumahnya. Freddy dan Reana sama-sama terkejut lagi saat tau mereka tinggal di komplek perumahan yang sama, Cijantung. Lalu Freddy setuju untuk datang ke rumah Reana selepas jam kerja. "Sekitar jam 7 saya sampai disitu", ucap Freddy.
Reana setuju. Selelah telepon dimatikan, Reana buru-buru melanjutkan berbelanja dan pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, gadis itu langsung mulai memasak makan malam sambil sesekali beberes rumahnya.
Ia menata peralatan makan di mejanya. Setelahnya ia menyempatkan diri untuk memeriksa penampilannya. Rambutnya sudah kering. Disisirnya hingga rapi. Lalu dia mengganti pakaiannya dengan atasan kaos dan celana pendek selutut.
Jam 7 lebih, Reana dikabari oleh Freddy. "Saya sudah di depan."
Reana berdiri dan berjalan ke arah luar. Dia mendapati mobil Freddy di depan pagar rumahnya. Sepertinya Freddy langsung menuju rumah Reana dari rumah dinas. Karena Freddy masih mengenakan baju yang sama seperti tadi siang. Raut wajahnya nampak lelah, tapi pria itu masih segar.
Reana membukakan pintu dan mempersilahkan Freddy masuk. Freddy tersenyum dan mengikuti Reana dari belakang. Baru kali ini Freddy main ke rumah komandannya. Rumah itu sangat luas. Dari arah pagar ke pintu utama cukup berjarak jauh.
Dipisahkan oleh taman yang luas. Begitu masuk ke dalam, Freddy bisa melihat ruang tamu yang sepertinya dipakai sang komandan untuk menerima tamu. Ruangan itu tidak terlalu besar, hanya berisi beberapa kursi dan meja.
Lalu ia berjalan masuk melewati sebuah lemari besar yang memisahkan ruang tamu dan ruang keluarga. Dari ruang keluarga itulah Freddy bisa melihat seluruh sudut rumah. Mulai dari dapur, ruang makan dan taman belakang.
Rumah Reana dipenuhi dengan banyak foto. Mulai dari foto sang komandan, foto keluarga, foto-foto anaknya saat masih kecil, hingga cucu-cucu. Yang mendominasi adalah sebuah lukisan Mayjen Thomas.Terpampang di ruang keluarga. Freddy terharu mengingat sang komandan.
Reana mempersilahkan Freddy untuk duduk sementara ia mempersiapkan makanan dari dapur. Saat duduk. Freddy memperhatikan Reana yang sibuk di dapur. Freddy tersenyum dalam hati. Pemandangan yang cukup dirindukannya.
• • •
Dulu saat dia masih menikah, awal-awal hubungannya dengan sang mantan istri masih amat sangat baik. Setiap Freddy pulang kerja, sang istri selalu sudah menyiapkan makan malam untuknya. Sang istri juga rajin membawakannya bekal.
Tapi entah sejak kapan semua berubah. Istrinya tidak lagi mempersiapkan makan malam ataupun bekal. Freddy kerap mendapati rumahnya dalam keadaan kosong. Istrinya entah kemana.
Tapi Freddy juga tidak sepenuhnya menyalahkan mantan istrinya. Saat mereka menikah, Freddy sedang sibuk-sibuknya sebagai asisten ajudan pribadi presiden. Tak jarang ia harus menginap di istana negara beberapa kali dalam seminggu.
Tapi selalu disempatkannya untuk pulang menemui sang istri di sela-sela kesibukan. Freddy menyangka bahwa karena sang istri juga seorang pebisnis yang sibuk, mereka bisa saling memahami satu sama lain.
Sang mantan istri sendiri sering keluar kota mengurus usahanya. Terkadang Freddy pulang ke rumah saat sang istri masih di tempat usahanya. Freddy tidak pernah protes. Ia bisa menerima bahwa mereka berdua sama-sama sibuknya.
Tapi rupanya tidak dengan sang istri. Istrinya mulai banyak menuntut. Menuntut Freddy untuk pulang setiap malam. Kalau dirinya tidak bisa pulang, istrinya akan pergi ke rumah kedua orangtuanya. Meninggalkan rumah dalam keadaan kosong.
Lama kelamaan istrinya memilih untuk tidak pulang.
Lalu suatu malam, puncaknya adalah ketika Freddy lolos untuk mengikuti pendidikan di Amerika Serikat. Itu pukulan terakhir buat hubungan mereka berdua. Sang istri sudah tidak bisa lagi melanjutkan hubungan yang hanya bertahan beberapa bulan ini.
Dengan dingin sang istri meminta Freddy memilih untuk terakhir kalinya. Dirinya atau pendidikan.
Freddy terdiam. Jelas dalam hatinya ia akan memilih pendidikan. Ini adalah salah satu kesempatan yang belum tentu didapat semua orang. Tapi kalau ia memilih pendidikan, apa artinya ia tidak berhasil mempertahankan rumah tangganya yang baru seumur jagung?
Diamnya Freddy seolah memberi jawaban yang tegas ke sang istri.
Mantan istrinya hanya diam lalu masuk ke kamar. Membereskan sisa barang yang ada, lalu keluar dari rumah. Sebelumnya, gadis itu sudah mengingatkan Freddy.
"Semua akan aku urus mas. Kamu nggak perlu repot-repot."
Freddy tidak bergerak. Ia hanya duduk di ruang tamu. Selepas kepergian sang istri, dia masih diam. Pikirannya kemana-mana. Lalu Freddy menelpon sang ibu. Dia menceritakan apa yang baru saja terjadi.
Tak lama, Freddy diam. Dia menangis. Dia meminta maaf ke sang ibu karena tidak bisa mempertahankan rumah tangganya. Sang ibu hanya diam mendengar isak tangis putranya itu.
Beberapa bulan kemudian, Freddy akhirnya berangkat ke Amerika untuk pendidikan. Sebelumnya ia telah menerima surat gugatan cerai dari mantan istrinya.
"Nggak usah datang ya, biar cepat selesai.", tulis sang istri. Freddy menghela nafas. Dia akan memfokuskan semua perhatiannya ke pendidikannya.
• • •
Ingatan tentang masa lalunya itu sesekali muncul. Sejak itulah Freddy selalu berusaha berhati-hati saat berteman, terutama dengan lawan jenis. Ia seorang yang ramah, tapi karena trauma itu masih ada, dia agak berhati-hati.
Tapi dengan Reana ini, Freddy merasa tidak berdaya. Baru tadi pagi dia bertemu dengan Reana di Bandung, sorenya dia sudah ingin bertemu lagi. Freddy merasa nyaman saat bersama dengan Reana. Dia sendiri pun bingung. Mereka baru saja kenal.
Tapi entah kenapa Freddy tidak bisa melupakan sosoknya. Hingga dia nekat mengajak sang gadis untuk makan malam bersama.
..to be continued..
• • •
Kalau jadi Reana, kalian terima ajakan sang mayor untuk makan malam bersama nggak? Baru kenal sehari udah diajak dinner aja si Reana >.<

YOU ARE READING
#ReaDy for Love • Completed ✅
RomanceFreddy, seorang abdi negara yang prioritas utamanya adalah negara, kemudian bertemu dengan seorang gadis secara tidak sengaja. Ketidaksengajaan ini lalu membawa mereka ke dalam kisah yang berwarna-warni. "Jika tidak denganmu, maka tidak dengan siapa...