#ReaDy for third night at the hospital | Chapter 113

1.4K 128 11
                                    

Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.

• • •

Di dalam perjalanan menuju Kertanegara, Freddy terdiam. Sedikit cemas karena memikirkan ibu Aira yang masih belum juga sadar. Tapi juga agak tenang karena kakak tertua Reana yang merupakan dokter spesialis jantung akan segera datang.

Sepanjang hari itu, Freddy berusaha memfokuskan pikirannya ke pekerjaannya. Beberapa kali pria itu terlihat menghembuskan nafas berat, mengundang perhatian beberapa rekannya.

"Kakaks", panggil Rendy. Raut wajah pria itu terlihat cemas.

"Eh? Ya?", jawab Freddy.

Rendy mengerutkan keningnya dan duduk di hadapan Freddy. "Kakaks sedang memikirkan apa kah?", tanyanya.

Freddy terkesiap. Setelah beberapa saat barulah ia menggelengkan kepalanya. "Ibunya Reana masuk rumah sakit..", jelasnya. Freddy tersenyum simpul dan menatap ke arah Rendy.

Kedua bola mata Rendy membesar. "Ya ampun..", gumamnya. "Kakaks Reana baik-baik saja kah?", tanyanya lagi. Lagi-lagi suara Rendy terdengar cemas.

Freddy kembali tersenyum dan mengangguk. "Alhamdulillah.. Dari semalam di rumah sakit.."

 Keduanya lalu lanjut berbincang mengenai kondisi ibu Aira. Rendy sesekali menganggukan kepalanya, mulai memahami mengapa seharian ini Freddy terlihat sering menghela nafas.

"Kabarin saya terus ya kaks", tutup Rendy sembari beranjak berdiri. Freddy mengangguk.

Mendekati sore hari, Freddy menerima sebaris pesan dari sang ibu. Mengabarkan bahwa tante Lisa sudah membuka matanya. "Alhamdulillah kondisi ibu Aira baik-baik aja dek", tulisnya.

Freddy langsung tersenyum lega saat membacanya.

"Makasih mah infonya. Nanti Freddy langsung menuju ke rumah sakit sepulang kerja", balas Freddy. Pria itu tersenyum lebar. Freddy kemudian menelepon Reana.

"Sayang", ujar Freddy begitu teleponnya diangkat.

"Mas", jawab Reana. "Ibu sudah sadar mas..", seru Reana. Suaranya terdengar semangat.

Freddy terkekeh. "Iya dek, barusan mas dikabarin ibu.. Alhamdulillah ya..", Freddy tersenyum.

"Iya mas, alhamdulillah. Barusan mamah dan papah juga udah pulang ke rumah mas, mbak Sani dan Rahma juga", cerita Reana. Suara gadis itu terdengar lega dan bahagia.

"Nanti sepulang kerja mas kesitu ya. Mau dibawakan makanan apa sayangnya mas?", lanjut Freddy. "Padang? Sushi?".

Reana tertawa kecil. "Apa aja aku mas.."

Tanpa disadari oleh Freddy, dirinya ikut tersenyum mendengar suara Reana. Suaranya kini terdengar lebih bersemangat dibandingkan dengan kemarin.

Freddy ikut lega. Bagaimanapun juga ibu Reana kini sudah menjadi ibunya juga.

Saat tengah mengobrol santai dengan Reana, telepon genggam Freddy bergetar. Pria itu mengerutkan keningnya dan menjauhkan dari telinganya. "Panggilan masuk dari bapak..", gumamnya.

Freddy buru-buru menyudahi teleponnya dengan Reana dan segera mengangkat panggilan dari pak Prabowo.

"Siap pak, bagaimana pak?", jawab Freddy sigap. Pria itu langsung duduk dengan tegak dan mengeluarkan notes kecil dari kantung celananya.

"Fred, besok pagi-pagi kita menuju ke IKN ya", seru pak Prabowo dari seberang. "Urgent, Fred."

Deg. Freddy mengangguk. "Siap pak, saya akan atur jadwal untuk besok. Sepagi apa pak?", tanya Freddy lagi.

#ReaDy for Love • Completed ✅Where stories live. Discover now