2. Al-Qur'an Penyejuk Hati

91 16 0
                                    

Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram
(Q.S. Ar-Rad. 28)
_

____
___
__

Zaira pulang dengan keadaan muram, wajahnya di tekuk.

Ia melemparkan tasnya serta sebuah kertas di tangannya ke atas ranjang.

Kehidupan memang penuh dengan kejutan. Zaira berdiri didepan cermin menatap lekat dirinya di cermin tersebut.

Allah menciptakan rasa sabar untuk manusia agar manusia bersabar namun kadang keadaan memaksa kita untuk menggunakan emosi dan meluapkan rasa itu. Bahkan sampai ada yang kalimat 'Sabar ada batasnya' itu kalimat yang salah, ketahuilah. Sabar itu tidak ada batasnya.

Kita manusia biasa tidak punya kekuatan apapun selain doa. Zaira masih terdiam, pikirannya melayang ke sebuah kisah yang sedang ramai dan kini telah menjadi syair dimana-mana. Zaira menghela nafasnya. "Betapa beruntungnya Laila yang bisa di cinta Qois dengan sangat tulusnya," monolognya.

Qois dan Laila atau lebih di kenal Laila Majnun kalimat itu di ambil karena Qois yang tergila-gila kepada Laila. Laila bukanlah gadis yang sangat cantik dan sempurna dia adalah gadis biasa namun putri seorang bangsawan. Pada suatu hari Qois hendak berjalan-jalan namun siapa sangka bahwa di tengah perjalanannya ada seseorang yang memegang daun dengan nama Laila namun siapa yang menyangka bahwa Qois akan rela menukar barangnya hanya dengan daun yang berisikan nama Laila.

Zaira mengambil kertas yang baru saja ia lempar ke atas ranjangnya. Pada kertas tersebut tertara sebuah nama Rayhan Argadwijaya dengan Athena Arelya.

Zaira menertawai dirinya sendiri, betapa bodohnya dirinya mencintai jodoh orang dan berharap lebih akan lauhul Mahfudz orang. Di lemparnya undangan tersebut lalu ia segera kekamar mandi untuk membersihkan diri.
Setelah lima belas menit Zaira kembali, ia berjalan menuju lemari pakaiannya. Di ambilnya sejadah pink miliknya dengan mukenah putih yang sudah dirinya kenakan.

"Allahuakbar."

Zaira melakukan shalat sunnah rawatib di sambung dengan shalat Ashar. Selesai shalat ia mengambil Mushaf miliknya yang tak jauh dari posisinya shalat. Ia memang terbiasa menangkan hati dan pikirannya dengan membaca kalam-kalam Allah.

Sekedar info dari Zaira obat penenang hati adalah surah Ar-Rad. Seperti yang di jelas didalam surah Ar-Rad ayat 28 yang artinya orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram.

"Sadaqollahul adzim." Zaira meletakkan kembali Mushafnya miliknya. Ia menghapus air matanya yang terus mengalir.

Hari semakin petang kumandang adzan Maghrib terdengar jelas dari masjid.

Zaira pergi ke kamar mandi untuk mencuci wajahnya yang sembam akibat menangis. Rasa trauma untuk mencintai seseorang masih menjalar di hatinya.

Kini hatinya sudah lebih baik dari sebelumnya. Kalam-kalam Allah menenangkan siapa saja yang membacanya.

Tok tok tok

Pintu kamar Zaira di ketuk sebanyak tiga kali, dengan cepat ia membukanya. "Iya, Kak?"

"Ayok ke masjid, bunda udah nungguin dari tadi di bawah."

"Iya-iya, Zaira ambil sajadah dulu," jawabannya dan bergegas mengambil sajadahnya lalu menyusul sang kakak di bawah bersama Bunda.

💮

Seperti biasa keadaan masjid Ar-Rahman selalu ramai dengan para jamaah, mereka lebih memilih shalat berjamaah di masjid dari pada di rumahnya.

Alisa, Bunda dan Zaira segera mengambil shafnya. Biasanya yang akan menjadi imam shalat di masjid adalah Ayah Zaira atau Ahmad--kakak iparnya--Suami Alisa.

Zaira menghela nafasnya, harusnya Rayhan juga akan menjadi imam shalat di masjid ini jika dia tidak membatalkan pertunangan dengan dirinya. "Astaghfirullahil adzim." Zaira segera menghapus pikiran kotor itu, yang berlalu biarlah berlalu. Ia berharap akan ada laki-laki tampan dan paham agama membimbingnya dan menghancurkan rasa trauma akan mencintai seseorang.

Lantunan ayat suci Al-Quran terdengar merdu bagi siapa saja yang mendengarnya. Masya Allah. Suara lembut dan fasehnya membuat siapa saja yang mendengarnya akan betah mendengarnya.

"Assalamualaikum warahmatullah."

"Assalamualaikum warahmatullah."

💮

Zaira hendak melangkah keluar namun langkahnya terhenti kala mendengar suara orang mengaji di depan. Ia sangat yakin, imam tadi belum pulang dan sekarang malah mengaji.

"Masya Allah. YaAllah jika seorang yang menjadi imam tadi dan yang sedang menganj ini jomblo, maka biarkan dia menjadi jodoh saya Ya Allah." batinnya. Ngawur.

Rasa penasaran akan wajahnya orang tersebut akhirnya Zaira mendekati satir yang menjadi penghalang antara makmum laki-laki dan makmum perempuan.

Zaira menyentuh kain berwarna coklat tua itu namun ketika hendak menyingkap kain itu dia merasakan ada benda dingin menyentuh pundaknya. "Ngapain?"

"Aaaa."

Alisa menutup telinganya kala mendengar teriakkan adiknya yang mirip sangkakala itu beruntung kondisi masjid tidak terlalu ramai jadi mereka tidak menjadi sorotan publik. Memalukan sekali.

"Kamu ngapain teriak-teriak, hah? belom waktunya sahur nanti kalo udah waktunya sahur kamu teriak-teriak aja sepuasmu, malu-maluin aja. Untung sepi," omel Alisa.

Zaira menunduk, menyesali perbuatannya. "Maafkan, Zaira pikir kakak jin masjid tadi."

Alisa ternganga mendengar jawaban adiknya yang sungguh di luar nalar itu. "Kamu?" Alisa menunjuk kesal adiknya. Ya Allah, cobaan apa lagi ini. Alisa menarik nafasnya lalu menghempaskannya kasar ia harus bisa sabar walau kesabarannya setipis tisu di bagi seribu.

"Ayok pulang." Finalnya.

Alisa langsung menarik tangan sang adik untuk ikut bersamanya. Berlama-lama di sini akan membuatnya naik pitam belum lagi ia mereka bisa di tinggal oleh Ayah, Bunda dan suami tercintanya jika ia berlama-lama meladeni adiknya ini.

"E ehh, tapi kak--" Zaira akhirnya pasrah saja. Gagal sudah mengetahui pemilik suara emas di balik tirai itu siapa.

Perjalanan pulang terasa sangat aneh. Bukan apa, biasanya Zaira yang akan menjadi burung Beo yang akan selalu berkicau setiap waktu namun kali ini tidak, ada apa dengan anak ini?

Bunda dan yang lain saling pandang. Bunda memberikan kode kepada Alisa dengan maksud bertanya ada apa dengan adiknya Alisa yang peka hanya menjawab dengan gelengan kepala pertanda bahwa dia juga tidak tau.

.

Jangan lupa shalat.
Bacanya skip dulu ibadah dulu_

Anak baik, anak Sholihah:)

Sajadah Cinta | On GoingWhere stories live. Discover now