Cerita ini hanya fiktif belaka. Jika ada kesamaan nama tokoh, tempat kejadian ataupun alur cerita, itu adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan.
• • •
Keesokan paginya, Reana dan Freddy terlihat sudah berada di Bandara Internasional Soekarno Hatta. Keduanya dikawal oleh ajudan-ajudan Freddy yang berjumlah tiga orang.
Freddy mendapatkan jatah cuti cukup lama, 12 hari lamanya. Sekaligus menghabiskan jatah cuti tahunannya yang sengaja ia simpan untuk hari ini.
Keduanya memilih untuk berlibur di Bali selama 8 hari. Dan 4 hari sisanya akan digunakan Reana untuk persiapan pindah ke Cilodong juga ke rumah Freddy yang ada di Cijantung.
Sejak sah menikah, Freddy selalu memeluk pinggang Reana setiap berjalan berdua. Sesekali ia menggenggam tangan istrinya itu.
Keduanya memilih penerbangan yang agak siang untuk menuju ke Bali.
Sepanjang berada di Bandara, banyak pasang mata yang menatap ke arah kedua pasutri baru itu. Freddy tak lagi terlalu kewalahan, karena ketiga ajudan yang mengikutinya dengan sigap membukakan jalan untuk Freddy dan Reana.
"Selamaaat pak Mayor dan bu Reanaaa", ujar beberapa pengunjung yang ada di bandara. Semua ikut bahagia dengan kabar pernikahan keduanya.
8 malam di Bali akan dihabiskan dengan menginap di dua tempat. Tempat yang pertama merupakan request dari Reana, Alila Villas di Uluwatu.
Mereka akan menginap selama 3 malam di Alila, lalu menghabiskan sisa malamnya di tempat kedua, Apurva Kempinski, sesuai permintaan Freddy.
Saat tiba di bandara I Gusti Ngurah Rai, Freddy menyampirkan tangannya di atas bahu Reana. Keduanya berjalan sambil mengenakan kacamata hitam. Freddy yang bertugas menarik sebuah koper berukuran sedang.
• • •
"Mas, kok cuman satu koper?", protes Reana saat keduanya mengemasi barang bawaan untuk honeymoon ke Bali. "Nanti bajunya kurang gimana?", tanyanya lagi sambil memperhatikan koper miliknya. Kedua tangan gadis itu berada di pinggang.
Freddy menggeleng. "Satu cukup sayang. Nanti kalau kurang kita beli di Bali", jawab pria itu sambil tersenyum santai. "Lagian sepertinya kita nggak butuh banyak baju dek....", gumamnya pelan. Disambut tatapan dari Reana dengan wajah yang merona kemerahan.
• • •
Dan sesuai keinginan Freddy, pasutri baru itu hanya membawa satu koper. Satu sisi untuk pakaian dan barang-barang Reana, satu sisi lagi untuk pakaian Freddy.
Begitu keluar dari arah pintu kedatangan, Freddy menoleh ke kiri dan kanan. Mata elangnya kemudian menemukan seorang pria berusia lanjut yang membawa sebuah kertas bertuliskan. "Freddy dan Reana - Alila Villas".
"Nah itu sayang orangnya", bisik Freddy lalu mengajak Reana menghampiri sang pria.
"Pak Made?", sapa Freddy saat berada di hadapan pak Made.
Pria bernama Made itu mengangguk sopan. "Betul, dengan pak Freddy dan bu Reana?", tanyanya, mengkonfirmasi.
Freddy mengangguk.
"Mari, ikut saya. Mobil sudah menunggu", ajak pak Made dengan logat Bali yang khas. Dengan sigap pak Made mengambil alih koper yang dibawa Freddy. Ketiganya lalu berjalan menuju ke area lobby, tempat dimana mobil menunggu.
"Selamat datang ke Bali pak Mayor dan ibu Reana", ujar Made sambil berjalan. "Saya dari Alila Villas juga mengucapkan selamat atas pernikahannya", Made tersenyum.

YOU ARE READING
#ReaDy for Love • Completed ✅
RomanceFreddy, seorang abdi negara yang prioritas utamanya adalah negara, kemudian bertemu dengan seorang gadis secara tidak sengaja. Ketidaksengajaan ini lalu membawa mereka ke dalam kisah yang berwarna-warni. "Jika tidak denganmu, maka tidak dengan siapa...