#ReaDy for second night at the hospital | Chapter 112

1.8K 146 12
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

• • •

Keesokan paginya, di kediaman Freddy, tante Lisa terlihat sedang memasak di dapur. Beberapa rantang makanan terlihat berada di atas meja makan.

Freddy yang turun dari kamar menggelengkan kepalanya. "Mamah, pagi-pagi masak apa..", sapanya sambil memperhatikan lautan makanan diatas meja makan.

"Buat Reana dong", sahut sang ibu.

"Banyak banget mah", balas Freddy. "Reana belum tentu mood untuk makan mah."

Tante Lisa mendengus. "Justru karena itu. Itu tugas kamu", jawab tante Lisa.

Freddy menggelengkan kepalanya.

"Oh ya, sudah tau nomor kamar ibu Aira?", tanya tante Lisa sambil melanjutkan acara memasaknya. Freddy mengangguk.

"Yaudah nanti jam 9 kita kesana ya. Mampir dulu ke rumah Reana, ambilin beberapa baju buat ganti."

Freddy mengangguk lalu duduk di meja makan, bergabung bersama sang ayah dan sarapan berdua. "Pagi pah", sapanya. Sang ayah mengangguk dan menyuruh Freddy duduk di hadapannya.

"Ibunya Reana gimana nak?", tanya sang ayah. Sambil menyesap kopi hitam.

Freddy menggeleng, menandakan dirinya juga tidak tau. "Terakhir Reana hanya mengabarkan kalau ibu sudah dipindahkan ke kamar inap."

Sang ayah mengangguk. "Semoga semua baik-baik saja ya.."

"Amin..", Freddy mengamini ucapan sang ayah. Keduanya lalu lanjut mengobrol sambil menikmati sarapan.

Sekitar pukul setengah 9, ketiganya telah siap dan bergerak menuju ke rumah Reana untuk mengambilkan beberapa baju ganti. Freddy telah menghubungi mbak Sani dan meminta izin.

Setibanya di rumah Reana, Freddy mempersilahkan sang ibu untuk mengambilkan baju Reana ditemani mbak Sani. Dirinya sendiri memilih menunggu di halaman rumah dengan sang ayah.

Freddy tersenyum, teringat masa-masa dirinya bermain di rumah sang komandan, mendiang ayah Reana. Sang ayah yang memperhatikan Freddy, ikut tersenyum. "Kenapa nak? Kok senyum-senyum?", goda sang ayah.

Freddy tertawa kecil. "Nggak pah, keinget waktu dulu suka main kesini sama teman-teman yang lain..", jelas Freddy.

Freddy lalu menceritakan masa-masa itu. Sang komandan yang baik hati sering mengajak dirinya dan teman-temannya untuk mampir ke rumah. Lalu ibu Aira akan memasak untuk semuanya yang ada.

Saat itu Reana sudah berada di Australia, sehingga Freddy tidak pernah bertemu dengan putri bontot sang komandan.

Tak lama kemudian, tante Lisa keluar ditemani mbak Sani. "Ayo nak", ajaknya. "Makasih ya mbak Sani. Mau ikut ke rumah sakit?", tawar tante Lisa.

Mbak Sani mengangguk cepat. "Kalau diizinkan saya mau ikut bu..", jawabnya. Tante Lisa mengangguk. Mbak Sani segera masuk ke dalam rumah untuk menggendong Rahma. Kelimanya langsung menuju ke rumah sakit tempat ibu Aira dirawat.

• • •

Di dalam kamar inap, Reana sudah terjaga. Dirinya hanya sempat membasuh wajahnya agar segar. Reana juga sempat mengangkat telepon kedua kakaknya yang akan segera berangkat menuju ke Indonesia.

Reana menghembuskan nafasnya. Memandang ke arah sang ibu yang masih belum sadar.

"Ibu.. Jangan dulu ya.. Reana masih butuh ibu..", gumamnya sambil menggenggam tangan ibu Aira. Air mata kembali menggenang di kedua bola mata Reana.

#ReaDy for Love • Completed ✅Where stories live. Discover now